THE BELOVED ONE

DANISH AILLEN JUNIOR



DANISH AILLEN JUNIOR

0"Ayraa, jangan terlalu banyak bergerak." ucap Danish saat Ayraa mau duduk bersandar ingin memberikan susu pada bayi laki-lakinya yang masih di gendong Ayahnya.     
0

"Aku tidak apa-apa Mas, aku sudah tidak merasakan sakit lagi." ucap Ayraa sambil melihat kedua lengan Danish yang terluka bekas cengkraman tangannya saat melahirkan.     

"Lihat lengan kamu Mas." ucap Ayraa sambil meraih lengan Danish yang sedikit berdarah.     

Danish menurut saja saat Ayraa melihat lengannya yang terluka.     

"Tidak apa-apa Ayraa, ini hanya luka kecil tidak bisa di bandingkan rasa sakit kamu saat melahirkan." ucap Danish seraya mengusap lembut wajah Ayraa yang terlihat lelah.     

"Tapi ini juga sakit Mas, sampai seperti ini lukanya." ucap Ayraa sambil mengusap lembut lengan Danish yang terluka.     

Danish tersenyum, hatinya bahagia bercampur rasa sedihnya yang mendalam.     

"Tidak sakit Ayraa, sekarang kamu istirahat ya." ucap Danish penuh kelembutan.     

"Danish." panggil Bagas yang menggendong bayi mungil Ayraa.     

"Ya Ayah." sahut Danish melihat ke arah Bagas.     

"Apa kamu sudah menyiapkan nama buat bayi kamu?" tanya Bagas dengan perasaan bahagia.     

"Aku sudah menyerahkan pada Ayraa untuk memberi nama pada bayi kita Ayah." ucap Danish beralih menatap wajah Ayraa.     

"Aku sudah mempunyai nama buat bayi aku Ayah. Namanya sama dengan nama Mas Danish. Yaitu Danish Aillen." ucap Ayraa tersenyum sambil menggenggam tangan Danish dan melihat bayinya yang di gendong Ayahnya.     

"Kenapa kamu memberi nama yang sama dengan nama Danish, Ayraa?" tanya Bagas tak mengerti. Bahkan yang lainnya juga menatap Ayraa tak mengerti.     

Ayraa tersenyum seraya memainkan jari-jari Danish yang digenggamnya.     

"Aku ingin baik nama dan semuanya yang ada pada Mas Danish akan menurun pada bayiku. Aku sangat bersyukur pada Tuhan, wajah bayiku sangat miring dengan wajah Mas Danish. Dan sekarang namanya juga sama Danish Aillen." ucap Ayraa dengan tersenyum bahagia walau hatinya merasa sedih karena tidak tahu entah sampai kapan Danish akan bisa menemaninya.     

"Kamu benar-benar sangat mencintai suami kamu Ayraa. Ayah bangga padamu Ayraa." ucap Bagas sangat terharu dengan cinta Ayraa.     

Mendengar ucapan Ayraa di hadapan semua keluarga, hati Danish merasa bahagia dan terharu. Semangat hidupnya semakin besar.     

"Aku akan bertahan demi istri dan anakku. Semoga Tuhan memberikan aku umur panjang." ucap Danish dalam hati dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Ayraa.     

"Ayraa." panggil Hana yang sudah sempat menggendong Danish junior.     

"Ya Bunda." sahut Ayraa menatap wajah Hana.     

"Bunda dan Ayah akan pulang dulu, karena Ayah ada panggilan tugas." ucap Hana berniat pulang lebih dulu karena Raka ada panggilan dari rumah sakit.     

"Bunda, aku juga ikut kalian pulang. Aku sudah lega Ayraa sudah melahirkan. Aku ingin Ayraa istirahat sekarang, aku juga mau istirahat." ucap Cayla menghampiri Ayraa dan mengambil foto Ayraa dan bayinya untuk bisa di kirim ke Chello.     

"Tapi, nanti sore kamu ke sini lagi kan?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Kita lihat nanti ya Ayraa." ucap Cayla kemudian menghampiri Danish junior dan menciumnya.     

"Ayraa apa yang di katakan Cayla benar, kamu harus istirahat sekarang. Ayah dan Bunda juga akan pulang sekarang. Nanti sore kita akan kesini lagi." ucap Bagas sambil memberikan Danish junior pada Ayraa.     

"Ya Ayah... tidak apa-apa, Ayah dan Bunda juga membutuhkan istirahat." ucap Ayraa merasa kasihan pada Ayah dan Bundanya yang terlihat lelah.     

