THE BELOVED ONE

PERHATIAN PENUH AYRAA (3)



PERHATIAN PENUH AYRAA (3)

0"Tidak Ayraa, aku ingin kamu dan bayi kita bahagia." ucap Danish dengan cepat seraya memperkuat genggaman tangannya pada Ayraa.     
0

"Berjanjilah padaku mulai saat ini kak Danish tidak akan bersedih lagi, kita akan selalu bahagia sampai bayi kita lahir dan kita akan membesarkannya bersama-sama." ucap Ayraa dengan tatapan penuh harap.     

"Ya Ayraa...aku berjanji padamu. Maafkan aku kalau telah membuat hatimu sedih sayang." ucap Danish dengan tatapan bersalah.     

"Tidak apa-apa Kak Danish, semua ini adalah ujian buat kita untuk bisa lebih kuat dan lebih bersyukur karena kita masih bisa bertahan dan kita semakin saling mencintai." ucap Ayraa membalas genggaman tangan Danish.     

"Aku sangat bersyukur mendapatkan istri seperti kamu Ayraa, aku pikir dulu kamu gadis cuek dan tomboy yang manis tapi pada kenyataannya kamu gadis yang sangat dewasa dan anggun. Aku benar-benar jatuh cinta dengan dirimu yang dulu, dan lebih jatuh cinta lagi dengan dirimu yang sekarang." ucap Danish dengan tatapan penuh kekaguman.     

"Kak Danish jangan memujiku seperti itu lagi, hidungku jadi kembang kempis nih. Kak Danish tidak tahu saja, aku sebenarnya berubah karena Kak Danish. Aku pikir usia Kak Danish kan lebih tua, dan aku harus mengimbangi kak Danish agar bisa jatuh cinta padaku." ucap Ayraa dengan jujur.     

"Aku jadi semakin tersanjung karena di cintai olehmu Ayraa." ucap Danish dengan tatapannya tak lepas dari wajah Ayraa.     

"Aku yang merasa tersanjung karena di cintai telah di cintai Kak Danish, laki-laki yang tampan, baik hati dan selalu sabar menghadapiku." ucap Ayraa dengan tersenyum malu-malu.     

"Karena aku mencintaimu Ayraa, kalau aku tidak sabar menghadapi kamu. Kamu akan lari dariku dan meninggalkan aku. Aku akan menderita karenanya." ucap Danish membalas senyuman Ayraa.     

"Intinya kita saling mencintai dan tidak ingin saling kehilangan bukan Kak?" tanya Ayraa memastikan pada Danish.     

Danish menganggukan kepalanya.     

"Untuk itu Kak... mulai sekarang di antara kita tidak ada yang lebih mencintai, karena kita sama-sama saling mencintai dan kita harus bahagia terus mulai sekarang demi bayi kita. Dan kalau Tuhan mengizinkan jika bayi yang aku kandung laki-laki aku minta izin pada kak Danish untuk memberinya nama Danish. Aku ingin dua laki-laki dalam hidupku mempunyai nama yang sama." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh.     

Danish menatap penuh wajah Ayraa dengan tatapan tak percaya.     

"Kenapa bisa begitu? bagaimana cara kamu manggil kita nanti? kalau nama kita sama?" tanya Danish dengan mata menyipit.     

"Danish sayang, dan Kak Danish kan sudah beda Kak." jawab Ayraa dengan tersenyum.     

"Hem.. kalau begitu aku juga minta pada Tuhan kalau bayi kita perempuan akan aku beri nama Ayraa. Aku bisa panggil Ayraa sayang dan Ayraa Istriku." ucap Danish ikut tersenyum saat melihat Ayraa tersenyum manis.     

"Sudah Kak bercandanya, sekarang Kak Danish aku rawat dulu ya?" ucap Ayraa seraya mengambil handuk kecil dan baskom berisi air untuk merawat tubuh Danish berkeringat setelah mengeluarkan tenaga ekstra.     

Dengan penuh perhatian Ayraa membersikan kulit wajah dan leher Danish hingga pada seluruh kulit tubuh Danish. Dan terakhir Ayraa mencabut pengaman milik Danish yang terisi penuh oleh sperma Danish. Setelah membuang pengaman milik Danish Ayraa kembali melanjutkan membersikan batang miliknya Danish hingga bersih dan harum karena bau sabun wangi yang di pakai Ayraa untuk membersikan seluruh tubuh Danish.     

"Kak Danish sudah harum lagi sekarang." ucap Ayraa seraya menciumi wajah Danish.     

