THE BELOVED ONE

DUKUNGAN CAYLA



DUKUNGAN CAYLA

0"Kenapa Kak Danish, saat ini aku sangat merindukannya." ucap Ayraa dengan tersenyum secara sengaja tangan lembutnya menyusup ke dalam selimut Danish dan sedikit meremas batang milik Danish.     
0

"Ayraa... jangan sayang, sungguh jangan saat ini. Punggungku dan tulangku semua masih terasa remuk...aku berjanji padamu dalam beberapa hari lagi kita akan mencobanya untuk bercinta seperti yang tadi aku bilang. Aku serius sayang." ucap Danish tidak ingin saat ini tersiksa karena tubuhnya benar-benar terasa sakit semua.     

Ayraa tersenyum kemudian menarik kembali tangannya agar Danish tidak merasa tersiksa.     

"Baiklah Kak, kali ini Kak Danish aku lepaskan tapi tidak untuk lain kali. Aku tidak mau tahu Kak Danish harus menuruti yang aku inginkan karena itu permintaan dedek bayi." ucap Ayraa dengan wajah di buat cemberut.     

"Ya Ayraa...aku pasti tidak akan menolaknya sayang." ucap Danish dengan tersenyum meraih tangan Ayraa dan mengecupnya berulang-ulang.     

"Hem... Hem...dari tadi aku mau masuk tidak jadi terus, kalian berdua selalu romantisan." ucap Cayla dengan bibir cemberut seraya meletakkan makanan yang sudah di belinya untuk Ayraa.     

"Ay... sebaiknya kamu makan sekarang, kasihan bayi kamu nanti kelaparan." ucap Cayla memberikan satu kotak nasi buat Ayraa.     

Tanpa membantah ucapan Cayla, Ayraa menerima kotak makanan dari Cayla dan duduk di kursi sofa untuk segera makan.     

Sementara Ayraa makan di kursi sofa, Ayraa menghampiri Danish yang terbaring sendirian.     

"Bagaimana Kak? apa ada yang terasa sakit?" tanya Cayla menatap penuh wajah Danish.     

Seketika Danish terkejut saat mendengar pertanyaan Cayla yang menunjukkan perhatian padanya.     

"Terasa sakit semua Cay." jawab Danish berusaha tetap berpikir positif pada Cayla.     

Cayla terdiam sesaat ingin mengatakan sesuatu pada Danish tetapi tidak enak pada Ayraa yang mungkin saja akan marah padanya.     

Melihat sikap Cayla yang tidak biasanya Ayraa merasa ada sesuatu yang akan dibahas Cayla dengan Danish. Dan mungkin kehadirannya membuat Cayla merasa ragu untuk mengatakan sesuatu pada Danish.     

"Kak Danish, aku mau ke kantin sebentar mau membeli jus buat Kak Danish." ucap Ayraa memberi kesempatan pada Cayla agar bisa bicara bebas dengan Danish.     

Setelah Ayraa keluar dari kamar Cayla kembali menatap wajah Danish untuk bicara tentang sesuatu.     

"Kak Danish." panggil Cayla merasa ragu untuk mengatakan sesuatu.     

"Ya Cay...ada apa?" sahut Danish mempersiapkan diri untuk menahan kesabaran dengan kata-kata Cayla yang mungkin akan menyakiti hatinya lagi.     

"Aku minta maaf pada Kak Danish." ucap Cayla dengan wajah tertunduk.     

Danish menatap tak berkedip wajah Cayla serius. Ucapan Cayla bagaikan mimpi di siang bolong.     

"Minta maaf untuk apa Cay?" tanya Danish dengan tatapan heran.     

"Untuk semuanya, baik sikap dan ucapanku pada kak Danish." ucap Cayla masih menundukkan wajahnya karena merasa malu.     

"Kenapa harus minta maaf? kalau apa yang kamu semuanya benar adanya... kalau aku memang penyebab kepergiannya Chello, dan menjadi penyebab putusnya pertunangan Chello dengan Ayraa. Harusnya aku yang minta maaf." ucap Danish dengan suara pelan.     

"Tidak Kak, Aku baru tahu kenapa Ayraa mencintai dan memilih Kak Danish sebagai suaminya, karena Kak Danish pantas untuk di cintai... karena Kak Danish mempunyai hati yang tulus dan benar-benar mencintai Ayraa." ucap Cayla yang telah salah menilai Danish sebelum mengenalnya.     

