THE BELOVED ONE

PULANG KE BANDUNG



PULANG KE BANDUNG

0Di ikuti Cayla dan Dewa, Ayraa dan Danish keluar dari Bandara untuk menunggu taksi yang belum lewat.     
0

"Cayla, kamu naik taksi sendiri atau ikut bersama kita?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Ikut dengan kamu saja Ay." ucap Cayla seraya memberikan kopernya pada Dewa.     

"Mas Danish itu ada taksi." ucap Dewa seiring dengan melambaikan tangannya ke arah taksi yang akan lewat.     

"Kalian berdua masuklah dulu." ucap Danish pada Ayraa dan Cayla, sedangkan dirinya dan Dewa membantu sopir taksi memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.     

Setelah semua sudah berada di dalam taksi, Pak Sopir bertanya pada Danish minta di antar kemana.     

"Baiklah Mas, segera saya antar kesana." ucap sopir taksi kemudian menjalankan mobilnya ke alamat seperti yang di katakan Danish.     

Dalam waktu satu jam perjalanan, Danish dan Ayraa tiba di rumahnya. Sedangkan Cayla dan Dewa masih di antar pak sopir taksi.     

"Akhirnya sampai juga kita di rumah ya Mas." ucap Ayraa dengan wajah penuh kebahagiaan.     

Danish tersenyum mengajak Ayraa masuk.     

"Ayraa, Danish!! kalian membuat kejutan lagi?" ucap Nicky saat duduk di ruang tengah.     

"Bundaaa...maaf, memang kita memberi kejutan buat Ayah dan Bunda." ucap Ayraa memeluk Nicky dengan erat.     

"Perut kamu sudah besar seperti ini? masih saja jalan-jalan terus?" ucap Nicky menggandeng tangan Ayraa agar duduk di sampingnya.     

"Tidak juga Bunda, aku pulang ke sini karena sudah mau melahirkan. Dan Mas Danish Ingin di saat aku melahirkan ada Ayah dan Bunda yang menemani aku." ucap Ayraa sambil bersandar di bahu Nicky.     

"Bunda sangat senang kalau kamu melahirkan di sini Ayraa. Ayah pasti senang melihat kamu ada di sini. Bunda akan memberitahu Ayah agar pulang cepat." ucap Nicky seraya mengambil ponselnya untuk memberitahu Bagas.     

"Hallo... Mas, Mas Bagas ada di mana sekarang? kalau tidak ada meeting cepat pulang ya Mas. Ada kejutan buatmu yang akan membuat kamu bahagia." ucap Nicky dengan penuh kegembiraan.     

"Kejutan apa Bunda? apa kamu memberi kejutan makanan yang enak lagi?" tanya Bagas dengan penasaran.     

"Bukan Mas, sebaiknya cepat pulang ya Mas." ucap Nicky dengan cepat kemudian memutuskan panggilannya.     

Nicky mengambil nafas lega, akhirnya keinginan Bagas terpenuhi untuk bisa menunggui Ayraa saat melahirkan.     

"Ayraa, kamu dan Danish Istirahat saja dulu. Ayah kamu sebentar lagi pulang. Bunda akan memberi kejutan pada Ayah." ucap Nicky dengan tersenyum.     

"Bunda, masih saja suka memberi kejutan manis pada Ayah. Pantas saja Ayah semakin cinta sama Bunda." ucap Ayraa dengan tatapan penuh kekaguman.     

"Itu harus di lakukan oleh semua istri Ayraa. Kenapa harus di lakukan? agar suami kita merasa di perhatikan, juga merasa di butuhkan." ucap Nicky sambil menangkup wajah Ayraa.     

"Ya Bunda, aku juga berusaha untuk memberikan perhatian pada Mas Danish. Dan ternyata perhatianku membuat Mas Danish semakin manja." ucap Ayraa sambil melirik kearah Danish yang sedang menatap dirinya dengan tatapan tak berkedip.     

Ayraa tersenyum simpul melihat tatapan Danish yang begitu polos.     

"Bukan memang iya ya Mas? kalau Mas Danish semakin manja sekarang." ucap Ayraa sambil menarik tangan Danish dan mengajaknya masuk ke dalam kamar.     

Nicky tersenyum simpul melihat keromantisan antara Danish dan Ayraa.     

"Ayraa, kenapa kamu harus menceritakan pada Bunda kalau aku manja padamu?" ucap Danish menarik tubuh Ayraa dalam pelukannya.     

