THE BELOVED ONE

SEMUA KARENA CINTA



SEMUA KARENA CINTA

0"Aku bisa bahagia dan tertawa semua karena kak Danish. Dan di saat Kak Danish sakit aku hanya ingin kita tetap bahagia. Seandainya aku di dalam posisi Kak Danish, apa yang Kak Danish lakukan? jawab aku Kak?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     
0

"Aku akan tetap menjagamu... berada di samping, membuatmu bahagia... tidak ingin membuatmu bersedih. Dan apapun, akan aku lakukan untukmu Ayraa. Itu yang akan aku lakukan." jawab Danish membalas tatapan Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

"Hal itu yang akan aku lakukan juga Kak Danish, Aku ingin Kak Danish bahagia...selalu tersenyum dan tertawa bersamaku dan bersama anak kita nanti. Tidak penting apa yang kita lihat, entah kak Danish seperti apa. Yang terpenting adalah hati Kak Danish yang penuh cinta yang penuh kasih, yang Kak Danish berikan padaku dan anak kita nanti." ucap Ayraa mengusap lembut wajah Danish.     

Hati Danish menangis bahagia, tidak ada hal yang membuatnya menjadi menangis selain kebahagiaan yang di berikan Ayraa kepadanya.     

"Peluklah aku Ayraa, dan jangan pernah lepaskan lagi sayang." ucap Ayraa seraya merentangkan tangannya agar ayraa bisa memeluknya dengan erat.     

Dengan penuh cinta Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat kemudian menangkup wajah Danish dan mencium seluruh wajah Danish dengan penuh perasaan.     

"Aku mencintaimu kak Danish.. aku mencintaimu. Semua kulakukan hanya karena cinta...karena sangat mencintaimu." ucap Ayraa berulang-ulang sambil mencium seluruh wajah Danish dan mengecup bibir Danish dengan lembut.     

Danish membalas pelukan Ayraa semakin erat tidak memperdulikan walau punggungnya sakit merasa tertekan. Rasa sakit yang di rasakannya tidak sebanding dengan rasa kebahagiaan yang diberikan Ayraa padanya.     

Ayraa tersenyum ikut merasakan kebahagiaan Danish dan membiarkan Danish memeluknya begitu sangat lama.     

"Sekarang kita latihan ya Kak?" ucap Ayraa setelah merasa pelukan Danish sudah cukup lama.     

Danish menganggukan kepalanya dengan wajah terlihat bahagia.     

"Emm... sekarang, coba Kak Danish gerakkan punggung Kak Danish ke kiri dan ke kanan dengan pelan. Aku akan menopang punggung kak Danish dengan bantal." ucap Ayraa dengan latihan pertamanya ala dokter Ayraa.     

Danish menganggukan kepalanya, kemudian menjalankan apa yang di inginkan Ayraa, untuk mengangkat punggungnya dengan menggunakan tekanan pada pinggul dan kakinya.     

Dengan bantuan tangan Ayraa yang mengangkatnya pelan, akhirnya Danish bisa dalam posisi miring ke kiri dengan tumpuan bantal di belakang punggungnya.     

"Bagaimana Kak Danish apakah sakit punggung kakak dibuat miring seperti itu? kalau sakit bilang padaku aku akan membaringkan kak Danish di seperti semula." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Tidak terlalu sakit Ayraa, karena ada bantal di belakangku. Coba sekarang bantalnya bisa kamu ambil. Apakah masih terasa sakit atau aku bisa menahan nya tanpa ada bantal?" ucap Danish ingin berlatih sungguh-sungguh agar bisa kembali sehat seperti semula.     

Ayraa menuruti apa kata Danish dengan mengambil bantal yang ada di belakang punggung Danish.     

"Bagaimana Kak, apakah sakit? atau sudah tidak sakit lagi?" tanya Ayraa setelah mengambil bantal dari belakang panggung Danish.     

"Tidak sakit Ayraa...mungkin karena sudah pada posisi yang benar, jadi tidak terasa sakit. Apa sekarang kita akan mencoba untuk posisi miring ke kanan?" tanya Danish dengan wajah terlihat bahagia dan antusias.     

