THE BELOVED ONE

LUKA DI HATI ARMAND



LUKA DI HATI ARMAND

0"Aku tidak terbiasa sarapan pagi." jawab Chello dengan tenang.     
0

"Kamu harus membiasakan diri untuk sarapan pagi Chello." ucap Jessi dengan perasaan yang tidak berubah.     

"Sudah aku bilang aku tidak terbiasa dengan sarapan pagi." ucap Chello tidak senang dengan perhatian Jessi yang terlalu berlebihan seperti pada kekasihnya.     

"Chell, bagaimana dengan bayi yang kamu temukan? apa kamu benar-benar ingin merawatnya?" tanya Armand mengalihkan pembicaraan karena Chello terlihat marah dengan sikap Jessi.     

"Em...aku sudah mengadopsinya Mand, mulai sekarang bayi itu menjadi anakku dan namanya adalah Cahaya." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Aku senang mendengarnya, semoga kamu bahagia dengan adanya Cahaya." ucap Armand dengan tulus.     

"Jessi... bisakah aku bicara dengan Chello sebentar?" ucap Armand pada Jessi agar bisa keluar sebentar.     

Jessi menatap rumit wajah Armand dan Chello.     

"Kamu akan membicarakan apa?" tanya Jessi ingin tahu.     

"Bukan hal yang penting, tapi aku ingin bicara berdua saja dengan Chello." ucap Armand dengan serius.     

Jessi terdiam seolah berat meninggalkan Armand dan Chello. Jessi merasa kuatir kalau Armand akan bicara yang tidak-tidak pada Chello.     

Jessi menghela nafas panjang, kemudian pergi meninggalkan tempat.     

Chello menatap Armand dengan heran.     

"Apa yang ingin kamu bicarakan Mand?" tanya Chello lebih mendekat ke samping Armand.     

"Aku mau membicarakan tentang Jessi." ucap Armand menatap wajah Chello dengan tatapan serius.     

Chello tersenyum, sangat mengerti dengan apa yang akan di bicarakan Armand.     

"Katakan apa yang Ingin kamu katakan." ucap Chello masih dengan senyumnya.     

"Aku ingin tahu perasaan kamu sebenarnya pada Jessi. Perasaan kamu sekarang dan rencanamu ke depan pada Jessi?" tanya Armand dengan penasaran.     

"Kenapa kamu tanyakan itu lagi? kamu sudah tahu bukan? kalau aku tidak mencintai Jessi? dan kamu juga sudah mendengar jawabanku pada Dokter Kim. Aku tidak bisa menikahi Jessi tapi aku akan menjaga Jessi sampai Jessi menikah nanti. Atau kamu yang akan menikahi Jessi?" tanya Chello dengan nada menggoda.     

Wajah Armand memerah, bagaimana Chello bisa berpikir kalau dirinya akan menikahi Jessi. Sedangkan perasaan cintanya saja belum di terima Jessi.     

"Kenapa kamu berpikir aku akan menikahi Jessi, Chell? sedangkan perasaan cintaku sampai sekarang masih belum terbalas." ucap Armand dengan suara pelan.     

"Hei... Man! kenapa kamu jadi putus asa begitu? kamu belum mencobanya sudah mundur teratur seperti itu?" ucap Chello sambil meninju bahu Armand yang tidak terluka.     

"Aku bukannya putus asa Chello, aku hanya sadar diri saja. Aku tidak bisa membandingkan diriku dengan dirimu Chell. Aku bukan siapa-siapa di sini." ucap Armand dengan meremas kedua tangannya.     

"Dengar Armand, cinta itu tidak memandang harta atau kedudukan. Kamu jangan berpikir seperti itu Mand, kalau cinta sudah menguasai Jessi, pasti Jessi akan mencintai kamu sepenuh hati." ucap Chello memberikan semangat pada Armand.     

"Tidak!! cinta tidak akan bisa menguasai aku!" ucap Jessi tiba-tiba masuk ke dalam barak.     

Armand dan Chello seketika menoleh ke arah Jessi yang bicara dengan kata-kata yang menyakitkan hati Armand.     

"Jessi!! apa yang kamu katakan?" ucap Chello dengan wajah merah padam.     

"Maafkan aku, aku mengatakan yang sebenarnya. Aku senang, aku bisa berteman dengan Armand. Tapi tidak lebih dari itu. Sampai kapanpun aku tidak akan bisa mencintai Armand. Percuma saja kamu memberikan saran seperti itu pada Armand. Karena semua Itu tidak akan mengubah perasaanku padanya." ucap Jessi dengan dada naik turun menahan rasa kekecewaan yang sangat.     

