THE BELOVED ONE

RINDU YANG TERTAHAN



RINDU YANG TERTAHAN

0"Mengenai hal itu, kita akan bicarakan setelah pasien sadar lebih dahulu karena semua keputusan ada pada pasien yang akan menjalaninya." ucap Dokter tersebut dengan tersenyum.     
0

"Baiklah dokter terima kasih atas semuanya." ucap Ayraa menyalami Dokter tersebut dengan hati yang sangat lega.     

"Oh ya, sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke kamar inap jadi kalau kalian ingin menunggunya bisa di kamar inap setelah pasien di pindahkan." ucap Dokter tersebut kemudian masuk ke dalam ruang operasi lagi.     

"Cayla...kamu dengarkan? apa kata Dokter? Kak Danish sudah melewati masa kritisnya apa yang aku impikan tadi menjadi kenyataan. Kak Danish bertahan demi aku dan bayiku Cay." ucap Ayraa dengan suara tertahan merasakan kebahagiaan yang terhingga karena Danish telah selamat dari masa kritisnya.     

"Iya Ayraa...aku juga ikut bahagia karena Kak Danish telah melewati masa kritisnya. Aku sudah bilang padamu kalau kak Danish benar-benar mencintaimu dan akan bertahan demi kamu." ucapkan Cayla memeluk Ayraa dengan penuh kegembiraan.     

"Sekarang tinggal kita tunggu Kak Danish dipindahkan ke kamar inap. Aku benar-benar sangat bahagia, semoga kak Danish cepat sadar. Aku sudah benar-benar merindukan Kak Danish Cayla." ucap Ayraa tersenyum bahagia.     

Cayla tersenyum namun dalam hatinya ada kesedihan buat Chello, karena baru saat ini Cayla melihat begitu besarnya rasa sayang Ayraa pada Danish. Cayla mengakui kalau ternyata di dalam hati Ayraa ada nama Danish yang sudah bertahta.     

"Cayla? ada apa denganmu? Kenapa kamu termenung? ayo kita kesana Kak Danish sudah dipindahkan ke kamar inap." ucap Ayraa melihat Cayla hanya terpaku di tempatnya.     

"Ehh..iya.. ayo, kita ke sana." ucap Cayla menggenggam tangan Ayraa menyusuri lorong Rumah sakit menuju ke kamar inap Danish.     

Tiba di kamar inap Danish, Ayraa dan Cayla masuk ke dalam dilihatnya Danish terbaring lemah di tempatnya.     

"Aku keluar sebentar ya?" ucap Cayla ingin pergi ke kantin untuk membeli makanan untuk dirinya dan Ayraa.     

"Kamu keluar ke mana Cay?" tanya Ayraa tidak ingin sendirian menjaga Danish karena selama ada Cayla, Ayraa merasakan ada Chello di sisinya yang selalu bisa membuatnya tenang.     

"Mau cari makan sekalian membelikan makanan untukmu. Bayi kamu harus kamu perhatikan juga Ay." ucap Cayla kemudian meninggalkan Ayraa sendirian.     

Ayraa merasakan benar-benar merasa di perhatikan.     

"Seandainya Chello juga ada di sini, aku pasti tidak akan selemah ini menjaga Kak Danish. Aku pasti lebih bersemangat karena Chello selalu mendukung aku sepenuhnya." ucap Ayraa dalam hati seraya mengusap lembut wajah Danish yang masih belum sadar.     

Dengan hati yang di penuhi rasa cinta Ayraa mendekatkan wajahnya ke wajah Danish dan mengamati wajah Danish yang terlihat sangat pucat.     

"Kak Danish tahu.. saat aku melihat Kak Danish pertama kali. Aku begitu sangat mengagumi Kak Danish yang begitu tampan dan berkulit bersih dengan telapak tangan yang begitu halus. Kak Danish begitu sangat tampan di mataku. Aku jatuh cinta pada Kak Danish pada pandangan pertama." ucap Ayraa dengan tatapan penuh menyelusuri tiap inci wajah Danish.     

