THE BELOVED ONE

PENYESALAN JESSI



PENYESALAN JESSI

0Airmata Jessi mengalir deras mengingat semua apa yang telah dilakukannya pada Armand.     
0

"Armand, kenapa kamu sensitif sekali? kenapa kamu memasukkan hati semua perkataanku?" ucap Jessi seraya mengusap airmatanya.     

Dengan perasaan bersalah, Jessi mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Armand. Namun semua sudah terlambat ponsel Armand sudah tidak bisa di hubungi lagi.     

"Apa kamu benar-benar marah padaku Mand? bukannya kamu sudah mengenal sifatku yang selalu bicara apa yang aku rasakan? kenapa kamu malah pergi? aku kira hanya kamu temanku yang mengerti aku." ucap Jessi dengan perasaan bersalah dan bingung.     

"Sekarang di mana kamu Armand? apa kamu baik-baik saja? bukankah kamu saat ini kamu terluka?" tanya Jessi dalam hati keluar dari barak untuk mencari Armand yang pasti masih belum jauh.     

Dengan hati yang di penuhi perasaan bersalah Jessi menelusuri penampungan para sukarelawan.     

Hampir seluruh tempat penampungan telah di datangi Jessi. Namun keberadaan Armand sama sekali tidak ada.     

Perasaan bersalah Jessi telah membuat hati Jessi semakin sedih.     

Ya Tuhan! di mana Armand sekarang? hari telah sore, Kemana lagi aku harus mencari Armand?" tanya Jessi seraya mengusap keringat yang menetes di keningnya.     

Dengan sisa-sisa tenaganya Jessi masih mencari keberadaan Armand jingga terakhir kembali ke barak Chello.     

"Kamu dari mana saja Jessi, kita semua mencarimu?" Tanya Chello dengan serius.     

"Aku...aku pergi mencari Armand." jawab Jessi dengan jujur.     

Chello menatap tajam tepat pada kedua mata Jessi, mencari kejujuran di sana.     

"Apa benar apa yang kamu katakan Jessi? kamu berkata seperti bukan hanya mencari alasan saja bukan?" tanya Chello dengan suara keras.     

Jessi bersimpuh di tanah dengan airmata yang menetes di pipinya.     

"Aku benar-benar mencarinya Chello, aku pergi ke setiap barak penampungan. Aku mencari Armand sudah kemana-mana. Tapi aku tidak menemukannya." jawab Jessi dengan wajah tertunduk.     

Chello berdiri dengan kedua mata nanar, tidak percaya dengan apa yang di katakan Jessi.     

"Kenapa kamu mencari Armand di saat Armand telah pergi? kenapa,!! bukankah apa yang kamu lakukan telah terlambat?" tanya Jessi dengan perasaan kecewa.     

"Aku... aku sudah mengatakan padamu, aku hanya mengatakan apa yang aku rasakan. Tapi aku tidak pernah berpikir untuk menyuruh Armand pergi. Aku tidak pernah meminta Armand pergi." ucap Jessi seraya mengusap airmatanya.     

"Apa sebenarnya yang kamu inginkan Jessi? apa kamu menganggap Armand sebagai boneka yang tidak punya rasa sakit? apa kamu rasa Armand tidak akan terluka dengan berada tetap di sisi kamu tapi kamu selalu membicarakan laki-laki lain?" tanya Chello dengan berteriak.     

"Hatimu terbuat dari apa Jessi? kalau kamu menang tidak mencintai Armand kamu tidak perlu menjadikan Armand sahabat kamu yang selalu kamu sakiti hatinya!" teriak Chello lagi dengan rasa sesak di dadanya, seolah-olah apa yang di katakannya adalah wujud dari rasa sakitnya sendiri.     

Perasaan luka yang di alami Chello saat menjadi sahabat baik Ayraa, mencintai Ayraa dalam diam. Hingga Ayraa mencintai Danish dan menikah dengan Danish.     

"Maafkan aku Chello, maafkan aku. Entah ini sudah terlambat atau tidak, aku sungguh-sungguh menyesali apa yang telah terjadi." ucap Jessi seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.     

Chello mengangkat wajahnya, berusaha percaya dengan kata-kata Jessi yang kini sedang menangis di hadapannya.     