Kenapa Chello begitu ingin sekali dirinya menerima Armand dan itu membuat Jessi menjadi benci pada Armand tanpa alasan yang jelas.     

"Jessi cukup!! Jangan kamu teruskan ucapanmu!! kalau kamu masih mengatakan hal yang menyakitkan, aku bisa mengusirmu sekarang juga!" ucap Chello dengan keras.     

Dengan tatapan penuh kemarahan Jessi pergi meninggalkan Armand dan Chello.     

"Sudah Chello, jangan lagi kamu membelaku. Apa yang di katakan Jessi sangatlah benar. Kita tidak bisa memaksa Jessi untuk bisa mencintaiku. Jessi sangat mencintaimu, dan aku perasaan cintanya tidak akan berubah. Aku tidak apa-apa." ucap Armand setelah berdiam diri.     

"Tidak Armand, bukan aku membela kamu. Aku hanya memberikan nasihat pada Jessi kalau punya lidah jangan mengatakan hal yang pedas." ucap Chello dengan serius.     

"Sudah Chello, aku tidak apa-apa. Sebaiknya aku pergi, aku akan minta pindah basecamp. Agar Jessi tidak semakin membenciku." ucap Armand seraya bangun dari tempatnya.     

"Tidak Armand! kalau memang ada yang pergi, bukan kamu yang harus pergi. Tapi Jessi yang harus pergi." ucap Chello dengan kesal.     

"Tidak Chello! kalau Jessi pergi, kamu tidak bisa menepati janjimu pada Dokter Kim. Jadi biar aku saja yang pergi." ucap Armand dengan luka hatinya membereskan pakaiannya.     

"Kenapa harus jadi seperti ini Mand? kenapa kamu juga harus pergi?" tanya Chello dengan perasaan ikut terluka.     

"Mungkin ini jalan keluar yang terbaik untuk kita. Aku juga tidak bisa terus di sini dengan cinta yang tak pernah terbalas." ucap Armand dengan wajah serius menyalami Chello.     

Kedua tangan Chello terkepal erat, tidak setuju dengan kepergian Armand. Tapi Chello juga selalu menghargai keputusan orang lain.     

Dengan berat hati, Chello menyambut tangan Armand kemudian memeluk Armand dengan pelukan erat.     

"Aku harap, di mana kamu berada kamu akan mendapatkan cinta yang kamu inginkan." ucap Chello seraya menepuk bahu Armand.     

"Kamu juga Chello, aku berdoa untukmu semoga kamu juga mendapatkan cinta dan jodoh kamu." ucap Armand kemudian melepas pelukannya dan pergi meninggalkan barak.     

"Aaaahhhh!!! kenapa ini harus terjadi!! kenapa Jessi selalu menyakiti hati orang-orang dengan mulut pedasnya." teriak Chello sambil memukul angin.     

"Chello!" panggil Jessi dengan wajah serius masuk ke dalam barak.     

"Ada apa! mau apa kamu ke sini! apalagi yang ingin kamu katakan sekarang!" ucap Chello dengan tatapan marah.     

"Aku melihat Armand pergi, dia pergi kemana?" tanya Jessi dengan tatapan panik.     

"Buat apa kamu bertanya tentang Armand, kamu bisa senang sekarang! Armand telah pergi. Dan itu semua karena kamu! selamat Jessi." ucap Chello dengan gigi bergemelatuk.     

"Tidak Chello, walau aku marah pada Armand aku tidak berharap Armand pergi." ucap Jessi dengan bingung.     

"Sudah terlambat, seharusnya kamu berpikir dulu sebelum mengatakan apapun." ucap Chello masih kesal dengan sikap Jessi.     

"Maafkan aku Chello, sungguh! aku tidak pernah berpikir kalau Armand akan meninggalkan tempat ini." ucap Jessi dengan perasaan bersalah.     

"Semua yang kamu katakan itu, sudah sangat terlambat Jessi. Armand sudah pergi dan tidak akan kembali. Kamu bisa merasa puas sekarang." ucap Chello dengan suara penuh tekanan kemudian pergi meninggalkan Jessi yang berdiri dalam penyesalannya.     

"Chello!! Chello!! jangan pergi!! aku belum selesai bicara Chello!" teriak Jessi saat melihat Chello benar-benar pergi meninggalkannya.     

Airmata Jessi mengalir deras mengingat semua apa yang telah dilakukannya pada Armand.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.