THE BELOVED ONE

MEMERIKSA KANDUNGAN



MEMERIKSA KANDUNGAN

0Danish menganggukan kepalanya seraya menggenggam tangan Ayraa dan di kecupnya berulang-ulang.     
0

"Terima kasih sayang." ucap Danish mempunyai kepercayaan lagi kalau dirinya masih bisa sembuh.     

"Sama-sama Kak, sekarang Kak Danish harus istirahat. Aku akan mandi lebih dulu setelah itu aku pergi ke dokter." ucap Ayraa mengecup kening Danish kemudian beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.     

Setelah selesai membersihkan badannya Ayraa berganti pakaian kemudian menghampiri Danish yang duduk bersandar sedang menatapnya.     

"Ada apa Kak Danish menatapku seperti itu? apa Kak Danish ingin mandi juga? kalau Kak Danish mau, aku bisa membantu Kak Danish mandi di dalam kamar mandi." ucap Ayraa dengan tersenyum menggoda.     

"Caranya?" tanya Danish dengan kening berkerut.     

"Kalau punggung Kak Danish bisa duduk seperti ini dan sudah tidak sakit lagi, Kak Danish bisa jalan ke kamar mandi." ucap Ayraa tak lepas menatap wajah Danish yang terlihat bingung dengan ucapannya.     

"Maksudmu kamu Ayraa, aku bisa kemana-mana setelah aku bisa duduk bersandar seperti ini?" tanya Danish dengan wajah terlihat bersemangat.     

"Tentu saja bisa Kak Danish, bukannya kaki Kak Danish tidak apa-apa...yang jadi masalah punggung Kak Danish ada keretakan yang menyebabkan kak Danish harus berbaring terus. Kalau sekarang kak Danish bisa duduk, kak Danish sudah bisa ke mana-mana." ucap Ayraa seraya mencubit mesra ujung hidung Danish.     

"Peluk aku Ayraa... peluk aku, aku sangat bahagia mendengarnya. Setelah aku tidak merasakan sakit saat duduk. Keinginan pertamaku adalah mengantar kamu pergi ke dokter agar aku bisa melihat bayi kita. Dan yang kedua aku ingin kamu memandikan aku di kamar mandi. Kamu harus bersedia Ayraa, kamu harus berjanji padaku untuk bisa melakukan hal itu." ucap Danish tersenyum dengan tatapan manja.     

"Apapun yang Kak Danish minta... aku akan memenuhinya bukan hanya dua itu saja, lebih dari sepuluh atau bahkan semuanya yang Kak Danish minta aku, akan memenuhinya asal Kak Danish cepat sembuh." ucap Ayraa seraya mengusap wajah Danish dengan penuh cinta.     

"Akan aku pegang janjimu Ayraa." ucap Danish dengan tersenyum bahagia.     

"Sekarang Kak Danish berbaring lagi ya? dan istirahat. Karena aku akan berangkat sekarang ke dokter takut pulangnya terlalu malam." ucap Ayraa seraya mengangkat punggung Danish dan mengambil bantal yang di buat sandaran agar Danish bisa berbaring nyaman.     

"Hati-hati di jalan ya Ayraa, jangan lupa menghubungiku saat sampai di sana. Aku akan menunggu." ucap Danish seraya mengusap perut Ayraa dengan penuh rasa sayang.     

"Ya Kak...aku akan menghubungi Kak Danish, tapi kalau kak Danish ingin tidur dan mengantuk tidak apa-apa tidur saja, jangan di paksakan." ucap Ayraa dengan penuh perhatian kemudian mengecup bibir Danish dengan tersenyum.     

Danish tersenyum seraya mengusap bibir Ayraa yang sedikit keluar dari bibirnya.     

Dan Ayraa pun mengusap bibir Danish yang terkena noda lipstik Ayraa.     

"Sudah ya Kak, aku berangkat dulu." ucap Ayraa seraya membetulkan letak selimut Danish, kemudian berjalan keluar kamar.     

Dengan mengendarai mobil Ayraa pergi ke Dokter Citra dokter khusus kandungan yang baru saja di kenalnya lewat Bara, kalau Dokter Citra Dokter yang bisa di andalkan di kota Bali.     

Hanya dengan membuat janji, Ayraa sudah bisa langsung menemui Dokter Citra.     

"Selamat sore Dokter Citra." sapa Ayraa tersenyum pada Dokter Citra yang usianya sudah hampir setengah abad.     

"Selamat sore...Ayraa ya? teman Bara?" tebak Dokter Citra seraya mengulurkan tangannya.     