"Katakan! apa yang telah membuatmu menyesal Jessi?" tanya Chello dengan suara sedikit lunak.     

"Aku menyesal telah melukai hati Armand, aku menyesal dengan kepergian Armand, aku Ingin Armand kembali Chell. Aku sudah menghubunginya berulangkali namun ponsel Armand sama sekali tidak bisa aku hubungi. Tolong aku Chell, hubungi Armand. Aku ingin Armand kembali." ucap Jessi dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

Chello menghela nafas panjang.     

"Baiklah aku akan mencoba menghubungi Armand." ucap Chello dengan suara pelan.     

Chello sedikit bisa menangkap sikap dan tatapan mata Jessi yang saat ini merasakan kehilangan.     

Segera Chello menghubungi ponsel Armand, tapi tetap saja ponsel Armand tidak aktif dan tidak bisa di hubungi lagi.     

"Maaf Jessi, sepertinya Armand sudah mengganti nomor ponselnya." ucap Chello tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk membantu Jessi.     

Wajah Jessi terlihat sedih dan putus asa. Dengan perasaan sedih Jessi keluar dari barak Chello dan pergi ke baraknya.     

Kembali Chello menghela nafas panjang, sungguh dia tak mengerti dengan hati seorang wanita. Sebentar benci sebentar cinta, sebentar marah sebentar manja.     

"Ayraa, aku juga tidak mengerti apa yang ada di dalam hati kamu. Sebentar kamu perhatian padaku, Sebentar kamu mengacuhkan aku." ucap Chello dengan hati yang terombang-ambing oleh sikap Ayraa.     

"Sampai sekarang aku tidak mengerti kenapa aku masih saja mencintai Ayraa, masih menunggunya dengan setia. Apa kamu akan menjadi jodohku Ayraa?" tanya Chello menatap langit-langit baraknya.     

"KRIYEEKKK"     

"Chello!" panggil Rangga setelah membuka pintu dan menghampiri Chello yang duduk kursi.     

"Ada apa? apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Chello dengan tatapan serius.     

"Aku mendengar Jessi menangis di baraknya, dan aku bertanya kenapa dia menangis. Sungguh aku terkejut saat Jessi bila kalau merasa kehilangan Armand. Jessi bilang Armand telah pergi. Memang apa yang terjadi antara Armand dan Jessi? aku sama sekali tidak tahu kenapa Armand pergi?" tanya Rangga merasa bingung.     

"Kamu tidak tahu kejadiannya karena kamu pergi seharian. Kejadiannya tadi pagi, ada kesalahpahaman antara Armand dan Jessi. Dan sekarang Armand benar-benar pergi dan tidak kembali." ucap Chello menceritakan semua yang terjadi.     

"Sangat rumit kalau sudah seperti ini, kalau saja Armand dan Jessi sama-sama saling bersabar pasti mereka akan saling mencintai dan tidak seperti sekarang saling kehilangan." ucap Rangga ikut merasa sedih.     

"Ya sudah, semua sudah terjadi kita berdoa saja keduanya bisa saling melupakan atau bisa jadi akan bertemu kembali." ucap Chello sambil menatap ke jam tangannya yang sudah menunjukkan jam enam sore.     

"Kamu mau kemana Chell?" tanya Rangga saat melihat Chello memakai jaket.     

"Aku harus pergi ke barak penampungan untuk menjemput Cahaya." jawab Chello yang sudah menemukan wanita yang bisa menjaga Cahaya di saat dirinya sibuk.     

"Memang Cahaya dijaga oleh siapa Chello?" tanya Rangga penasaran.     

"Panggilannya Inang, dia wanita yang sudah tua tapi tenaganya sangat kuat dan sudah berpengalaman menjaga bayi bertahun-tahun lamanya." ucap Chello merasa tenang kalau Cahaya di rawat Inang.     

"Syukurlah kalau Cahaya di rawat dengan baik. Aku merasa sedih dengan keadaan Cahaya, bayi yang begitu cantik di buang begitu saja." ucap Rangga merasa kasihan pada Cahaya yang telah di buang oleh kedua orang tuanya.     

"Baiklah Rangga, sebaiknya kamu temani Jessi sebentar. Aku harus menjemput Cahaya." ucap Chello sambil menepuk bahu Rangga kemudian pergi meninggalkan Rangga yang masih berdiri terpaku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.