THE BELOVED ONE

CAHAYA DI GARIS DEPAN



CAHAYA DI GARIS DEPAN

0Chello menatap langit jingga yang memerah menyeruak di sela-sela langit yang putih berkabut.     
0

Dengan bersandar di sebuah dinding yang hampir hancur, Chello mengusap wajahnya yang kotor bercampur debu jalanan.     

"Chello!" panggil Rangga datang berlari menghampiri Chello.     

"Ada apa Ngga? kenapa kamu berlari seperti itu?" tanya Chello dengan tatapan serius bangun dari duduknya.     

"Armand terluka, melindungi Jessi. Sekarang mereka ada di sebelah Utara tempat persembunyian di area musuh." ucap Rangga seraya membetulkan tas ranselnya yang hampir terlepas.     

"Tapi luka Armand tidak parah kan?" tanya Chello mengambil tasnya untuk segera datang ke tempat persembunyian Armand dan Jessi. Chello harus memastikan anak buahnya tidak kenapa-kenapa.     

"Ayo Chell, aku takut Armand kenapa-kenapa." ucap Rangga dengan cepat kembali berlari di ikuti Chello pergi ke tempat persembunyian Armand.     

Tiba di tempat persembunyian Chello melihat Armand yang terbaring dalam pangkuannya Jessi.     

"Bagaimana keadaan Armand, apa dia pingsan? Jessi apa kamu sudah melakukan penghentian pendarahan?" tanya Chello seraya menekan denyut nadi Armand.     

Jessi menganggukkan kepalanya dengan cepat.     

"Syukurlah, Rangga!! bantu aku mengangkat Armand." ucap Chello mengambil tandu untuk membawa Armand.     

"Chello!! kita tidak bisa keluar dari area sini sekarang. Musuh masih melancarkan serangan. Walau kita bukan target mereka aku tidak mau nyawa Armand semakin terancam." ucap Rangga saat melihat di luar masih ada serangan dari kedua belah pihak.     

Chello terdiam sejenak, menatap wajah Armand yang terlihat pucat. Seharusnya Armand mendapatkan penanganan yang cepat.     

"Kalian tunggu di sini, kita harus mengeluarkan peluru Armand secepatnya." ucap Chello beranjak dari tempatnya dan menyelinap keluar untuk mencari arak keras, karena persediaannya di botol sudah habis.     

Dengan cuaca yang sedikit mendung, Chello menyelinap dari lorong-lorong pertokoan yang jual minuman keras.     

"Di mana aku harus mencarinya, mana mungkin mereka buka sekarang? baku tembakan masih terdengar di sana sini." gumam Chello dengan kedua matanya yang tak berhenti mencari-cari toko minuman yang berani buka.     

"Asshh!! di sana sepertinya buka. Aku harus segera ke sana." ucap Chello kemudian berlari dengan mengendap-endap dan waspada.     

Setelah menyelinap masuk ke dalam toko minuman, Chello membeli beberapa botol minuman untuk persediaan.     

Sambil membeli tiga botol minuman arak, Chello memasukkannya ke dalam tasnya kemudian keluar toko dan berlari untuk segera kembali ke tempat persembunyian Armand.     

Kening Chello berkerut saat sampai pada perbatasan ke tempat persembunyian sudah di blokade oleh tentara musuh.     

Terpaksa Chello mencari jalan memutar melewati barak-barak penampungan.     

Chello berlari cepat tanpa menghiraukan hari sudah larut malam.     

Setelah mendekati tempat persembunyiannya Chello mulai berjalan pelan sambil mengatur pernapasannya.     

Kening Chello berkerut saat melewati barak kosong, pendengarannya sedikit menegang saat mendengar suara tangis bayi.     

Segera Chello mencari-cari asal suara tangis bayi.     

Sungguh hati Chello semakin tersentak saat melihat bayi yang tergeletak begitu saja di atas tumpukan ban bekas mobil yang berserakan.     

"Kurang ajar! siapa yang membuang bayi di sini?" siapa yang tega melakukan hal seperti ini?" ucap Chello mengambil bayi itu dan menggendongnya.     

Melihat wajah bayi yang pucat segera Chello melepas jaketnya untuk membungkus tubuh mungil yang di gendongnya.     

Setelah menyelimuti bayi dengan jaketnya, segera Chello berjalan cepat melanjutkan perjalanannya ke tempat persembunyian.     

"Jessi!! Jessi!! cepat kemari! tolong rawat bayi ini, biar aku sama Rangga menolong Armand." ucap Chello seraya memberikan bayi kecil pada Jessi.     