"Ya Dokter, saya Ayraa teman Bara." jawab Ayraa dengan malu-malu.     

"Apa Bara cerita kalau saya Tantenya Bara?" tanya Dokter Citra seraya menutup pintu ruangannya.     

"Ehhh...oh ya?? duh Dokter saya tidak tahu sama sekali. Maaf ya Dokter, Bara tidak mengatakan apa-apa." ucap Ayraa semakin malu di buatnya.     

"Tidak apa-apa Bara memang selalu begitu, tapi Bara sering loh cerita soal Ayraa pada Tante." ucap Dokter Citra dengan tersenyum.     

"Maaf Dokter, saya jadi tidak enak dengan Dokter." ucap Ayraa sedikit kesal dengan Bara karena tidak cerita apa-apa tentang Dokter Citra kalau Tantenya.     

"Oh ya...Ayraa, Bara sudah cerita soal kandungan kamu yang di mana suami kamu tengah terjangkit virus HIV dan karena itu kamu sudah harus berhati-hati dalam hal berhubungan badan dengan suami kamu. Apa kamu sudah melakukan hal itu secara benar?" tanya Dokter Citra dengan serius.     

"Sudah Dokter, waktu itu sudah konsultasi dengan Dokter di rumah sakit. Dan kami sudah menjalankan apa yang tidak boleh kami langgar. Saya juga mendapatkan vaksin antivirus HIV, Kak Danish juga sudah mengkonsumsi rutin obat dari Dokter tiap hari." ucap Ayraa menjelaskan semuanya pada Dokter Citra.     

"Syukurlah kalau begitu. Sekarang Tante akan memeriksa kamu. Sudah usia berapa kandungan kamu Ayraa?" tanya Dokter Citra dengan penuh perhatian.     

"Sudah hampir empat bulan Dokter." jawab Ayraa dengan serius.     

"Ya sudah biar Tante periksa sekarang. Naiklah dan berbaring di tempat tidur." ucap Dokter Citra dengan tatapan tak lepas dari wajah Ayraa.     

"Memang benar apa yang dikatakan Bara, kalau Ayraa sangat cantik dan juga mempunyai hati yang sangat baik. Aku bisa melihatnya, pantas saja Bara mencintai Ayraa sampai seperti itu." ucap Dokter Citra dalam hati     

"Dokter... sebelum Dokter memeriksa saya, bolehkah saya menelpon suami saya pakai video call? agar bisa melihat saat Dokter memeriksa kandungan saya?" tanya Ayraa dengan ragu-ragu.     

"Tentu boleh Ayraa, lakukan saja." jawab Dokter Citra dengan tersenyum ramah.     

Dengan cepat Ayraa mengambil ponselnya dan menghubungi Danish. Namun beberapa kali Ayraa menghubungi Danish panggilannya tidak di angkat.     

"Emm... Dokter mungkin suami saya sedang tidur, panggilan saya tidak diangkat. Jadi sekarang silakan Dokter memeriksa kandungan saya saja. Tapi.. nanti saya minta diprint kan hasil dari USG-nya ya Dokter. Biar hasilnya nanti saya tunjukan pada suami saya." ucap Ayraa dengan tatapan memohon.     

"Tentu saja bisa sayang, sekarang tenangkan hati kamu biar Tante memeriksa kandungan kamu." ucap Dokter Citra seraya mengolesi perut Ayraa yang sudah terbentuk bulat dengan gel. Dengan alatnya Dokter Citra melihat keadaan bayi Ayraa lewat monitor.     

"Lihat itu Ayraa, keadaan bayi kamu sangat sehat dan berat badannya juga stabil dengan usia kandungan kamu. Dan... wahhhh! bayi kamu laki-laki Ayraa! apa kamu menginginkan anak laki-laki?" tanya Dokter Citra dengan tersenyum.     

"Iya Dokter, aku ingin bayi laki-laki dan ingin sekali memberi nama bayi saya dengan nama Danish seperti nama suami saya." jawab Ayraa dengan malu-malu.     

"Sepertinya kamu sangat mencintai suami kamu ya? suatu keberuntungan suami kamu mempunyai istri seperti kamu yang sangat mencintai suami. Dan tentunya suami kamu pasti sangat mencintai kamu ya?" tanya Dokter Citra ingin tahu tentang keharmonisan rumah tangga Ayraa.     

"Kami saling mencintai Dokter." jawab Ayraa dengan hati gelisah karena Danish tidak ada telepon balik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.