THE BELOVED ONE

MELAHIRKAN (1)



MELAHIRKAN (1)

0Sudah tiga hari Danish dan Ayraa tinggal di Bandung. Persiapan perlengkapan bayi untuk kelahiran Ayraa juga sudah siap. Bahkan ranjang bayi juga sudah di siapkan di kamar Ayraa untuk sementara.     
0

"Ayah...apa Ayah tidak kerja lagi?" tanya Ayraa dengan manja duduk bersandar di bahu Bagas.     

"Tidak sayang, selama kamu belum melahirkan Ayah tidak akan bekerja dulu." ucap Bagas sambil membelai rambut Ayraa dengan penuh kasih sayang.     

"Ayah...." sahut Ayraa dengan sangat manja memeluk Ayahnya.     

"Di mana Danish, Ayraa?" tanya Bagas sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Danish.     

"Mas Danish sedang mengantar Bunda ke pasar." jawab Ayraa kembali duduk dan menegakkan punggungnya.     

"Oh...dari tadi pagi ya?" tanya Bagas sambil mengusap dagunya.     

"Ya Ayah, Bunda melihat Ayah tidur nyenyak jadi tidak tega untuk membangunkan Ayah. Dan kebetulan Mas Danish sudah bangun, jadi Mas Danish yang mengantar Bunda ke pasar." jelas Ayraa panjang lebar.     

Mendengar penjelasan Ayraa, Bagas merasa senang dan bahagia mempunyai menantu seperti Danish.     

"Ayah... Ayah, kenapa perutku jadi mulas ya?" tanya Ayraa sambil menegakkan punggungnya dan mengambil nafas panjang.     

"Mulas seperti apa Ayraa?" tanya Bagas dengan tatapan cemas.     

"Seperti di aduk-aduk Ayah, bayiku bergerak terus Ayah. Sangat sakit Ayah, apa aku akan melahirkan Ayah?" tanya Ayraa mulai sedikit berkeringat.     

"Sebentar Ayraa, Ayah akan meminta Raka kemari." ucap Bagas dengan panik segera menghubungi Raka agar bisa datang ke rumah.     

"Raka akan segera datang, kamu tunggu di sini Ayah akan mengambil kunci mobil." ucap Bagas yang meletakkan kunci mobilnya ada di dalam kamar.     

"Ya Ayah, Jangan lama-lama Ayah." ucap Ayraa sambil mengatur pernapasannya agar bisa tenang.     

"Mas Danish...Mas Danish cepat pulang Mas." panggil Ayraa berulang-ulang.     

"Ayraa, apa kamu mau melahirkan?" tanya Hana yang ikut datang bersama Raka, juga Cayla dan Dewa.     

"Sepertinya aku mau melahirkan Bunda." jawab Ayraa sambil mengambil nafas panjang dan mengeluarkannya dengan pelan.     

"Sebentar Hana, biar aku melihat kondisi Ayraa." ucap Raka sambil memeriksa gerakan bayi Ayraa yang sudah bergerak intens.     

"Di mana Ayah dan suami kamu Ayraa?" tanya Raka sambil melihat denyut nadi Ayraa.     

"Raka...kamu mencariku? aku mengambil kunci mobil di kamar mau mengantar Ayraa ke rumah sakit." sahut Bagas setelah menemukan kunci mobilnya.     

"Ayraa kita ke rumah sakit sekarang ya?" ucap Hana sambil mengusap kening Ayraa yang berkeringat.     

"Aku menunggu Mas Danish Bunda." ucap Ayraa ingin di temani Danish suaminya.     

"Tapi Ayraa, Danish belum datang." ucap Bagas sambil duduk di samping Ayraa yang mengaduh kesakitan.     

"Mas Danish!! kenapa kamu belum datang juga Mas?" tanya Ayraa dalam hati sambil mengusap perutnya agar bersabar menunggu kedatangan suaminya.     

"Ayraaa!! Ayraa!!" panggil Danish yang baru tiba dengan Nicky.     

"Mas Danish!!! aku mau melahirkan bayi kita Mas." sahut Ayraa sambil mengulurkan tangannya agar Danish menggenggam tangannya.     

"Ya Ayraa, kita ke rumah sakit sekarang ya." ucap Danish sambil mengangkat tubuh Ayraa dan membawanya keluar.     

Saat di luar, Danish berlari ke jalanan sambil menggendong Ayraa untuk segera membawanya ke rumah sakit.     

"Dewa! kejar Danish! kenapa Danish berlari kesana? bukannya kita bisa naik mobil?" tanya Bagas dengan tatapan heran, kalau kejadian ini sangat mirip dengan kejadian dirinya saat Nicky melahirkan Ayraa.     

