THE BELOVED ONE

MAKAN BERSAMA



MAKAN BERSAMA

"Selama ada Mas Danish di sampingku, aku merasa nyaman dan tenang." sahut Ayraa dengan sebuah senyuman.     

"Tapi aku lebih senang kalau istriku bisa berada di samping Ayah dan Bunda saat melahirkan nanti." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Maksud Mas Danish apa? apa kita akan pulang ke Bandung lagi sampai aku melahirkan?" tanya Ayraa dengan tatapan tak percaya.     

"Ya... ya Ayraa, besok pagi kita akan ke Bandung. Agar kamu bisa melahirkan di samping Ayah dan Bunda." ucap Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Aahhh!! Mas Danish suami yang terbaik di seluruh dunia ini." ucap Ayraa memeluk Danish dan mengecup pipi Danish.     

Danish tertawa lirih membalas pelukan Ayraa.     

"Apa kamu senang Ayraa?" tanya Danish masih dengan senyuman di kedua sudut bibirnya.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan cepat.     

"Aku sangat senang dan bahagia Mas, tapi apa kita ke Bandung besok pagi?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Ya Ayraa, aku sudah meminta tolong pada Dewa untuk membelikan tiket ke Bandung. Kebetulan Dewa dan Cayla juga akan pulang ke Bandung." jawab Danish seraya memainkan anak rambut Ayraa.     

"Apa Mas? Cayla dan Dewa juga pulang ke Bandung? Wah... jadi ramai dong Mas?" ucap Ayraa dengan wajah berseri-seri.     

Danish semakin tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Ayraa.     

"Sekarang Istirahat ya Ayraa? aku sudah sangat mengantuk." ucap Danish sambil melihat ke arah jam di dinding.     

"Em... tidurlah Mas, satu jam lagi aku bangunkan untuk ke Dokter Citra." ucap Ayraa bangun dari tempatnya seraya mengecup pipi Danish dengan luapan rasa sayang.     

Danish memejamkan matanya untuk melepaskan rasa lelahnya.     

Ayraa mengusap lembut wajah Danish kemudian meninggalkan tempat untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai.     

Dengan penuh kebahagiaan Ayraa turun ke bawah dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.     

Ayraa berdiri di depan kulkas untuk mengetahui apa yang bisa di masaknya untuk makan malam sepulang dari dokter Citra nanti.     

"Emm... kenapa aku malas masak sore ini ya?" tanya Ayraa dalam hati sambil menutup kembali kulkas yang sudah di bukanya.     

"Sebaiknya aku bilang Mas Danish untuk makan di luar saja. Sudah lama juga aku tidak makan di luar bersama Mas Danish." gumam Ayraa keluar dari ruang dapur kemudian naik kembali ke atas menemui Danish.     

Ayraa hanya bisa duduk di samping Danish, di lihatnya Danish sudah terlelap dalam tidurnya.     

"Mas Danish baru saja tidur, aku tidak sampai hati untuk membangunkannya sekarang. Biar aku tunggu sampai Mas Danish bangun saja." ucap Ayraa kemudian ikut berbaring tidur di samping Danish.     

Dengan perasaan sayang, Ayraa tidur dengan memeluk erat pinggang Danish.     

Danish yang merasakan pelukan Ayraa, sedikit bergerak kemudian membalas pelukan Ayraa dengan lebih erat.     

Dengan saling berpelukan Danish dan Ayraa terlelap dalam mimpi yang indah.     

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Ponsel Ayraa berbunyi berulang-ulang dan itu membuat Danish terbangun lebih dulu dari tidurnya.     

"Ayraa, bangun... ponsel kamu berbunyi. Sepertinya dari Cayla." ucap Danish seraya mengambil ponsel Ayraa yang ada di meja di samping tempat tidur.     

Ayraa terbangun sedikit terkejut, kemudian mengambil ponselnya dari tangan Danish.     

"Sepertinya kita terlambat Mas." ucap Ayraa seraya menerima panggilan Cayla.     

"Hallo... Cayla, kamu sudah di mana sekarang, maaf aku baru terbangun. Aku ketiduran Cayla." ucap Ayraa sambil mengusap wajahnya.     

"Aku sudah di tempat Dokter Citra, cepat kamu datang ke sini." ucap Cayla dengan kesal.     

