THE BELOVED ONE

KEJUTAN UNTUK DANISH (2)



KEJUTAN UNTUK DANISH (2)

0"Bagaimana kita bisa jalan-jalan ke taman kalau aku tidak bisa kemana-mana Ayraa." jawab Danish dengan tatapan sedih.     
0

"Kak Danish hanya bilang saja mau atau tidak, kalau mau... Kak Danish pejamkan mata." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman.     

"Memang ada apa Ayraa? kenapa harus memejamkan mata?" tanya Danish dengan tersenyum.     

"Kak Danish jawab dulu, mau apa tidak kita jalan-jalan? anggap saja kita kencan." ucap Ayraa dengan tatapan tak berkedip.     

Wajah Danish memerah kemudian tersenyum.     

"Kita kencan sepeti apa Ayraa, bukannya aku tidak bisa kemana-mana?" ucap Danish masih tak mengerti dengan maksud Ayraa.     

"Kak Danish mau tidak kencan denganku Kak?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

"Tentu aku mau Ayraa." jawab Danish dengan hidung kembang kempis karena Ayraa mengajaknya berkencan.     

"Kalau begitu sekarang tutup mata kak Danish." ucap Ayraa sambil menutup kedua mata Danish dengan kedua tangannya.     

Setelah menutup kedua mata Danish, Ayraa memberi kode pada pak Kurir dengan sebuah deheman.     

Mendengar kode dari Ayraa, segera pak kurir memasukkan kursi roda tepat di hadapan Danish.     

Setelah tugasnya selesai kurir itu pun pergi keluar dari kamar.     

"Nah...sekarang buka mata Kak Danish." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Perlahan Danish membuka matanya. Kedua mata Danish tak berkedip melihat kursi roda yang ada di hadapannya.     

"Ayraa... apa ini Ayraa? kursi roda? kamu membelinya untukku?" tanya Danish dengan tatapan matanya berkaca-kaca menahan haru karena perhatian Ayraa yang begitu besar padanya.     

"Ya buat Kak Danish biar bisa kemana-mana dan menemani aku." ucap Ayraa dengan tersenyum bahagia melihat wajah Danish yang terlihat bahagia.     

Dengan perasaan haru, Danish menarik tubuh Ayraa dengan kuat dan memeluknya dengan sangat erat.     

"Terima kasih Ayraa, terima kasih istriku sayang... istriku yang terbaik." ucap Danish dengan suara tercekat.     

"Sama-sama Kak Danish." ucap Ayraa seraya menangkup wajah Danish dan mengecup kening Danish dengan penuh cinta.     

"Kapan kamu membelinya Ayraa?" tanya Danish masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.     

"Aku pesan online Kak, dan barusan saja datang setelah aku pulang kuliah. Jadi sekalian aku beri kejutan buat Kak Danish." jawab Ayraa dengan hati di lebih kebahagiaan karena Danish terlihat bahagia dan ada antusias.     

"Jadi...bagaimana dengan ajakan kencan ku Kak? jadi kan kita berkencan?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Terserah kamu, ke mana kamu mengajakku kencan Ayraa. Aku selalu siap mendampingi istriku kemanapun dia pergi." ucap Danish membalas tatapan mata Ayraa dengan penuh cinta.     

"Aku tidak akan mengajak kencan terlalu jauh. Aku hanya ingin ke taman perumahan saja. kita bisa duduk di sana sambil menikmati kolam ikan yang ada di taman itu." ucap Ayraa menghadap tepat di wajah Danish yang masih terlihat shock bahagia.     

"Iya... tidak apa-apa, di taman kota atau di manapun semuanya sama saja. Yang penting hanya denganmu." ucap Danish dengan tatapan menggoda.     

"Apa Kak Danish mau mencobanya duduk di kursi roda itu sekarang?" tanya Danish seraya melihat kursi roda yang ada dihadapan Danish.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan cepat.     

"Ayo... kalau Kak Danish mau mencobanya sekarang." ucap Ayraa seraya mendekatkan kursi rodanya lebih dekat dengan Danish.     

Dengan memapah kedua lengan Danish Ayraa membantu Danish duduk di kursi rodanya.     

Wajah Danish terlihat bahagia setelah duduk di kursi roda.     

"Lihat Ayraa, aku sudah bisa duduk di kursi roda? tapi punggungku sedikit sakit karena tertekan." ucap Danish sedikit meringis kesakitan.     