"Dan apa Kak Danish tahu, bagaimana rasanya hatiku saat Kak Danish juga menyukaiku? hatiku merasa terbang tinggi jauh di langit ke tujuh dan seandainya itu hanyalah mimpi aku tidak ingin terbangun dari mimpi itu. Dan aku sangat bersyukur karena semua itu nyata. Aku lebih bersyukur lagi setelah memiliki kak Danish sepenuhya dengan kita menikah sah. Kehadiran Kak Danish benar-benar membawa kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Apalagi sekarang ada bayi kita berdua...aku Ingin menghabiskan waktu hidup bersama kak Danish dan anak kita." ucap Ayraa dengan kedua matanya yang berkaca-kaca dan suara yang sedikit tercekat.     

Setelah beberapa saat terdiam, dengan sepenuh hati Ayraa menyentuh bibir Danish yang terlihat pucat.     

"Bibir kak Danish inilah yang selalu membuatku terlena dalam kubah kerinduan yang tidak ada putusnya. Aku selalu merindukan bibir tipis ini di tiap tidurku, aku selalu membayangkan seandainya bibir ini bisa bertaut terus tanpa bisa terlepas aku pastikan bibir kita akan menyatu selamanya seperti hati dan batin kita yang tak terhubung erat." ucap Ayraa dengan suara lirih mengecup lembut bibir Danish dengan penuh cinta.     

Dengan mata terpejam Ayraa mencium dan melumat bibir Danish dengan sangat hati-hati seolah-olah tidak ingin membangunkan Danish dari mimpi tidurnya.     

Namun gerakan bibir Ayraa berhenti saat merasakan ada balasan yang begitu lembut dari bibir tipis Danish.     

Perlahan Ayraa membuka matanya menatap penuh kerinduan pada kedua mata Danish yang sudah terbuka dengan tatapannya yang sayu.     

"Kak Danish." panggil Ayraa tersenyum dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

"Ayraa." ucap Danish dengan suara lemah dengan tatapan matanya yang tak lepas dari kedua mata Ayraa yang mengalir tangis bahagia.     

"Kak Danish!!" panggil Ayraa dengan suara tercekat menangkup wajah Danish dan menciumi seluruh wajah Danish dengan berlinang air mata.     

Danish memejamkan matanya merasakan setiap ciuman Ayraa yang melekat di kulit wajahnya. Bagi Danish ciuman Ayraa di seluruh wajahnya adalah luapan cinta dan rindu dari seorang Ayraa hanya untuknya saja.     

Setelah beberapa saat setelah Ayraa melepas ciumannya, Danish membuka matanya dan menatap teduh wajah Ayraa yang bersemburat merah.     

"Aku sangat mencintaimu dan merindukanmu Kak, maafkan aku... aku tidak bisa menahannya lagi." ucap Ayraa dengan malu-malu.     

Danish tidak bisa berkata apa-apa selain hanya tersenyum lemah dengan hati yang sangat bahagia. Karena masih ada kesempatan bagi dirinya untuk menjaga Ayraa dan buah hatinya.     

"Aku juga sangat mencintaimu dan merindukanmu Ayraa." ucap Danish dengan suara lirih yang mampu menenggelamkan cinta Ayraa pada Danish di hatinya yang paling dalam.     

"Aku sangat bahagia, kak Danish sudah sadar." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman bercampur tangis kebahagiaan.     

"Aku tidak ingin berlama-lama dalam tidurku Ayraa, karena aku merindukan wajah cantik dan bibir yang indah ini." ucap Danish seraya menyentuh wajah dan bibir Ayraa yang begitu manja bermain di lidah bibirnya.     

Wajah Ayraa semakin memerah dengan ucapan puitis Danish yang menyentuh hatinya yang paling dalam.     

"Aku juga merindukan bibir pintar ini Kak, yang tidak bisa membuatku tidur dengan nyaman." bisik Ayraa dengan suara pelan kembali menyentuh bibir bawah Danish penuh dengan kerinduan.     

"Apa hanya bibir ini yang kamu rindukan Ayraa?" tanya Danish meraih tangan Ayraa dengan pelan dan mengarahkannya pada miliknya yang sudah menegang di tempatnya.     

Wajah Ayraa memerah menahan rasa rindu yang mulai tak tertahankan.     

"Bagaimana dengan yang ini Ayraa? apa kamu tidak merindukannya juga?" tanya Danish setelah meletakkan tangan Ayraa di atas miliknya.     

"Aku lebih merindukannya Kak." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.     

Danish tersenyum berniat untuk duduk bersandar tapi ada sesuatu yang tidak bisa Danish gerakkan pada bagian punggungnya.     

"Ayraa? ada apa dengan punggungku?" tanya Danish dengan tatapan mata yang rumit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.