"Ya... tunggu aku, sebentar lagi aku dan Mas Danish akan berangkat." ucap Ayraa kemudian menutup panggilan Cayla.     

"Mas Danish, tadi sudah mandi kan? kita bisa berangkat sekarang Mas." ucap Ayraa seraya berganti pakaian.     

Danish membasuh mukanya, tanpa berganti pakaian karena sudah berpakaian yang pantas untuk pergi ke Dokter.     

"Sudah selesai belum Ayraa?" tanya Danish kemudian membuka pintu untuk segera keluar.     

Ayraa mengikuti langkah kaki Danish menuju ke mobilnya.     

Dengan kecepatan pelan, Danish menjalankan mobilnya ke arah tempat praktek Dokter Citra.     

Sampai di tempat Dokter Citra, Ayraa melihat Cayla sudah menunggu di depan ruang praktek Dokter Citra.     

"Ayo cepat masuk Ayraa, Dokter Citra sudah menunggu kamu di dalam." ucap Cayla sambil menarik lengan Ayraa agar segera masuk ke dalam ruangan.     

Ayraa masuk ke dalam dengan di dampingi Danish.     

Dokter Citra tersenyum kemudian meminta Ayraa berbaring untuk segera di periksa. Setelah memeriksa kandungan Ayraa yang sehat, Dokter Citra memberikan penjelasan pada Ayraa dan Danish untuk memastikan lagi keadaan Ayraa dan bayi Ayraa negatif dari virus HIV.     

"Bagaimana Ayraa, Danish apa kalian sudah siap untuk menjadi orang tua. Mungkin beberapa hari lagi Ayraa akan segera melahirkan." ucap Dokter Citra dengan tersenyum.     

"Sudah tidak sabar aku menunggu kelahiran anakku Dokter. Aku sudah siap menjadi Ayah bagi anakku Dokter." ucap Danish dengan pasti.     

Ayraa menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Danish.     

"Terima kasih Dokter, semoga keadaan bayi kita sehat saat aku melahirkan nanti." ucap Ayraa dengan serius.     

"Aamiin, Tante doakan semoga kamu dan bayi kamu baik-baik saja." ucap Dokter Citra.     

"Baiklah Dokter, terima kasih kami mau pamit pulang." ucap Ayraa dengan sopan.     

"Sama-sama Ayraa, hati-hati di jalan." ucap Dokter Citra sambil mengantar Ayraa dan yang lainnya ke depan teras.     

Ayraa berjalan bergandengan tangan dengan Cayla.     

"Cayla, kamu lapar tidak?" tanya Ayraa menatap Cayla yang terlihat bahagia.     

"Lapar sekali, kenapa? apa kamu mau mentraktir kita berdua?" tanya Cayla dengan antusias.     

"Kalau kamu mau, ikutlah denganku. Aku mau makan di luar dengan Mas Danish." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Tentu saja, aku mau ikut. Memang mau makan di mana?" tanya Cayla cepat.     

"Makan di pantai, tempat biasanya kita makan." jawab Ayraa kemudian mendekati Danish yang berdiri di pintu mobil sedang bicara dengan Dewa.     

"Mas kita makan di tempat biasa ya? Cayla sudah setuju untuk ikut." ucap Ayraa pada Danish.     

"Ya sudah, ayo kita berangkat. Kita bertemu di warung pantai seperti biasanya." ucap Danish kemudian masuk ke dalam mobil.     

Tidak menghabiskan waktu lama, Ayraa dan Danish sudah berada di warung di tepi pantai.     

"Kamu tunggu sebentar ya Ayraa, aku akan memesan makanan dulu." ucap Danish menemui pelayan yang kebetulan sudah menemui Danish lebih dulu.     

Setelah memesan beberapa menu makanan, Danish kembali ke tempat Ayraa yang sudah menunggunya.     

Tidak berapa lama kemudian Cayla dan Dewa datang menghampiri Danish dan Ayraa.     

"Apa kalian berdua sudah memesan makanan?" tanya Cayla seraya duduk di samping Ayraa.     

"Sudah, duduklah Cayla. Aku sudah memesan makanan kesukaan kamu." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Aahhhh.. kamu memang saudaraku yang paling baik." ucap Cayla sambil mencubit kedua pipi Ayraa.     

Ayraa tersenyum menatap Cayla dengan tatapan gemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.