THE BELOVED ONE

RASA CEMBURU MASIH ADA



RASA CEMBURU MASIH ADA

0"Bukan mereka saja yang kasihan, tapi kamu juga sebagai kekasih Chello pasti sangat sedih sekali." ucap Danish dengan suara yang tertahan.     
0

"Kak Danish? apa yang kak Danish katakan?" tanya Ayraa dengan mengkerutkan keningnya menangkup wajah Danish yang punya hati lebih sensitif sejak menderita HIV dan sekarang di tambah lagi dengan punggungnya yang retak dan tak bisa bergerak untuk beberapa Minggu.     

"Dokter Kim bilang Chello adalah kekasih kamu Ayraa." ucap Danish mengalihkan pandangannya ke arah lain.     

Ayraa menghela nafas panjang sangat tahu maksud Danish.     

"Aku tidak ada apa-apa dengan Chello Kak Danish. Mungkin Dokter Kim mengira seperti itu karena Chello menganggap aku sebagai kekasihnya. Aku tidak pernah ada komunikasi lagi dengan Chello Kak Danish." ucap Ayraa menjelaskan hubungannya dengan Chello di beberapa bulan terakhir.     

Danish terdiam berusaha percaya dengan apa yang di katakan Ayraa.     

"Maafkan aku Ayraa, aku selalu cemburu tanpa ada alasan yang jelas. Harusnya Aku percaya padamu kalau kamu hanya mencintaiku saja." ucap Danish dengan tatapan merasa bersalah.     

"Tidak apa-apa Kak, aku tahu dan merasakan apa yang kak Danish rasakan. Itu tandanya Kak Danish sangat mencintaiku." ucap Ayraa dengan tersenyum seraya mengusap punggung tangan Danish.     

"Sekarang, bolehkah aku menghubungi Dokter Kim lebih dulu untuk mengetahui keadaan Chello Kak? kalau aku menghubungi Ayah dan Bunda, pasti mereka akan cemas Kak." ucap Ayraa menunggu izin dari Danish.     

Danish terdiam sejenak memikirkan apa yang di pikirkan Ayraa, kemudian menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

"Aaahhh... terima kasih Kak Danish sayang, aku tahu hati kak Danish begitu sangat baik. k     

Karena kebaikan Kak Danish lah membuatku semakin jatuh cinta dan karena aku yakin Kak Danish adalah yang terbaik untukku." ucap Ayraa seraya mengecup bibir Danish dengan tersenyum manis.     

Hati Danish kembali meleleh dan melupakan rasa kecewa dan cemburunya yang barusan ia rasakan.     

Dengan cepat Ayraa mengambil ponselnya dan segera menghubungi Dokter Kim kembali yang memakai ponsel Chello.     

"Hallo, Dokter Kim." panggil Ayraa tidak meneruskan ucapannya saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya sedang memanggil namanya dengan suara yang lemah.     

"Chello...Chello...kamu tidak apa-apa Chell?" Tanya Ayraa dengan perasaan cemas dan kecemasan Ayraa tak lepas dari pandangan Danish.     

Tidak ada jawaban dari sana selain suara Chello yang memanggil namanya dengan terus-menerus.     

Tidak berapa lama kemudian terdengar suara Dokter Kim dengan suara berat.     

"Hallo..Ayraa, kamu dengar sendiri kan kalau Chello selalu memanggil nama kamu di luar kesadarannya?" ucap Dokter Kim dengan serius.     

Ayraa tidak bisa berkata apa-apa selain mendengarkan penjelasan Dokter Kim bagaimana Chello mendapatkan tembakan saat berada di garis depan.     

"Tapi Dokter Kim keadaan Chello baik-baik saja kan?" tanya Ayraa dengan perasaan cemas.     

"Chello sudah melewati masa kritisnya, sekarang hanya demam saja. Dalam demamnya Chello tak lepas memanggil namamu terus-menerus. Untuk itu aku menghubungimu agar kamu bisa bicara dengan Chello walau dia masih dalam keadaan belum sadar. Setidaknya dengan mendengar suara kamu Chello akan punya semangat hidup untuk bertahan di sini." jelas Dokter Kim dengan perasaan sedih.     

Ayraa menekan salivanya, bagaimana dia bisa bicara dengan Chello jika di sampingnya ada Danish yang sudah menatapnya dengan wajah sedih dan pasrah.     