"Sebentar Kak, sandarannya bisa di datarkan sedikit agar kak Danish bisa bersandar." ucap Ayraa kemudian menurunkan pelan sandaran kursi rodanya.     

"Sudah cukup segini Kak Danish? apa sudah pas di punggung kak Danish? apa sudah lebih baik sekarang Kak?" tanya Ayraa setelah menurunkan sandaran kursi roda Danish.     

"Sudah Ayraa, sudah tepat." ucap Danish seraya memejamkan matanya merasakan duduk di kursi rodanya.     

"Coba sejarah kak Danish pelajari fungsi dari tiap tombol di kotak itu." ucap Ayraa seraya menunjuk kotak kecil di pinggiran kursi.     

"Em... aku coba sekarang." ucap Danish dengan matanya tak lepas dari alat tombol di kursinya.     

Setelah mempelajari semuanya Danish mulai mencoba menggerakkan kursi roda listriknya.     

Ayraa tersenyum melihat Danish sudah berputar-putar di kursi rodanya.     

Danish tertawa lepas sambil menekan tombol alatnya.     

"Ayraa, aku sudah bisa kemana-mana sekarang. Di waktu senggang ajari aku untuk jalan walau sedikit bungkuk tidak apa-apa." ucap Danish antusias.     

"Ya kak Danish, Kak Danish tenang saja. Sekarang kak Danish latihan saja sebelum nanti kita kencan sore." ucap Ayraa sambil duduk di pinggir tempat tidur melihat Danish yang punya semangat hidup.     

"Sebaiknya kamu istirahat Ayraa, aku akan latihan sebentar." ucap Danish seperti anak kecil yang dapat mainan baru.     

"Aku akan memasak saja Kak, untuk makan siang kak Danish." ucap Ayraa seraya mendekati Danish dan mengecup kening Danish kemudian keluar kamar.     

Di dapur, Ayraa benar-benar belajar memasak menu kesukaan Danish.     

"Drrrt... Drrtt...Drrrt"     

Ayraa mengkerutkan keningnya saat mendengar ponselnya berbunyi.     

Dengan penasaran, Ayraa mengambil ponselnya ingin tahu siapa yang menghubunginya.     

"Chello? ada apa Chello menghubungiku ? apa ada sesuatu yang terjadi pada dirinya?" tanya Ayraa dalam hati.     

Dengan hati penuh tanda tanya, Ayraa menerima panggilan Chello.     

"Hallo...ya Chell." ucap Ayraa dengan penasaran.     

"Maaf....aku bukan Chello, tapi aku kekasihnya Chello." ucap Jessi yang saat itu sedang di barak Chello dan Chello sedang mandi di luar barak.     

Ayraa sedikit terkejut tapi kemudian Ayraa bisa mengimbangi rasa terkejutnya.     

"Ya... kalau boleh tahu dengan siapa?" tanya Ayraa penasaran dengan nama kekasih Chello.     

"Aku Jessi, dan aku baru saja menjamin hubungan dengan Chello. Aku tahu kamu adalah sahabat Chello, untuk itu aku memberitahumu kalau aku sebentar lagi akan menikah dengan Chello. Dan aku harap setelah ini, kamu tidak akan mengganggu Chello lagi. Biarkan Chello bahagia denganku." ucap Jessi dengan suara tegas.     

Ayraa mengkerutkan keningnya, tidak tahu arah pembicaraan Jessi.     

Bagaimana Jessi mengatakan kalau dirinya seorang pengganggu. Padahal untuk bicara dengan Chello saja sangat jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah.     

"Apa Chello yang mengatakan itu padamu?" tanya Ayraa dengan heran.     

"Ya... tentu saja Chello sudah menceritakan semuanya padaku. Dan aku sangat menyayangkan kalau seorang wanita yang sudah mempunyai suami masih saja mengejar laki-laki lain." ucap Jessi dengan kata-kata yang sangat menyakitkan hati Ayraa.     

"Aku bukan wanita seperti itu! tolong bilang pada suamimu mulai detik ini, dia bagiku bukan sahabatku lagi dan bagiku dia sudah mari." ucap Ayraa dengan hati yang sangat terluka seraya menutup panggilannya.     

Ayraa menangis lirih tidak ingin Danish mendengar suara tangisnya.     

Hati Ayraa terasa sesak, bagaimana bisa Chello laki-laki yang dia sangat sayangi begitu tega bicara seperti itu pada calon istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.