THE BELOVED ONE

KEJUTAN UNTUK DANISH (1)



KEJUTAN UNTUK DANISH (1)

0Danish membuka matanya melihat Ayraa yang masih tidur dalam pelukannya.     
0

"Ayraa... bangun sayang." panggil Danish sambil melihat ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.     

Mendengar panggilan Danish, Ayraa sedikitpun tidak membuka matanya bahkan semakin mempererat pelukannya.     

"Ayraa... bangun, sudah siang. Bukannya kamu harus mengambil kelas pagi?" ucap Danish seraya mengusap wajah cantik Ayraa.     

"Em... biarkan aku memelukmu sejenak Kak." ucap Ayraa dengan mata yang masih terpejam.     

Dengan tersenyum Danish membiarkan Ayraa memeluk dirinya dengan erat.     

Cukup lama, Ayraa memeluknya hingga Danish terpaksa membangunkan Ayraa kembali.     

"Ayraa... bangun, kamu bisa terlambat kuliah." ucap Danish mencubit pipi Ayraa dengan gemas karena tidak mau bangun sama sekali.     

"Emm...aku kuliah ambil malam saja Kak." sahut Ayraa menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Danish.     

"Kenapa? aku lebih tenang kalau ambil pagi Ayraa. Kalau malam aku takut kamu kenapa-kenapa." ucap Danish sambil merubah posisinya untuk berbaring terlentang.     

"Ya ... baiklah, kalau begitu besok aku ambil pagi dan sejarah aku libur lagi daripada Kak Danish cemas." ucap Ayraa dengan bandel.     

Dan tentu saja Danish semakin gemas di buatnya.     

Dengan perasaan gemas Danish menggigit bibir mungil Ayraa hingga Ayraa mengaduh kesakitan sambil membuka kedua matanya.     

"Kak Danish! kenapa menggigit bibirku?" tanya Ayraa menatap Danish dengan mata terbelalak.     

"Bangun Ayraa, kamu harus berangkat kuliah pagi." ucap Danish seraya mendorong lengan Ayraa agar segera bangun dari tidurnya.     

"Kak Danish, besok saja kenapa Kak? aku mau temani kak Danish lagi." ucap Ayraa dengan wajah memelas.     

"Tidak Ayraa, kamu harus memenuhi janji pada Ayah kalau kamu bisa mendapat gelar sarjana walau sudah menikah.     

Ayraa berdiam mendengar ucapan Danish yang mengingatkan janjinya pada Ayahnya.     

"Kak Danish benar, baiklah aku akan berangkat kuliah." ucap Ayraa turun dari tempat tidurnya dan segera pergi ke dapur untuk memasak nasi dan merebus telor.     

Sambil menunggu nasi dan telor matang, Ayraa pergi kamar mandi dan membersihkan badannya.     

Setelah selesai mandi di bawah. Ayraa membawa nasi dan telor rebus ke atas untuk sarapan Danish.     

"Kak Danish, maaf...aku hanya memasak nasi putih dan telor rebus saja buat sarapan Kak Danish." ucap Ayraa seraya meletakkan makanannya di atas meja, kemudian membantu Danish untuk duduk bersandar.     

Setelah Danish duduk bersandar, Ayraa segera mengambil makanannya kemudian meletakkannya di atas kedua paha Danish.     

"Tidak apa-apa Ayraa, sudah terbiasa dengan rebus telor." ucap Danish sambil mengunyah makanannya.     

Sambil melihat Danish sarapan, Ayraa berganti pakaian untuk berangkat kuliah.     

"Sudah selesai Kak Danish?" tanya Ayraa bersiap-siap pergi kuliah.     

"Sudah." sahut Danish seraya mengusap mulut dengan tissue setelah selesai makan.     

Dengan penuh perhatian, Ayraa mengambil piring kotor dari Danish dan di letakkannya di meja, kemudian kembali membaringkan Danish dengan posisi yang nyaman.     

"Aku berangkat kuliah dulu ya kak." ucap Ayraa seraya mengecup kening Danish dengan mesra.     

"Hati-hati Ayraa, kalau selesai langsung pulang ya." ucap Danish dengan tatapan penuh.     

"Ya Kak....aku pasti langsung pulang cepat." ucap Ayraa kemudian mengambil piring kotor dan di bawanya keluar sekalian untuk di cucinya di dapur.     

