THE BELOVED ONE

HANYA SATU CINTA SAJA



HANYA SATU CINTA SAJA

0"Kalau aku jawab jujur apa kamu akan percaya?" ucap Jessi dengan wajah serius.     
0

"Apa?" sahut Chello mengkerutkan keningnya.     

"Karena aku jatuh cinta padamu." ucap Jessi tanpa ragu-ragu.     

Chello mengangkat wajahnya menatap wajah Jessi.     

"Bagaimana bisa kamu jatuh cinta padaku dalam waktu yang singkat?" tanya Chello tak percaya begitu saja pada Jessi.     

"Sebenarnya aku lebih banyak mendengar cerita tentangmu dari Dokter Kim. Dan saat aku melihatmu pertama kali aku sudah menyukaimu dengan semua yang ada padamu." ucap Jessi dengan jujur.     

Chello terdiam tidak bisa berkomentar apa-apa tentang perasaan Jessi kepadanya.     

"Sebaiknya kita pulang, aku lelah...aku mau istirahat untuk persiapan besok ke garis depan." ucap Chello mengalihkan pembicaraan dari perasaan Jessi.     

Jessi menghela nafas panjang.     

"Jangan menghindar dari topik pembicaraan kita Chell." ucap Jessi dengan tatapan serius.     

"Aku rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan bukan?" ucap Chello tidak ingin membicarakan hal yang akan yang akan menyakiti hati Jessi saja.     

"Tentu ada... tentang perasaanku padamu." ucap Jessi menatap penuh wajah Chello.     

"Aku tidak ingin membahasnya." ucap Chello berusaha menghindarinya.     

"Kenapa... apa yang kamu takutkan? kenapa kamu tidak ingin membahasnya?" tanya Jessi dengan serius.     

"Karena percuma saja, hal itu akan menyakiti hatimu." Ucap Chello akhirnya tidak bisa menahannya lagi.     

"Katakan saja, aku tidak akan apa-apa." ucap Jessi menghadap ke wajah Chello.     

Chello menghela nafas panjang, tidak tahu harus bagaimana menghadapi Jessi yang tidak ada basa-basi sedikitpun mengungkapkan perasaannya.     

"Aku tidak bisa memberi komentar apa-apa tentang perasaanmu padaku." ucap Chello akhirnya menjawab pertanyaan Jessi.     

"Kenapa? apa karena kamu telah mencintai wanita itu dan tidak bisa melupakannya?" tanya Jessi kecewa.     

"Bukan karena aku tidak bisa melupakannya, aku memang tidak ingin melupakannya. Aku akan tetap mencintainya selamanya bahkan sampai kematianku tiba." ucap Chello dengan sangat jelas. Dan itu membuat hati Jessi menjadi sangat terluka.     

"Bukannya aku sudah mengatakan dari awal padamu, aku tidak ingin membahasnya tapi kamu memaksaku untuk mengatakan yang sebenarnya." ucap Chello merasa bersalah pada Jessi karena tidak bisa lagi membuka hatinya untuk Jessi. Karena di hatinya hanya terisi dengan cintanya pada Ayraa saja.     

"Aku tidak memaksamu untuk mencintaiku Chello, tapi tidak bisakah kamu memberikan aku satu kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta padaku?" tanya Jessi dengan tatapan penuh.     

"Aku tidak bisa memberikan kesempatan kepada siapapun Jessi, baik padamu atau wanita lain. Karena aku juga sendiri juga menunggu satu kesempatan dari Ayraa agar Ayraa bisa mencintaiku." ucap Chello tanpa sengaja menyebut nama Ayraa di hadapan Jessi.     

"Jadi wanita yang kamu cintai itu namanya Ayraa? bisakah kamu menunjukkan foto Ayraa agar aku bisa tahu bagaimana Ayraa dibandingkan dengan diriku." ucap Jessi penasaran akan sosok Ayraa.     

Chello menghilang nafas panjang tidak tahu lagi menghadapi Jessi yang ingin sekali masuk ke dalam kehidupan pribadinya dan sekarang Jessie ingin mengenal siapa Ayraa.     

"Sebaiknya kita lupakan pembicaraan kita, karena tidak ada hubungannya antara kamu dan aku. Jadi kamu tidak perlu tahu siapa Ayraa. Ayo...kita pulang sudah malam." ucap Chello mengakhiri pembicaraannya dengan Jessi yang pasti tidak akan ada habisnya.     

