THE BELOVED ONE

RASA SEDIH AYRAA



RASA SEDIH AYRAA

0Ayraa menangis lirih tidak ingin Danish mendengar suara tangisnya.     
0

Hati Ayraa terasa sesak, bagaimana bisa Chello laki-laki yang dia sangat sayangi begitu tega bicara seperti itu pada calon istrinya.     

"Tega sekali kamu berpikir seperti padaku Chell? aku kira kamu benar-benar sahabatku yang terbaik, tapi ternyata tidak. Aku harap kita tidak akan bertemu lagi." ucap Ayraa dalam hati seraya mengusap air matanya.     

Setelah melepas semua rasa sesak di dadanya, Ayraa memasak untuk Danish yang pasti sudah menunggu lama.     

Tanpa bisa melepas rasa kesedihannya Ayraa menyelesaikan masakannya kemudian membawanya ke atas ke kamar Danish.     

"Lama sekali kamu memasak Ayraa?" tanya Danish masih duduk di kursi rodanya menunggu dengan cemas kembalinya Ayraa.     

"Ada yang tidak ada untuk bumbu dasarnya Kak. Jadi terpaksa beli di toko depan." jawab Ayraa seraya meletakkan makanannya di atas meja kursi roda tanpa melihat ke arah Danish yang menatapnya tak berkedip.     

"Ada apa denganmu Ayraa?" tanya Danish menahan lengan Ayraa agar tidak menjauh.     

"Tidak ada apa-apa Kak." jawab Ayraa yang tidak pandai menyembunyikan kesedihannya.     

"Kamu menangis? katakan padaku ada apa?" tanya Danish menatap wajah Ayraa.     

"Tidak Kak...aku tidak menangis, tadi ada debu yang masuk kedalam mataku." jawab Ayraa seraya mengusap lagi matanya.     

"Tidak, terlihat jelas kamu sedang sedih Ayraa. Ada Apa? katakan padaku? apa kamu tidak percaya denganku?" tanya Danish dengan tatapan penuh seraya memindahkan makanannya di tempat tidur.     

Ayraa menatap kedua mata Danish yang terlihat cemas.Tanpa bisa menahan kesedihannya lagi Ayraa menangis memeluk Danish.     

"Kak Danish.... Chello Kak... Chello jahat sekali padaku." ucap Ayraa menangis tersedu-sedu.     

Danish menahan nafasnya, dua kali sudah Danish melihat sedih menangis karena Chello.     

Dengan penuh kasih sayang, Danish mengusap punggung Ayraa.     

"Katakan padaku, ada apa dengan Chello? apa yang di perbuat Chello hingga kamu menangis?" tanya Danish dengan sabar hati.     

"Chello akan menikah dengan Jessi, dan Jessi meneleponku dan mengatai aku yang tidak-tidak. Dan semua itu kata-kata dari Chello." ucap Ayraa menceritakan semuanya pada Danish apa yang dikatakan Jessi padanya.     

"Dan kamu percaya, kalau Chello bisa mengatakan padamu tentang hal itu? padahal Chello selama ini selalu melindungi kamu." ucap Danish dengan serius.     

"Bagaimana aku tidak percaya Kak, ponselnya saja ada di tangan Jessi. Dan mungkin Chello sudah melupakannya aku, karena tidak memberitahuku kalau mau menikah." ucap Ayraa dengan bibir cemberut seolah-olah tidak rela kalau Chello mau menikah.     

"Apa kamu tidak setuju kalau Chello mau menikah Ayraa?" tanya Danish menatap dalam wajah Ayraa.     

Ayraa mengangkat wajahnya yang memerah.     

"Kenapa tidak setuju kak? aku setuju Chello menikah tapi tidak dengan Jessi, sangat jahat tidak perduli dengan perasaan orang lain, egois... tidak pantas dengan Chello." ucap Ayraa dengan wajah kesal.     

"Yang pantas seperti siapa Ayraa? apa seperti kamu?" tanya Danish dengan suara pelan.     

Ayraa menoleh ke arah tepat wajah Danish.     

"Apa??? tentu saja tidak Kak, aku hanya sakit hati saja benar-benar Jessi membohongi aku." ucap Ayraa dengan perasaan rumit mendengar ucapan Danish.     

"Sekarang, bagaimana dengan perasaanmu apa sedikit berkurang rasa sedihmu kalau Chello tidak mungkin melakukan hal itu." ucap Danish dengan perasaan campur aduk antara sedih, cemburu dan senang kalau di hati Ayraa masih ada tempat untuk Chello.     