"Mas Danish... Mas Danish! berhenti! kenapa kamu mengantar Ayraa tidak memakai mobil?" tanya Dewa sambil mencekal lengan Danish.     

Danish menghentikan langkahnya, terpaku di tempatnya merasa bodoh dengan kepanikannya.     

"Ayo kita masuk ke mobil." ucap Dewa sambil menunggu mobil Bagas yang sudah menghampirinya.     

"Ayo Mas Danish, masuk ke dalam. Aku akan naik mobil Ayah Raka di belakang." ucap Dewa seraya membuka pintu mobil untuk Danish agar bisa masuk ke dalam mobil.     

Setelah Danish masuk ke dalam mobil, Bagas menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.     

Sedangkan Dewa dan Cayla naik mobil bersama Raka mengikuti mobil Bagas.     

Cayla yang dulu sudah berjanji pada Chello untuk memberitahu Chello kalau Ayraa melahirkan segera mengambil ponselnya dan menghubungi Chello.     

"Hallo... Chello! aku hanya memberitahu kalau hari ini Ayraa akan melahirkan. Berdoalah agar Ayraa melahirkan lancar dan selamat." ucap Cayla dengan cepat.     

Mendengar kabar dari Cayla tentang Ayraa yang melahirkan segera Chello kembali ke barak. Beberapa kali Chello menghela nafas panjang.     

Dengan perasaan cemas Chello membersihkan badannya untuk segera melakukan sholat hajat dan berdoa demi keselamatan Ayraa.     

Du rumah sakit, Danish dengan sigap Mengangkat tubuh Ayraa dan di bawanya ke ruang UGD.     

"Dokter tolong istriku dia mau melahirkan sekarang."ucap Danish dengan nafas sedikit tersengal-sengal karena berlarian dari sejak berangkat dari rumah.     

"Baiklah, Tolong anda bisa keluar sebentar. Kita akan menangani pasien secepatnya." ucap Dokter yang menangani Ayraa.     

Dengan perasaan berat dan hati yang cemas, Danish keluar dari ruang UGD dan menunggu bersama yang lainnya.     

"Bagaimana Danish, apa Ayraa akan segera melahirkan?" tanya Bagas dengan tatapan cemas.     

"Belum tahu Ayah, masih di periksa Dokter." jawab Danish dengan wajah berkeringat.     

"Kamu tenang Danish, semoga Ayraa dan bayi kamu keduanya selamat." ucap Bagas sambil menepuk bahu Danish.     

"CEKLEK"     

"Dengan keluarga pasien?" tanya Dokter yang sudah keluar dari ruangan.     

"Ya Dokter, saya suaminya." sahut Danish dengan cepat.     

"Pasien akan segera melahirkan, dan secepatnya akan kita pindahkan ke ruang khusus bersalin." ucap Dokter tersebut memutuskan Ayraa di pindahkan ke ruang bersalin.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan cepat, berharap Ayraa segera di tangani dengan cepat.     

Tidak berapa kemudian, Ayraa di bawah beberapa perawat ke ruang khusus bersalin.     

"Suster, apa saya boleh menemani istri saya di dalam?" tanya Danish ingin sekali menemani Ayraa.     

"Boleh, silahkan kalau Ingin menemani." ucap perawat tersebut.     

Dengan cepat, Danish masuk ke dalam ruang bersalin di mana Ayraa sedang melahirkan.     

Seketika wajah Ayraa, terlihat gembira saat melihat Danish yang datang bersama perawat.     

"Mas Danish." panggil Ayraa sambil mengulurkan tangannya.     

"Ayraa." sahut Danish menyambut uluran tangan Ayraaa dan menggenggamnya dengan erat.     

Danish menatap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

"Kamu harus kuat ya Ayraa? ada aku yang akan menemani kamu." ucap Danish seraya mengusap lembut kening Ayraa.     

"Ya Mas." ucap Ayraa sambil mengusap perutnya yang sakit hilang timbul.     

"Aaakkhhh!!! sakit Mas!" teriak Ayraa saat perutnya mengalami sakit kembali.     

Mendengar teriakan teriakan Ayraa, Dokter segera melihat lagi keadaan Ayraa sudah pembukaan berapa.     

"Aakhhh!!" teriak Ayraa saat Dokter memasukkan jari tengahnya pada lubang rahim Ayraa.     

"Sebentar lagi sudah akan bisa melahirkan, di buat miring saja biar cepat mengalami kontraksi lagi." ucap Dokter sambil menyiapkan hal lainnya.     

"Ya Dokter." ucap Ayraa sambil menggenggam tangan Danish merubah posisinya menjadi miring.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.