Danish mengangkat wajahnya menatap Cayla tak percaya.     

"Apa yang kamu katakan Cayla? bukannya kamu tidak menyukaiku dan mengatakan aku tidak pantas dengan Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan heran saat Cayla memujinya sekarang.     

"Awalnya Kak, aku berpikir Kak Danish penyebab dari perpisahannya Ayraa dan Chello. Karena aku tahu sebesar apa Chello mencintai Ayraa dan sebesar apa Ayraa menyayangi Chello. Tapi saat mengenal kak Danish lebih jauh hingga pada saat Kak Danish berkorban demi menyelamatkan kita berdua aku baru menyadari Kak Danish tidak jauh beda dengan Chello. Dan Ayraa mencintai Kak Danish dengan sepenuh hati walau Ayraa menyayangi Chello." ucap Cayla dengan jujur.     

"Jadi.... apa kamu rela aku memiliki Ayraa?" tanya Danish dengan hati yang sangat lega karena Cayla sudah tidak salah paham padanya.     

"Sangat rela dan seratus persen aku mendukung kak Danish dengan Ayraa." ucap Cayla dengan tersenyum mengulurkan tangannya pada Danish.     

Dengan hati di penuhi kebahagiaan Danish membalas uluran tangan Cayla.     

"Selagi kak Danish sakit, selain kak Danish mengandalkan Ayraa...kak Danish juga bisa mengandalkan aku. Aku selalu ada buat kalian berdua." ucap Cayla dengan penuh semangat.     

Hati Danish semakin bahagia mendengar ucapan Cayla yang telah baik kepadanya.     

"Kalau kamu benar-benar ingin membantuku kamu bisa bekerja di perusahaan yang aku kelolah karena dalam beberapa Minggu ke depan sepertinya aku masih harus berbaring di rumah." ucap Danish dengan bersungguh-sungguh.     

"Apapun yang Kak Danish inginkan seratus persen aku akan membantu Kak Danish dengan sepenuh hati." ucap Cayla dengan senang hati.     

"PLOK... PLOK...PLOK"     

terdengar suara tepukan dari Ayraa yang masuk ke dalam kamar dengan wajah yang terlihat senang dan bahagia.     

"Aku senang melihat dan mendengarnya akhirnya antara Kak Danish dan Cayla sekarang sudah menjadi teman baik." Ucap Ayraa yang sedari tadi berdiri di balik pintu mendengar percakapan antara Danish dan Cayla.     

"Jadi kamu berdiri di balik pintu itu dari tadi Ay?" tanya Cayla dengan wajah memerah.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Iya...dari tadi aku berdiri di balik pintu itu, karena aku sangat yakin kalau kamu ingin bicara sesuatu dengan kak Danish tanpa aku tahu permasalahan kalian. Untuk itu aku memberi kesempatan itu." ucap Ayraa dengan tatapan penuh bahagia.     

"Maafkan aku Ayraa, aku telah menyakiti hati kak Danish sebelum-sebelumnya karena aku berpikir kak Danish yang menyebabkan kamu dan Chello berpisah." ucap Cayla dengan perasaan menyesal.     

"Maaf untuk apa Cay, kamu adalah saudaraku dan aku percaya suatu saat kamu pasti akan tahu bagaimana kak Danish." ucap Ayraa dengan bangga karena pilihannya tidaklah salah.     

"Ya Ay... ternyata pilihan kamu tidak salah. Kak Danish memang terbaik untukmu." ucap Cayla dengan tersenyum tulus.     

"Jadi sekarang kamu percaya aku kan? kalau pilihanku tidak salah? kak Danish yang terbaik setelah itu baru Chello dan kamu." ucap Ayraa seraya mengecup kening Danish tanpa malu-malu walau di hadapan Cayla.     

"Hem.. Hem... lakukan sesuka kalian saja, aku selalu mendukung kalian berdua." ucap Cayla kemudian meninggalkan Ayraa dan Danish yang saling pandang kemudian saling tersenyum.     

"Aku senang Kak, akhirnya Cayla menyadari kesalahannya. Dan kenapa kak Danish tidak pernah bilang padaku kalau Cayla tidak menyukai Kak Danish?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Tidak Ayraa, Cayla adalah sahabatmu yang berarti sahabatku juga." ucap Danish membalas tatapan penuh Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.