THE BELOVED ONE

KEDATANGAN BAGAS DAN NICKY



KEDATANGAN BAGAS DAN NICKY

0"Bagaimana Ayraa? apa kamu sudah mendapatkan hasil rontgen yang terbaru tulang punggungku?" tanya Danish ingin tahu seberapa keretakan tulang punggungnya.     
0

"Belum Kak, mungkin agak siang nanti." ucap Ayraa seraya menyuapi Danish dengan semangkuk bubur ayam dari rumah sakit.     

"Kak Danish." panggil Ayraa dengan serius.     

"Ya Ayraa ada apa?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Hari ini Ayah dan Bunda akan datang untuk melihat Kak Danish." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Wajah Danish seketika terlihat bahagia mendengar orang tua Ayraa akan datang.     

"Berapa lama akan tinggal Ayraa? aku ingin mereka agak lama tinggal di sini." ucap Danish berharap orang tua Ayraa bisa tinggal lebih lama, karena kasihan Ayraa kalau semua di atasi oleh Ayraa sendiri.     

"Aku tidak tahu Kak Danish, mungkin hanya satu Minggu saja. Kenapa Kak? Kenapa Kak Danish ingin Ayah dan Bunda tinggal lebih lama di sini?" tanya Ayraa dengan tatapan heran.     

"Aku tidak ingin kamu terlalu capek dan lelah untuk menjaga aku dan mengurusi semua pekerjaan rumah yang mungkin juga mengurusi pekerjaan aku." ucap Danish panjang lebar.     

"Kenapa kak Danish memikirkan hal itu? Bukankah sudah kewajibanku untuk menghentikan semua pekerjaan Kak Danish selama Kak Danish sakit. Dan Kak Danish jangan kuatir lagi.. masih ada Cayla juga ada Dara dan Bara yang akan siap membantu kita." ucap Ayraa menenangkan hati Danish agar tidak terlalu memikirkan hal yang lain selain kesehatannya.     

Danish mengambil nafas lega, mendengar ucapan Ayraa walau masih ada perasaan tidak tega pada Ayraa yang sedang hamil.     

"Berjanjilah padaku, kamu tidak akan terlalu capek bekerja dan memikirkan kesehatan bayi kita." ucap Danish dengan tatapan serius.     

Ayraa menganggukkan kepalanya seraya menggenggam tangan Danish dan mengusapnya dengan lembut.     

"Tok...Tok...Tok"     

Danish dan Ayraa saling berpandangan tidak tahu siapa yang datang pagi-pagi ke rumah sakit.     

Dengan hati bertanya-tanya, Ayraa membuka pintu.     

"Bunda? Ayah?" panggil Ayraa tak percaya kalau pagi-pagi sekali Ayah dan Bundanya sudah datang di luar perkiraannya.     

"Ayraa sayang.. bagaimana keadaan kamu? baik-baik saja kan? kandungan bagaimana? ingat kamu harus menjaga benar-benar kandungan kamu ya?" ucap Nicky seraya memeluk Ayraa dengan penuh rasa kerinduan.     

"Baik Bunda, kandunganku juga sangat baik. Mari... Ayah, Bunda masuk ke dalam." ucap Ayraa setelah mengecup punggung tangan Ayah dan Bundanya.     

"Danish bagaimana keadaanmu? apa kata Dokter tentang keretakan pada punggung kamu?" tanya Bagas setelah berada di samping Danish.     

"Tidak begitu baik Ayah...karena aku harus berbaring beberapa minggu untuk kesembuhan punggungku." jawab Danish seraya mengecup punggung tangan Bagas dan Nicky.     

"Kamu sabar saja...anggap semua itu ujian untuk cinta kalian berdua agar semakin kuat untuk saling menjaga satu sama lain. Bukan begitu Danish?" ucap Bagas seraya mengusap bahu Danish.     

Danish menganggukkan kepalanya.     

"Apa yang Ayah katakan benar. Tapi tetap saja Ayah.. aku sangat kasihan pada Ayraa, apalagi saat ini Ayraa sedang mengandung. Aku tidak ingin Ayraa terlalu capek dengan semua pekerjaan yang ada." ucap Danish merasa tidak enak terhadap orang tua Ayraa juga karena merasa dirinya menjadi beban buat Ayraa.     