"Bicaralah dengannya Ayraa, aku tidak apa-apa." ucap Danish berusaha menahan rasa cemburunya yang terkadang tidak bisa dia hindari.     

"Tapi Kak Danish, sebaiknya tidak aku tidak ingin membuat hati Kak Danish cemburu lagi." ucap Ayraa memutuskan untuk tidak bicara dengan Chello.     

"Dokter Kim, aku minta maaf...aku tidak bisa bicara dengan Chello sekarang, sebenarnya aku dan Chello bukanlah sepasang kekasih. Aku sudah punya suami Dokter Kim." ucap Ayraa berterus terang pada Dokter Kim.     

"Jadi kamu bukan kekasih Chello? tapi tiap hari Chello selalu melihat foto kamu di ponselnya bahkan setiap kali akan berangkat ke garis depan Chello selalu bicara dengan foto kamu." ucap Dokter Kim panjang lebar.     

Hati Ayraa sangat sakit dan sedih mendengar cerita dari Dokter Kim. Kenapa Chello menyiksa dirinya sendiri. Jika saja seandainya Chello mau membuka diri pasti banyak wanita yang menyukai Chello.     

"Dokter Kim, aku minta tolong selamatkan Chello. Jika terjadi sesuatu tolong beritahu saya. Atau aku bertanya lagi besok pagi tentang perkembangan Chello." ucap Ayraa dengan perasaan sedih.     

"Baiklah Ayraa, aku akan memberitahumu kabar Chello tiap pagi sampai Chello dalam keadaan sembuh." ucap Dokter Kim yang begitu sayang pada Chello dan sudah menganggap Chello sebagai putranya.     

"Terima kasih Dokter Kim." ucap Ayraa seraya menutup panggilannya.     

Sambil menghela nafas panjang Ayraa mengembalikan ponselnya di atas meja dan kembali menatap Danish yang terdiam menatapnya.     

"Kenapa kamu tidak bicara dengan Chello Ayraa?" tanya Danish dengan suara pelan.     

Sebelum menjawab pertanyaan Danish Ayraa naik di atas tempat tidur dan berbaring di samping Danish dengan memeluk perut Danish dengan tatapan tak lepas dari wajah Danish.     

"Aku lebih tenang dengan menjaga hati suamiku di banding dengan menyakiti hatinya." jawab Ayraa mengangkat kepalanya dan menautkan keningnya dengan kening Danish.     

"Aku tidak apa-apa Ayraa, Chello lebih membutuhkan kamu." ucap Danish tidak memungkiri hatinya kalau dirinya juga sangat membutuhkan Ayraa.     

"Tidak Kak, ada seseorang yang lebih membutuhkan aku saat ini dan aku juga sangat membutuhkannya, yaitu suamiku." ucap Ayraa seraya menyentuh bibir Danish tang merah walau bibir seorang pria.     

"Kamu selalu membuat hatiku meleleh Ayraa." ucap Danish dengan perasaan terharu. Di setiap hatinya sedang galau karena rasa cemburunya, saat itu juga Ayraa selalu mampu menenangkan hatinya.     

"Tidak apa-apa Kak, membuat hati suami bahagia bukannya kita mendapatkan pahala, apalagi jika melayani suami di saat suami ingin...aku pasti sangat mau, karena itu bisa mendapatkan surga." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Wajah Danish memerah, Ayraa mengingatkan dirinya yang selalu bergelora jika di dekat Ayraa.     

"Jangan mengingatkan aku akan hal itu Ayraa, aku jadi malu." ucap Danish salah tingkah.     

"Tidak apa-apa, aku senang melihat wajah kak Danish seperti itu, sangat tampan dan menggemaskan." ucap Ayraa tak bosan-bosannya menggoda Danish agar lupa akan sedihnya.     

"Ayraa, kita tidur ya? aku sudah mengantuk sekali." ucap Danish tidak ingin Ayraa terjaga terlalu malam.     

"Yakin sudah mengantuk?" tanya Ayraa mengusap wajah Danish yang masih memerah.     

"Aku tidak ingin kamu lelah Ayraa." ucap Danish akhirnya mengatakan alasannya.     

"Tidak ada lelah untuk menemani kak Danish, aku lebih senang kita bicara dari hati ke hati membahas perasaan kita tentang bayi kita. Aku tidak akan pernah bosan Kak apalagi lelah." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Aku mencintaimu Ayraa, sangat mencintaimu." bisik Danish dengan hati di penuhi cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.