"Tidak apa-apa Mas, kenyataannya seperti itu." ucap Ayraa melingkarkan tangannya pada leher Danish.     

"Tapi aku jadi malu Ayraa." sahut Danish semakin mempererat pelukannya.     

"Kenapa harus malu Mas, Bunda sendiri bilang kalau seorang istri harus pintar-pintar membuat hati suaminya senang." ucap Ayraa dengan sebuah kedipan di mata.     

Danish mengedipkan matanya, tidak percaya kalau Ayraa sudah sangat pintar memenjarakan hatinya dan tidak bisa berkutik lagi.     

"Emm...Mas, sebaiknya Mas Danish mandi dulu setelah itu istirahat." ucap Ayraa sambil melepas pelukannya kemudian mengambil handuk dalam almari dan diberikannya pada Danish.     

"Ayraa, kenapa kamu tidak ikut mandi bersamaku?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Tidak Mas, aku akan memberi kejutan dulu pada Ayah. Mas Danish mandi saja dulu setelah itu istirahat." ucap Ayraa tersenyum kemudian pergi meninggalkan Danish yang berdiri bengong sambil memegang handuknya.     

"Yah... tidak jadi di mandikan Ayraa." ucap Danish dalam hati kemudian masuk kedalam kamar mandi.     

Ayraa berjalan pelan saat tahu Ayahnya sudah datang dan lagi bicara dengan Bundanya.     

Tanpa menimbulkan suara, Ayraa berdiri di belakang Ayahnya kemudian menutup kedua mata Ayahnya dengan kedua tangannya.     

Bagas sangat terkejut saat ada tangan yang menutup kedua matanya.     

"Siapa ini? Bunda, siapa yang menutup mataku?" tanya Bagas dengan memegang tangan Ayraa.     

"Ya Tuhan! Bunda, apa benar ini tangan anak kita Ayraa?" tanya Bagas dengan perasaan bahagia.     

"Ya Mas, benar... anak kita baru datang dengan Danish." sahut Nicky dengan tersenyum.     

Dengan cepat Bagas menarik tangan Ayraa dari matanya.     

"Ayraa? kamu membuat terkejut Ayah?" ucap Bagas sambil menggenggam tangan Ayraa agar duduk di sampingnya.     

"Ayraa kamu pulang, apa kamu ingin melahirkan di sini?" tanya Bagas dengan tatapan tak percaya.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Ya Ayah, aku ingin melahirkan di sini di temani Ayah dan Bunda." ucap Ayraa dengan tatapan penuh rindu pada orang tuanya.     

"Perkiraan kapan kamu akan melahirkan Ayraa?" tanya Nicky dengan serius.     

"Hanya menunggu hari saja Bunda. Mungkin dalam Minggu ini." sahut Ayraa sambil mengusap perutnya yang sedang di belai Ayahnya.     

"Kalau begitu Ayah akan di rumah saja dalam beberapa hari ini agar bisa menjaga kamu saat melahirkan nanti." ucap Bagas dengan serius.     

"Ayah... bagaimana bisa begitu? kan ada Bunda dan Mas Danish yang bisa temani aku." ucap Ayraa tidak bisa membayangkan kalau Ayahnya tidak bekerja hanya demi dirinya.     

"Tidak Ayraa, Ayah juga akan menemani kamu saat melahirkan nanti. Kita bertiga akan siap siaga menjaga kamu." ucap Bagas dengan penuh semangat.     

"Jadi teringat saat Bunda melahirkan kamu Ayraa. Ayah kamu terlalu panik hingga lupa kalau ada mobil, jadi Ayah menggendong Bunda sampai rumah sakit." ucap Nicky dengan tersenyum.     

Wajah Bagas memerah mendengar ucapan istrinya.     

"Itu semua Ayah lakukan karena terlalu mencintai Bunda kamu dan kamu Ayraa. Ayah tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian." ucap Bagas dengan suara pelan.     

"Rasanya seperti itu ya Ayah, kalau kita mencintai seseorang dengan begitu besar." ucap Ayraa dengan tatapan kagum pada Ayahnya.     

"Aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang Ayah lakukan jika kamu kenapa-kenapa Ayraa. Aku akan melakukan apapun agar kamu dan bayi kita baik-baik saja." ucap Danish dengan tatapan penuh cinta saat sudah berada di belakang Ayraa.     

Ayraa menoleh ke belakang melihat wajah Danish yang begitu sangat tampan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.