"Tapi Chello, aku belum selesai membicarakan tentang perasaanku padamu. Dan juga...aku ingin sekali mengenal Ayraa. Apakah aku salah? ingin tahu bagaimana wanita yang dicintai orang yang aku cintai?" tanya Jessi masih keras kepala dengan keinginannya.     

Tanpa menjawab ucapan Jessi, Chello meninggalkan Jessi sendirian, karena sudah tidak sanggup lagi menghadapi Jessi yang keras kepala dan tidak mendengar apa yang dia ucapkan.     

"Chello! Chello! tunggu!! aku belum selesai bicara! Chello!" teriak Jessi sambil mengejar Chello yang sudah berlalu lebih dulu di depannya.     

Dengan hati kesal Jessi berjalan agak cepat agar tidak di tinggal Chello sendirian.     

"Chello! tunggu! Please." ucap Jessi seraya menahan lengan Chello agar memperlambat jalannya.     

"Ada apa lagi?" tanya Chello menghentikan langkahnya dan menatap Jessi yang sedikit terengah nafasnya karena berjalan cepat mengejarnya.     

"Baiklah aku tidak akan bertanya lagi tentang Ayraa, tapi aku mohon berikan aku kesempatan untuk menunjukkan cintaku padamu kalau aku pantas untuk mendapatkanmu. Aku akan berusaha untuk mendapatkan hatimu. Tolong beri aku kesempatan satu kali saja." ucap Jessi dengan tatapan memohon.     

Kembali Chello menghela nafas panjang, karena percuma saja Jessi memohon. Karena hatinya tidak bisa memberikan kesempatan pada siapapun untuk membuka hatinya. Karena hati Chello sudah tertutup untuk menerima hati yang lain.     

"Tolong maafkan aku Jessi, dan dengarkan aku!! aku tidak bisa lagi membuka hatiku untuk wanita lain selain hati wanita yang aku cintai.. kamu mengerti." ucap Chello dengan tatapan penuh agar Jessi mengerti dengan ucapannya.     

Kedua mata Jessi berkaca-kaca tidak bisa menerima ucapan Chello yang sangat menyakiti hatinya.     

"Aku tidak tahu hatimu terbuat dari apa Chello? Kenapa kamu keras kepala masih tetap mencintai wanita itu? padahal wanita itu tidak mencintaimu? Kenapa kamu lebih memilih mencintai daripada dicintai?" ucap Jessi dengan segala kekecewaannya.     

"Aku rasa percuma saja aku bicara panjang lebar pada Jessi. Sekarang terserah apa yang kamu pikirkan dan apa yang kamu inginkan. Aku sudah mengatakan apa yang perlu aku katakan. Sekarang sudah malam kita sudah sampai...aku mau istirahat dan kamu kembalilah ke tempatmu, ini perintah." ucap Chello dengan serius kemudian masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang sangat lelah.     

Airmata Jessi berlinang setelah Chello tega meninggalkannya sendirian di luar barak.     

"Tega sekali kamu padaku Chello, tapi aku bukan wanita yang lemah. Aku akan berusaha terus agar kamu bisa mencintaiku dan bisa melupakan Ayraa. Aku yakin suatu saat kamu bisa mencintaiku dan akan menjadi milikku." ucap Jessi seraya mengusap air matanya yang terakhir kemudian berjalan masuk ke dalam baraknya.     

Dengan perasaan kecewa Jessi meraih ponselnya dan menghubungi Pamannya Dokter Kim.     

Di ceritakannya semua yang telah terjadi pada Dokter Kim.     

Dokter Kim tidak bisa berkata apa-apa selain memberikan semangat pada Jessi agar tidak putus asa.     

"Kamu tenang dan bersabarlah Jessi, karena hati Chello saat ini terluka dan kecewa. Beri Chello waktu untuk tenang dulu. Jangan memaksa Chello karena Chello tidak suka di paksa." ucap Dokter Kim yang sudah mengenal Chello luar dalam.     

"Baiklah Paman...kapan Paman akan ke sini? katanya besok ikut berangkat ke garis depan?" tanya Jessie dengan hati yang sedikit tenang setelah mendengarkan nasehat Pamannya Dokter Kim.     

Di dalam barak Chello menghempaskan tubuhnya di atas ranjang yang sedikit keras. Hati dan pikirannya sangat lelah, pikirannya teringat dengan semua permintaan Danish.     

"Bagaimanapun walau tanpa ada permintaan dari Pak Danish, aku berharap suatu hari nanti ada keajaiban yang mengembalikan Ayraa padaku, karena aku sangat mencintai Ayraa dan itu untuk selamanya." ucap Chello berusaha memejamkan matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.