"Namanya suami istri kalau suami sakit atau istri sakit semua akan melakukan hal yang sama Danish, jadi kamu jangan mengatakan hal itu. Ayraa sendiri pun pasti tidak menginginkan dirinya sakit, jadi kamu jangan berpikir hal itu lagi kamu harus fokus dengan kesehatan kamu." ucap Nicky ikut menenangkan hati Danish agar tidak putus asa.     

"Aku sudah mengatakan seperti itu pada Kak Danish Bunda. Tapi tetap saja Kak Danish merasa semua apa yang aku lakukan akan menjadi beban buat aku, padahal aku benar-benar melakukannya dengan cinta karena aku sangat mencintai Kak Danish." ucap Ayraa sambil melihat kearah Danish yang seketika wajahnya memerah mendengar ucapan Ayraa di hadapan orang tuanya.     

"Nah... kamu dengar sendiri kan apa kata Ayraa? Ayraa melakukannya dengan cinta karena Ayraa sangat mencintaimu. Untuk itu kamu harus lebih bersemangat agar cepat sembuh." ucap Nicky dengan tersenyum sangat bangga dengan putri semata wayangnya yang sudah semakin dewasa dan menjadi seorang istri yang baik untuk suami.     

"Kalau kamu mau...untuk pekerjaan di perusahaan biar Ayah bantu menghandlenya dari Bandung, jadi tidak terlalu berat kalau umpama kamu serahkan pada Dewa atau Ayraa." ucap Bagas yang juga siap membantu Danish.     

"Tidak Ayah.. aku tidak mau kalau Ayah juga terlalu berat bekerja. Aku tidak mau Ayah sakit, kasihan Bunda nanti akan sedih kalau Ayah sakit. Ayah tenang saja ada Dewa juga ada Dara dan Cayla yang bisa membantuku." ucap Ayraa dengan tatapan memohon pada Ayahnya untuk tidak ikut memikirkan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya.     

"Ayah sangat bangga padamu sayang, kamu sudah benar-benar menjadi seorang wanita yang dewasa seperti Bunda kamu." ucap Bagas memeluk bahu Ayraa dengan penuh kasih sayang.     

"Itu semua berkat Kak Danish Ayah, karena Kak Danish selalu sabar menghadapi aku yang manja." ucap Ayraa kembali melihat wajah Danish memerah.     

"Kamu senang sekali menggoda suami kamu Ayraa? lihat wajah Danish memerah terus seperti kepiting baru di rebus." ucap Nicky ikut menggoda Danish agar melupakan kesedihannya.     

Dan itu membuat hati Danish semakin terharu karena Danish mendapatkan kasih sayang yang begitu berlimpah dari keluarga Ayraa.     

"Oh ya... siapa Dokter yang menangani kamu Danish? Ayah akan bicara sama Dokter kamu bagaimana dengan kondisi kamu yang sekarang...apa perlu membutuhkan Dokter pribadi atau tidak. Karena dengan meminta Dokter pribadi akan semakin cepat penyembuhan kamu." ucap Bagas merasa kasihan kalau Danish terlalu lama berbaring di tempat tidur.     

"Dokter Cakra Ayah yang menangani Kak Danish untuk pasca penyembuhannya." ucap Ayraa sangat bahagia karena Ayahnya sangat perduli dengan Danish.     

"Ayah dan Bunda akan kesana sekarang untuk menemui dokter Cakra, karena Ayah tidak ingin menantu Ayah tidak bisa menikmati keinginannya pada istrinya terlalu lama." ucap Bagas ikut menggoda Danish.     

Sontak wajah Danish semakin memerah.     

setelah Ayah dan Bundanya pergi Danish meraih tangan Ayraa agar mendekat kepadanya.     

"Ayraa kenapa kamu membuatku malu di hadapan Ayah dan Bunda, aku tidak pantas kamu cintai seperti itu sayang." ucap Danish masih dengan wajah memerah.     

"Kenapa harus malu Kak, kenyataannya memang seperti itu. Aku melakukan semua hanya dengan perasaan cinta... aku sangat mencintaimu Kak Danish dan Ayah Bunda tahu hal itu walaupun tidak mengatakannya." ucap Ayraa seraya mengusap wajah Danish dengan penuh rasa sayang.     

"Peluk aku Ayraa, aku juga sangat mencintaimu Ayraa." ucap Danish dengan tatapan syahdu.     

Dengan tersenyum Ayraa memeluk Danish dengan pelukan sayang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.