"Kalau Kak Danish tidak merasa capek, bisa kita lanjutkan latihannya untuk posisi miring ke kanan. Dan setelah itu Kak Danish istirahat sebentar, baru kita akan lanjutkan latihan mengangkat punggung Kak Danish agar bisa duduk bersandar." ucap Ayraa ikut bahagia melihat Danish begitu antusias melakukan latihannya.     

Dengan serius dan penuh perhatian Ayraa membantu Danish untuk berlatih dari merubah posisi ke kanan kemudian kembali ke kiri dan ke kanan lagi hingga Danish kening dan kulit Danish berkeringat karena terlalu bersemangat latihan.     

"Sekarang Kak Danish istirahat dulu ya? Kak Danish mulai berkeringat dan semoga punggung Kak Danish sudah sedikit membaik karena ada latihan ini. Nanti kita buat rutin tiap pagi dan malam." ucap Ayraa seraya mengambil tissue basah untuk menyeka keringat di kening Danish dan punggung Danish yang terlihat basah.     

"Aku tidak ingin beristirahat Ayraa, aku belum capek.. aku ingin latihan lagi. Selagi ada kamu sekarang, nanti sore kamu kan ke dokter Ayraa aku bisa istirahat." ucap Danish dengan tatapan memohon.     

"Nanti Kak Danish kecapekan... istirahat sebentar baru kemudian latihan lagi Kak." ucap Ayraa sedikit cemas kalau Danish terlalu capek nantinya.     

"Ayraa...aku ingin latihan lagi, aku tidak akan apa-apa." ucap Danish dengan sungguh-sungguh.     

Ayraa tidak bisa memaksa lagi karena itu sudah menjadi keinginan Danish yang lebih keras kepala dari dirinya.     

"Baiklah kita latihan lagi...tapi satu kali saja ya? setelah itu Kak Danish istirahat. Aku melakukan hal ini bukan karena apa-apa Kak, karena aku sangat mengkhawatirkan keadaan Kak Danish agar tidak terlalu capek. Bukannya sudah aku bilang kak Danish tidak boleh capek, nanti akan menjadi drop kembali." ucap Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Iya aku mengerti...kita latihan hanya satu kali saja, setelah itu aku akan istirahat seperti apa yang kamu katakan." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Baiklah Tuan Danish yang keras kepala, latihan kita mulai ya." ucap Ayraa dengan tatapan nakal.     

Danish menganggukkan kepalanya sambil menelan salivanya mendapat tatapan nakal dari Ayraa.     

Dengan tatapan nakal dan sebuah senyuman, Ayraa mulai memegang punggung belakang Danish.     

"Rangkul tengkuk leherku dengan erat Kak Danish, setelah itu angkat perlahan punggung kak Danish dengan pelan. Aku akan membantu mengangkatnya perlahan, kalau punggung Kak Danish ketarik dan sakit...langsung bilang padaku." ucap Ayraa saya memberi isyarat pada Danish untuk mulai mengangkat punggungnya dengan kedua tangannya yang merangkul tengkuk leher Ayraa.     

"Aaahh." teriak Danish dengan pelan sambil mengangkat punggungnya dengan menekan tangannya di tengkuk leher Ayraa.     

Dengan cepat Ayraa membantu mengangkat punggung Danish kemudian memberi dua bantal di belakang punggung Danish.     

"Aaahhh..." desah Danish dengan perasaan lega bisa bersandar setelah Ayraa memberi dua bantal di punggungnya.     

"Bagaimana Kak, sudah lega sekarang bisa duduk bersandar?" tanya Ayraa dengan tersenyum.     

Danish tersenyum seraya mengedipkan matanya.     

"Sangat lega Ayraa...aku bisa latihan seperti ini terus tiap hari kan?" tanya Danish dengan serius.     

"Tentu saja kita bisa latihan tiap hari Kak, tapi seperti ketentuannya lebih baik kita latihan dua hari sekali atau seminggu tiga kali Kak. Biar otot Kak Danish pulih lebih dulu." ucap Ayraa seraya mengusap wajah Danish dengan tatapan penuh.     

Danish menganggukan kepalanya seraya menggenggam tangan Ayraa dan di kecupnya berulang-ulang.     

"Terima kasih sayang." ucap Danish mempunyai kepercayaan lagi kalau dirinya masih bisa sembuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.