Setelah selesai semua pekerjaannya, Ayraa berangkat ke kampus dengan memakai mobil pribadinya.     

Tiba di kampus Ayraa masuk ke dalam kelas dan di lihatnya Bara dan Niluh yang melambaikan tangannya kepadanya.     

"Ayraa, duduklah di sini." ucap Bara sambil mengambil kursi agar Ayraa bisa duduk di sampingnya.     

Dengan segera Ayraa duduk di samping Bara.     

"Bagaimana hasil USG kamu kemarin?" tanya Bara dengan serius.     

"Sangat baik, dan bayiku laki-laki." ucap Ayraa dengan wajah ceria.     

"Semoga sehat sampai kamu melahirkan." ucap Bara ikut bahagia sekaligus sedih berbaur menjaga satu.     

"Terima kasih, dan aku juga ucapkan terima kasih sekali lagi karena bersedia mengirim hasil USG ke rumah." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Sama-sama, apa kamu ada acara setelah selesai kuliah ini nanti?" tanya Bara penuh harap ingin mengajak Ayraa ke kantin.     

"Habis kelas ini aku langsung pulang karena aku mau memberi kejutan buat Kak Danish." ucap Ayraa yang sudah membelikan kursi roda buat Danish agar bisa ke mana-mana.     

"Oh..." Bara tidak bisa berkata apa-apa selain hanya bilang ohh... karena di hatinya ada perasaan sedih seketika.     

"Memang ada apa Bar?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Bara yang seketika berubah jadi pendiam.     

"Tidak apa-apa, aku hanya mau mengajakmu ke kantin." ucap Bara dengan jujur.     

"Sayang sekali, aku langsung pulang hari ini. Moga lain kali bisa ya Bar." ucap Ayraa merasa lega karena di waktu yang tepat dirinya ada alasan untuk menolak ajakan Bara. Bukan karena apa-apa, hanya saja Ayraa tidak ingin memberi harapan yang lebih pada Bara.     

"Tidak apa-apa Ayraa, santai saja. Masih ada waktu di hari yang lain." ucap Bara dengan tenang.     

Ayraa tersenyum pada Bara bersamaan datangnya dosen yang di tunggunya dari tadi.     

Setelah berkutat dengan mata pelajarannya, Ayraa menutup bukunya dengan cepat kemudian pergi keluar kelas setelah pamit pada Bara dan Niluh.     

Dengan menjalankan mobilnya sedikit cepat, Ayraa sampai di rumah juga, dan secara kebetulan kursi roda yang di pesannya sudah sampai di rumah juga.     

"Maaf Pak, apa sudah menunggu lama?" tanya Ayraa setelah keluar dari mobil.     

"Baru saja Mbak, saya ketuk-ketuk pintu tidak ada yang menjawab." ucap kurir kursi roda.     

"Ya Pak, maaf suami saya ada di rumah tapi tidak bisa kemana-mana." ucap Ayraa seraya melihat kursi roda baru yang baru di belinya.     

"Oh... pantas saja Mbak, bagaimana Mbak? apa suka dengan modelnya?" tanya Kurir kursi roda.     

"Bagus Pak, saya suka. Begini Pak, saya minta tolong kursi roda ini Bapak bawa ke atas di depan pintu kamar saya. Nanti saya masuk lebih dulu untuk menutup kedua mata suami saya, baru setelah itu Bapak masuk. Begitu ya Pak? apa Bapak paham?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Mengerti Mbak." ucap Kurir tersebut dengan menganggukkan kepalanya.     

Setelah berbincang sebentar dengan pak Kurir, Ayraa membuka pintu dan meminta Pak Kurir untuk segera membawa masuk kursi rodanya.     

Tiba di depan kamar Danish, Ayraa membuka pintu dengan sangat pelan dan ternyata Danish sedang membaca buku.     

"Kak... tidak tidur?" tanya Ayraa meletakkan tasnya kemudian mendekati Danish.     

"Kamu datang cepat Ayraa?" tanya Danish seraya meletakkan bukunya.     

"Kak...mau tidak nanti sore kita jalan-jalan ke taman?" tanya Ayraa dengan sebuah senyuman.     

"Bagaimana kita bisa jalan-jalan ke taman kalau aku tidak bisa kemana-mana Ayraa." jawab Danish dengan tatapan sedih.     

"Kak Danish hanya bilang saja mau atau tidak, kalau mau... Kak Danish pejamkan mata." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.