"Aku masih marah Kak, karena Chello teledor sampai ponsel di pegang wanita lain tidak tahu." ucap Ayraa yang sudah terlanjur bilang pada Jessi kalau dirinya sudah tidak mengakui Chello sebagai sahabatnya.     

"Sekarang...kamu mandi biar rasa marah kamu hilang, setelah itu kita jalan-jalan. Bukannya kamu akan mengajakku berkencan?" tanya Danish dengan tersenyum.     

Ayraa menepuk keningnya hampir saja lupa dengan janjinya pada Danish untuk pergi ke taman perumahan.     

"Emm... kak Danish makan dulu saja, biar aku mandi dulu." ucap Ayraa mengambil lagi makanan yang di atas tempat tidur dan meletakkannya di atas meja kursi roda.     

"Jangan lama-lama ya Ayraa, aku tidak bisa menahannya." ucap Danish sambil tersenyum melihat wajah Ayraa yang memerah.     

Setelah Ayraa masuk ke kamar mandi Danish segera mengambil ponsel dan menghubungi Chello.     

"Hallo... Chello." panggil Danish dengan wajah serius.     

"Pak Danish? ada apa Pak? apa ada sesuatu hal lagi?" tanya Chello dengan mengkerutkan keningnya karena Danish menghubunginya lagi.     

"Apa kamu mau menikah dengan Jessi?" tanya Danish langsung pada permasalahannya.     

Chello semakin mengerutkan keningnya tidak tahu apa maksud arah pembicaraan Danish.     

"Maksud Pak Danish, akuu mau menikah dengan Jessi begitu? tanya Chello lagi tidak mengerti.     

"Iya...bukannya kamu mau menikah dengan Jessi?" tanya Danish dengan kesal karena Chello telah melanggar janjinya.     

"Pak Danish tahu dari mana kabar seperti itu? itu tidak benar! siapa yang akan menikah dengan Jessi?" tanya Chello balik dengan bingung.     

"Dari Ayraa, calon istrimu sendiri yang menelpon Ayraa dan mengatakan semua itu." jawab Danish dengan singkat.     

"Dari Ayraa? dan Jessi menelepon Ayraa? aku tidak tahu maksud Pak Danish, aku tidak mengerti bagaimana Jessi bisa menelpon Ayraa? Jessi tidak tahu nomor telepon Ayraa Pak Danish." jelas Chello semakin bingung di buatnya.     

"Tentu saja kamu bilang seperti itu! Jessi menelepon Ayraa memakai ponsel kamu dan kamu tahu apa yang dikatakan Jessi pada Ayraa?" tanya Danish pada Chello kemudian menceritakan semua apa yang di katakan Jessi pada Ayraa tanpa ada yang di tertinggal.     

Wajah Chello merah padam, menahan marah setelah mendengar semua yang diceritakan Danish padanya.     

"Maafkan aku Pak Danish. Sungguh aku tidak tahu tentang masalah itu, tidak mungkin aku menjelek-jelekan wanita yang aku cintai. Dan lagi pula aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Jessi. Sebenarnya Jessi adalah keponakan dari Dokter Kim, dan sebelum Dokter Kim meninggal meminta padaku untuk menjaga Jessi bahkan memintaku untuk menikahinya. Tapi aku sudah mengatakan pada Dokter Kim, aku tidak bisa menikahinya karena aku sudah mencintai wanita lain dan aku hanya bisa menjaga Jessi. Hal itu yang aku lakukan Pak Danish, jadi tidak mungkin aku menikah dengan Jessi." jelas Chello panjang lebar.     

"Kamu tahu... karena masalah itu Ayraa menjadi sedih dan menangis. Mungkin karena terlalu sedih saat tahu kamu mengatakan hal seperti itu pada Jessi. Dan sepertinya Ayraa merasa cemburu padamu karena tahu kamu akan menikah dengan Jessie." ucap Danish bilang apa adanya pada Chello dan itu membuat hati Chello berdegup sangat kencang.     

"Apa yang Pak Danish katakan! Ayraa menangis dan sedih? Apa benar Ayraa cemburu padaku karena menikah dengan Jessi? Sungguh aku tidak percaya Pak Danish. Karena aku tahu Ayraa sangat mencintai Pak Danish, dan tidak peduli padaku, aku menikah dengan wanita lain atau tidak." ucap Chello tidak percaya dengan apa yang dikatakan Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.