THE BELOVED ONE

MENENANGKAN KEMBALI



MENENANGKAN KEMBALI

0"Hallo... Ayraa, aku berada di depan rumah kamu. Aku membawa hasil USG kamu, cepatlah keluar." ucap Bara kemudian menutup panggilannya.     
0

"Bara membawa hasil USG kamu Ayraa? apa kamu pergi dengan Bara ke sana??" tanya Danish dengan tatapan penuh tanda tanya.     

Ayraa menelan salivanya menatap kedua mata Danish yang sudah salah paham lagi padanya.     

"Tunggu ya Kak, aku harus keluar dulu karena aku harus secepatnya mengambil hasil USG dari Bara." ucap Ayraa yang merasa tidak enak kalau Bara menunggu terlalu lama, apalagi sudah repot-repot datang dengan membawa hasil print USG-nya.     

"Ayraa... tunggu aku belum selesai bicara." ucap Danish merasa pusing seketika. Sungguh hatinya mudah terluka saat ini. Apalagi mengetahui Ayraa pergi dengan Bara saat ke dokter kandungan.     

Dengan memejamkan matanya Danish berusaha menenangkan hatinya agar dadanya tidak kembali sesak.     

Di luar Bara melihat Ayraa menemuinya dengan wajah pucat.     

"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Bara dengan tatapan penuh.     

"Tidak kenapa-kenapa, aku hanya sedang merasa capek saja. Mana hasil USG-nya? kenapa bisa ada di kamu?" tanya Ayraa dengan tatapan heran.     

"Aku barusan ke Dokter Citra, dan Dokter Citra meminta tolong padaku untuk memberikan ini padamu." ucap Bara seraya memberikan amplop putih pada Ayraa.     

"Terima kasih ya Bara, sampaikan salamku pada Tante kamu. Aku harus masuk ke dalam Kak Danish lagi sakit tidak bisa tinggal lama-lama...bye." ucap Ayraa menerima amplop putih dari Bara kemudian masuk ke dalam tanpa memberiku kesempatan Bara membalas ucapannya.     

Sambil mengusap tengkuk lehernya, Bara tersenyum nyengir karena tidak bisa bicara lama dengan Ayraa. Tanpa melihat ke pintu rumah Ayraa lagi, Bara masuk ke dalam mobilnya kemudian pergi meninggalkan halaman rumah Ayraa.     

Di dalam kamar Ayraa melihat Danish yang sedang berbaring miring, dan itu suatu kemajuan yang pesat Danish bisa tidur miring tanpa bantuannya juga tanpa penyangga bantal di punggungnya.     

"Kak Danish." panggil Ayraa sambil membawa amplop putih yang berisi hasil foto USG bayinya.     

Danish tetap bergeming walau Ayraa memanggil namanya juga mengusap bahunya.     

"Kak Danish, aku akan menjawab pertanyaan Kak Danish tadi ya? dengarkan ya Kak." ucap Ayraa dengan menahan senyum. Ayraa tahu saat ini Danish tengah cemburu lagi sama Bara.     

"Tadi aku berangkat sendiri ke Dokter Citra rekomendasi dari Dara kan Kak? Dan sampai di sana aku baru tahu kalau Dokter Citra adalah Tantenya Bara dan Dara. Sebelum aku di periksa aku menghubungi kak Danish beberapa kali tapi kak Danish tidak mengangkatnya. Aku menjadi cemas dan gelisah. Jadi aku minta dokter Citra untuk memeriksaku lebih cepat agar aku bisa pulang cepat untuk melihat keadaan suamiku yang tampan yang saat itu aku cemas karena tidak tahu keadaannya. Karena aku pulang tergesa-gesa aku lupa membawa hasil print USG-nya... hanya itu saja Kak. Jadi aku tidak ada bertemu dengan Bara apalagi pergi berdua dengan Bara. Dan kenapa hasil print USG-nya ada di Bara, saat Bara main ke sana di mintai tolong sama dokter Citra untuk memberikannya padaku karena aku sudah bilang ke dokter Citra kalau hasil USG itu sangat penting untuk aku perlihatkan pada suamiku yang paling tampan dan pencemburu ini." ucap Ayraa menjelaskan hingga detail dan itu membuat Danish jadi merasa malu karena benar apa yang di katakan Ayraa kalau dirinya cemburu.     