Danish memejamkan matanya kegelian.     

"Sudah Ayraa jangan membangunkan aku lagi. Bagaimana kalau aku menginginkanmu lagi nanti?" tanya Danish dengan tatapan penuh cinta.     

"Tidak apa-apa, siapa takut?" tantang Ayraa dengan tersenyum.     

"Ayraa, kamu bisa melihat punggungku semakin patah nanti." ucap Danish dengan tatapan tak berdaya.     

Ayraa tertawa kecil.     

"Aku mandi dulu ya Kak." ucap Ayraa seraya memakaikan kembali celana pendek dan celana dalam milik Danish.     

"Jangan lama-lama ya Ayraa." ucap Danish merasa sendiri kalau tidak ada Ayraa.     

"Ya Kak, Kak Danish di buat istirahat saja dulu ya Kak." ucap Ayraa seraya membetulkan selimut Danish kemudian pergi ke kamar mandi.     

Sambil menunggu Ayraa yang sedang mandi, Danish mengambil ponsel Ayraa yang tidak sengaja berbunyi tanpa ada perasaan apa-apa Danish menerima panggilan tersebut. Belum Danish mengatakan kalau dirinya bukan Ayraa di sana seseorang telah bicara tanpa ada jeda untuk berhenti.     

"Hallo, apa benar ini Ayraa? ini dengan dokter Kim. Dokter senior di basis Utara, aku hanya memberitahu kalau saat ini Chello kekasih kamu terluka parah karena mendapat tembakan di dadanya saat ini aku sudah mengoperasinya dan dia demam memanggil nama nama kamu terus menerus. Tolong beritahu pada keluarganya ya." ucap Dokter Kim di sana kemudian menutup panggilannya.     

Tangan Danish seketika itu gemetar dan meletakkan kembali ponsel Ayraa.     

Pikiran dan otak Danish sudah kemana-mana dengan apa yang di katakan dokter Kim kalau Chello adalah kekasih Ayraa.     

"Apa yang terjadi? kenapa Dokter Kim mengatakan Chello adalah kekasih Ayraa? apa Ayraa ada hubungan dengan Chello selama ini?" tanya Danish dalam hati dengan jantungnya yang berdetak keras menahan rasa cemburu dan kecewa yang dalam.     

Ayraa yang baru selesai mandi sedikit heran melihat wajah Danish yang terlihat pucat dengan detak jantungnya yang naik turun tidak beraturan.     

"Kak Danish? kak Danish kenapa?" tanya Ayraa dengan cemas dengan segera mengambil air putih dan membantu Danish untuk meminum beberapa teguk air putih yang di berikannya.     

"Kak Danish? kak Danish kenapa?" tanya Ayraa lagi setelah melihat Danish sedikit tenang walau wajah Danish terlihat pucat.     

"Aku...aku tidak apa-apa Ayraa." jawab Danish merasa ragu untuk menceritakan tentang keadaan Chello atau tidak.     

"Kak Danish, aku tahu... pasti ada sesuatu yang terjadi hingga Kak Danish menjadi pucat seperti ini." ucap Ayraa sambil menggenggam tangan Danish dan mengusapnya pelan.     

"Ayraa barusan ada yang menghubungimu namanya dokter Kim, dokter senior Chello di basis Utara. Dokter Kim bilang kalau Chello kekasih kamu telah terluka karena terkena tembakan di dadanya. Dan dokter Kim bilang agar kamu memberitahu keluarga Chello." ucap Danish dengan suara berat dan hampir tidak terdengar.     

Seketika Ayraa terkejut mendengar berita dari Danish.     

"Apa kak Danish? Chello terluka? tidak!! aku tidak percaya. Ya Tuhan!! kenapa ini harus terjadi pada Chello? bagaimana aku harus memberitahu Ayah dan Bunda? juga pada Cayla?" ucap Ayraa dengan perasaan bingung hingga tidak memikirkan perasaan Danish yang masih memikirkan hubungan antara Ayraa dan Chello.     

"Aku harus memberitahu Cayla, Kak Danish. Kasihan mereka kalau terjadi sesuatu pada Chello." ucap Ayraa dengan tatapan cemas.     

"Bukan mereka saja yang kasihan, tapi kamu juga sebagai kekasih Chello pasti sangat sedih sekali." ucap Danish dengan suara yang tertahan.     

"Kak Danish? apa yang kak Danish katakan?" tanya Ayraa dengan mengkerutkan keningnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.