"Nanti Bunda membawa makanan yang kalian berdua suka." ucap Nicky seraya mengecup kening Ayraa dan Danish junior.     

"Ya Bunda, tapi jangan di paksakan ya Bunda." ucap Ayraa dengan hati bahagia.     

"Danish, jaga Ayraa ya." ucap Nicky pada Danish dengan tersenyum.     

Danish menganggukkan kepalanya kemudian mengecup punggung tangan Nicky dan Bagas, juga pada Raka dan Hana.     

Setelah semuanya pulang, Danish duduk di samping Ayraa.     

"Kamu jadi menyusui bayi kita Ayraa?" tanya Danish penuh perhatian.     

"Ya Mas, bisa bantu gendong bayi kita dulu Mas? aku mau mengeluarkan air susuku dulu." ucap Ayraa sambil memberikan Danish junior pada Danish.     

Dengan hati-hati Danish menggendong bayinya dengan perasaan campur aduk. Baru pertama kalinya Danish menggendongnya karena sejak yang keluarganya datang, Danish belum ada kesempatan untuk menggendong jagoannya.     

Ayraa tersenyum simpul melihat bagaimana hati-hatinya Danish saat mengangkat dan menggendong bayinya.     

"Mas, jangan kaku seperti itu menggendongnya. Nanti lengan Mas Danish bisa capek dan bayi kita juga tidak akan bisa nyaman." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Ohh... begitu ya?" sahut Danish kemudian melenturkan lengannya.     

"Nah... begitu Mas." ucap Ayraa kemudian mengeluarkan salah satu payudaranya untuk segera menyusui Danish junior.     

"Sudah Mas. Kemarikan Danish Mas, biar aku menyusuinya." ucap Ayraa sambil mengulurkan kedua tangannya.     

Dengan hati-hati Danish memberikan Danish junior pada Ayraa.     

"Apa puting payudara kamu tidak sakit saat menyusui Danish, Ayraa?" tanya Danish tak berkedip saat melihat Danish junior menghisap kuat puting payudara Ayraa.     

Berkali-kali Danish menelan salivanya menatap Ayraa dengan rasa kasihan.     

"Tidak sakit Mas, lebih sakit saat Mas Danish yang menghisap." ucap Ayraa dengan nada menggoda.     

Danish semakin menelan salivanya mendengar jawaban Ayraa.     

"Benarkah Ayraa? aku minta maaf kalau hal itu membuat kamu sakit." ucap Danish dengan wajah memerah.     

"Asshh...Mas Danish, aku hanya bercanda Mas. Aku lebih mendapat kenikmatan saat Mas Danish menyentuhnya." ucap Ayraa dengan malu-malu.     

Danish mengangkat wajahnya, menatap penuh wajah Ayraa.     

"Benarkah Ayraa, syukurlah kalau kamu senang. Aku tidak ingin kamu tersakiti dengan apa yang aku lakukan." ucap Danish dengan tatapan teduh.     

Ayraa tersenyum manis meraih tangan Danish dengan tangan satunya setelah menyusui Danish junior.     

"Semua yang Mas Danish lakukan sangat membuatku terlena dan bahagia." ucap Ayraa sambil mengecup punggung tangan Danish.     

Hati Danish meleleh, sungguh cinta Ayraa telah membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya.     

"Aku sangat mencintai kalian." ucap Danish mengecup kening Ayraa juga kening Danish junior.     

"Aku juga mencintaimu Mas, sangat mencintaimu." ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

"Boleh aku menggendong Danish lagi Ayraa?" tanya Danish masih belum puas ingin mengendong Ayraa.     

Ayraa menganggukkan kepalanya kemudian memberikan Danish junior pada Danish.     

Dengan penuh kelembutan Danish menggendong Danish junior dalam pelukannya.     

"Aku tidak menyangka kalau Danish mirip dengan aku Ayraa, semoga Danish kecil kita akan membuat kamu bahagia dan menjadi anak yang bisa kita banggakan." ucap Danish dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

Sungguh hati Danish menangis sedih, tidak tahu entah sampai kapan dirinya bisa bertahan hidup untuk menjaga istri dan bayi kecilnya.     

Ayraa menitikkan airmata mendengar ucapan Danish. Ayraa sangat tahu maksud dari ucapan Danish. Dan itu sangat membuat hatinya semakin sedih.     

"Aku sangat mencintaimu Mas, jangan lagi Mas Danish bersedih." ucap Ayraa sambil memeluk Danish dengan sangat erat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.