Jessi termangu, bagaimana bisa Chello datang-datang dengan membawa seorang bayi mungil.     

"Jessi!! cepat periksa bayi itu! pastikan dia dalam keadaan sehat." ucap Chello kemudian mendekati Armand yang bersandar di dinding.     

"Armand kamu sudah sadar? kebetulan sekali kalau kamu tidak pingsan. Ini segera minum beberapa teguk agar kamu tidak terlalu sakit." ucap Chello seraya memberikan botol arak pada Armand.     

"Rangga ambilkan pisau untuk mengambil peluru yang ada di bahu Armand." ucap Chello sambil menyalakan pematik api untuk membakar pisau dari Rangga.     

Setelah membakar ujung pisau yang sudah panas terbakar, Chello menyumpal mulut Armand dengan saputangannya.     

"Kamu siap Armand?" tanya Chello menatap wajah Armand dengan serius.     

Armand menganggukkan kepalanya dengan lemah.     

"Rangga! apa kamu sudah siap dengan tugas kamu?" tanya Chello menatap serius saat Rangga bersiap-siap memegang bahu Armand jangan sampai bergerak-gerak.     

Setelah memastikan semuanya telah siap, segera Chello menjalankan tugasnya untuk mengambil peluru yang bersarang di bahu Armand.     

Sambil menahan nafas, Chello memulai tugasnya dengan menekan bahu Chello dan mengambil peluru yang terlihat begitu sangat jelas.     

"Aaakkhhh!!! Akkhhhh!!" teriak Armand dengan sekuat tenaga.     

Chello semakin menekan bahu luar Armand untuk memudahkan pengambilan peluru yang terakhir.     

"Aaakkhhh!!" teriak Armand semakin keras dengan mulut yang tersumpal saputangan.     

"Aasshh! akhirnya bisa ku ambil juga." ucap Chello sambil menyiramkan sedikit air arak pada luka Armand.     

"Aaakkhhh! Chello!!" teriak Armand dengan kuat setelah melepas saputangannya.     

"Diamlah Armand, cepat minum arak kamu." ucap Chello memberikan lagi minuman arak pada Armand.     

"Rangga cepat perban bahu Armand dengan hati-hati, aku akan melihat bayi itu." ucap Chello berdiri dari tempatnya dan menghampiri Jessi.     

"Bagaimana Jessi? apa bayi itu baik-baik saja?" tanya Chello sambil menatap dalam wajah mungil bayi yang sedang di gendong Jessi.     

"Bayi ini sangat kuat, keadaannya baik-baik saja." jawab Jessi dengan penuh perhatian memberikan sedikit demi sedikit air agar tidak kehausan.     

"Biar aku yang mengambil alih, sekarang kamu bantu Armand agar tidak demam. Malam ini kita bermalam di sini." ucap Chello menahan kepergiannya agar bayi yang di temukan merasa baik-baik saja tidak kedinginan.     

"Tapi bagaimana dengan keadaan Armand Chell?" tanya Jessi dengan tatapan tak mengerti.     

"Armand akan baik-baik saja, aku minta kamu menjaganya karena dia terlalu banyak minum." ucap Chello seraya mengusap lembut wajah bayi mungil yang sedikit bergerak-gerak dalam tidurnya.     

"Baiklah aku menjaga Armand, semoga Armand tidak kenapa-kenapa." sahut Jessi kemudian mendekati Armand yang sedikit pusing karena terlalu banyak minum air arak.     

Dengan penuh perhatian Chello menjaga bayi yang di temukannya dengan sangat baik.     

Hingga sampai pagi Chello masih tetap terjaga sambil memberikan kehangatan pada bayi itu dengan jaket tebalnya.     

"Kamu bayi siapa Nak? kenapa kamu di tinggalkan di tempat yang berbahaya. Aku yakin kamu adalah salah satu bayi dari perawat atau dokter yang ikut sebagai sukarelawan. Tapi aku tidak tahu bagaimana ibu kamu bisa hamil kalau tidak berhubungan dengan laki-laki yang entah seorang dokter, perawat atau tentara? bagaimana aku harus mencari tahu orang tuamu Nak?" tanya Chello dalam hati.     

"Seandainya aku tidak bisa menemukan orang tua kamu, aku akan pastikan kamu baik-baik saja bersamaku. Kamu sangat cantik dan kamu ada di bawah cahaya bulan di garis depan. Aku akan memberimu nama Cahaya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.