"Kak Danish...apa tidak ingin lihat foto bayi kita yang lucu dan kata Dokter Citra bayi kita laki-laki. Jadi doaku di dengar sama Tuhan, kalau sudah lahir aku beri nama Danish Aillen. Sebuah nama yang paling aku sukai juga orangnya." ucap Ayraa dengan tersenyum semakin membuat Danish tak bergerak selain menelan salivanya.     

"Benar... kak Danish tidak mau bicara? juga tidak ingin melihat foto bayi kita? aku simpan saja ya?" tanya Ayraa seraya bangun dari duduknya.     

"Jangan, aku mau melihatnya." ucap Danish sedikit kesulitan kembali tidur berbaring untuk melihat hasil foto bayinya.     

Ayraa tersenyum kemudian kembali duduk dan membetulkan posisi Danish dengan benar. Setelah memastikan posisi Danish sudah nyaman. Ayraa mengeluarkan foto hasil USG dan di tunjukkannya pada Danish.     

"Lihat kak Danish, sangat lucu bukan?" ucap Ayraa pada Danish yang menatap tak berkedip pada foto yang di pegang Ayraa.     

Tak terasa air mata Danish menetes dari kedua sudut matanya.     

"Sangat lucu... apakah dia benar-benar anakku Ayraa? aku mempunyai bayi laki-laki yang lucu." ucap Danish dengan suara bergetar.     

"Ya Kak...itu bayi kita, lima bulan lagi akan lahir." ucap Ayraa seraya mengusap air mata Danish yang menetes lagi di kedua sudut matanya.     

"Bulan depan semoga aku bisa mengantarmu ya Ayraa." ucap Danish dengan tatapan memohon.     

"Kenapa harus menunggu bulan depan? besok kita ke sana lagi juga bisa. Bukankah Kak Danish sudah bisa duduk bersandar? bahkan tadi kak Danish susah bisa tidur miring sendiri?" ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Sakit Ayraa... sangat sakit tadi." Jawab Danish dengan suara merajuk.     

Ayraa tertawa kecil kemudian mengusap lembut wajah Danish dan mengecupnya dengan mesra.     

"Karena cemburu, kak Danish membahayakan kesehatan Kak Danish. Bagaimana kalau tadi patah?" tanya Ayraa dengan nada menggoda.     

"Aku tidak cemburu, aku hanya ingin tidur miring saja." ucap Danish dengan wajah memerah.     

"Benar? hanya ingin tidur miring saja? tidak cemburu lagi?" tanya Ayraa dengan menahan senyum.     

"Benar Ayraa." jawab Danish dengan wajah memerah.     

"Baiklah.. aku akan menemui Bara dulu ya Kak, kasihan menunggu di luar." ucap Ayraa dengan tenang hendak keluar kamar.     

"Tidak boleh!!! kalau Bara mau suruh masuk ke sini saja." ucap Danish dengan panik.     

Ayraa tak bisa menahan tawanya. Sambil menutup mulutnya Ayraa tertawa sambil menatap wajah Danish yang memerah karena rasa cemburu.     

"Kenapa kamu tertawa Ayraa? aku serius aku tidak mengizinkanmu berduaan dengan Bara." ucap Danish lepas begitu saja.     

"Kenapa kak Danish tidak mengizinkan aku berdua dengan Bara?" tanya Ayraa lagi dengan tersenyum.     

"Karena aku cemburu Ayraa, aku sangat cemburu. Karena aku tahu Bara begitu menginginkanmu, aku takut kamu meninggalkan aku Ayraa." ucap Danish tanpa bisa di tahannya lagi.     

Dengan cepat Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat.     

"Tidak Kak Danish, itu tidak akan pernah terjadi. Aku tidak akan pernah meninggalkan Kak Danish karena cintaku hanya untuk kak Danish saja." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Sekarang Bara ada di luar menunggumu bukan?" tanya Danish dengan tatapan berkabut     

"Tidak Kak, aku hanya menggoda kak Danish karena tidak mau mengaku kalau cemburu. Bara sudah pulang dari tadi sejak aku menyuruhnya pulang karena aku tidak ingin suamiku menunggu lama." ucap Ayraa dengan tatapan tak berkedip menatap wajah Danish yang begitu tampan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.