THE BELOVED ONE

KENCAN YANG GAGAL



KENCAN YANG GAGAL

1"Apa yang Pak Danish katakan! Ayraa menangis dan sedih? Apa benar Ayraa cemburu padaku karena menikah dengan Jessi? Sungguh aku tidak percaya Pak Danish. Karena aku tahu Ayraa sangat mencintai Pak Danish, dan pasti tidak peduli padaku aku menikah dengan wanita lain atau tidak." ucap Chello tidak percaya dengan apa yang dikatakan Danish.     

"Ayraa mungkin mencintaiku, tapi Ayraa lebih menyayangi kamu. Ayraa tidak rela kalau kamu menikah dengan Jessi, Ayraa mengatakan sendiri padaku." ucap Danish dengan tenang setelah mendengar penjelasan Chello.     

Hati Chello semakin berdebar-debar, tidak bisa berkata apa-apa selain menenangkan dirinya agar tidak di ketahui oleh Danish.     

"Pak Danish, bisa aku minta tolong pada Danish untuk tidak mengatakan apa-apa pada Ayraa. Biarkan Ayraa tetap berpikir aku menikah dengan Jessi. Aku tidak ingin perasaan Ayraa terbagi saat ini. Aku ingin rumah tangga Kak Danish baik-baik saja dan bahagia." ucap Chello dengan tulus tidak ingin perasaan Ayraa terbagi selagi berumah tangga dengan Danish.     

"Tapi... bagaimana kalau Ayraa masih marah sama kamu? perasaan Ayraa bisa hilang kalau kecewa padamu." ucap Danish tidak setuju dengan tindakan Chello.     

"Aku percaya, kalau Ayraa benar-benar menyayangi aku pasti ada maaf di harinya untukku dan lagi aku bisa menjelaskannya saat nanti bertemu jika Tuhan mempertemukan aku dengan Ayraa." ucap Chello dengan hati merasa bahagia Ayraa ada cemburu padanya.     

"Baiklah kalau itu permintaanmu tapi ingat dengan janjimu padaku, untuk menjaga dan menikahi Ayraa." ucap Danish dengan sungguh-sungguh.     

"Ya Pak Danish aku tidak akan mengingkari janji, tapi tolong jangan ingatkan itu lagi. Pak Danish masih hidup dan akan panjang umur." ucap Chello tidak berharap lebih karena semua sudah ada jalannya.     

"Baiklah Chello, tolong nasihati Jessi jangan lagi menyakiti hati Ayraa. Aku sebagai suaminya tidak bisa terima kalau Ayraa di sakiti." ucap Danish dengan serius.     

"Pak Danish tenang saja, aku akan menyelesaikan masalah itu." ucap Chello dengan sungguh-sungguh kemudian menutup panggilannya Danish.     

"Kak Danish." panggil Ayraa mengangetkan Danish saat meletakkan ponselnya.     

"Ya Ayraa." Sahut Danish sedikit gugup.     

"Habis telpon sama siapa? dan ini... kenapa makanan masih utuh?" tanya Ayraa sambil mengerutkan keningnya.     

"Aku habis bicara dengan Dewa, jadi belum sempat makan. Karena kamu sudah selesai mandi, bagaimana kalau kamu menyuapiku." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Manja ya Kak Danish." ucap Ayraa seraya mencubit hidung Danish dengan gemas.     

"Manja sama istri sendiri apa ada yang melarang Ayraa?" tanya Danish menatap intens wajah Ayraa.     

"Emm... tidak ada Kak, aku senang menyuapi kak Danish." ucap Ayraa seraya menyuapi Danish penuh perhatian.     

"Jangan pernah bosan melakukannya ya Ayraa." ucap Danish dengan tatapan penuh.     

"Tidak akan pernah bosan Kak." ucap Ayraa tersenyum masih menyuapi dengan telaten.     

Sambil mengajak bicara Danish, tak terasa satu piring makanan habis di makan Danish.     

"Sudah habis Kak, kita bersiap-siap kencan sebentar lagi." ucap Ayraa dengan mengedipkan mata polosnya.     

"Sudah tidak sabar kencan denganmu." ucap Danish memutar kursi rodanya mengikuti Ayraa yang ada di depannya sedang membuka pintu.     

"Kak Danish, apa bisa berjalan sedikit tanpa kursi roda?" tanya Ayraa saat sampai di tangga.     

"Tapi aku tidak berjalan cepat." ucap Danish sedikit ragu karena harus berjalan dengan punggung tegak agar tidak gesekan.     

"Ya... tenang saja kak, aku akan memegangmu." ucap Ayraa tersenyum seraya membantu Danish berdiri dan memegang kedua tangan Danish dengan kuat.     

Berdiri di samping Danish, Ayraa memegang tangan Danish untuk berjalan pelan turun tangga.     

Tiba di bawah tangga, Danish tersenyum dan tertawa bahagia.     

"Akhirnya aku bisa berjalan Ayraa aku bisa kemana-mana lagi. Tinggal punggungku saja membutuhkan alat penyangga agar tidak sakit buat berjalan." ucap Danish dalam pelukan Ayraa.     

"Akhirnya, Kak Danish bisa tertawa seperti ini." ucap Ayraa ikut tertawa melihat Danish bisa tertawa lepas.     

"Aku bahagia Ayraa, aku akan lebih bersemangat setelah ini." ucap Danish membalas pelukan Ayraa dengan sangat erat.     

"Aku ikut bahagia mendengarnya Kak." ucap Karin dengan hati lebih bahagia dari Danish.     

"Kita kencan sekarang?" tanya Danish tak lepas menatap wajah Ayraa.     

"Tentu Kak, tunggu sebentar aku mau ambil kursi rodanya." sahut Ayraa kemudian melepas pelukan Danish kembali naik tangga untuk mengambil kursi roda Danish.     

Setelah mengambil kursi roda, segera Ayraa membantu Danish untuk duduk di kursi rodanya.     

"Kita berangkat sekarang ya Kak." ucap Ayraa mendorong kursi roda Danish keluar rumah dan berjalan ke arah taman yang tidak terlalu jauh rumahnya.     

Sambil menikmati langit yang berwarna senja Ayraa menghentikan langkahnya saat tiba di taman perumahan.     

Banyak anak-anak kecil yang sedang bermain.     

"Kita ke sana ya Kak, ada tempat agak sepi sangat pas untuk tempat kita berkencan." ucap Ayraa seraya mendorong kembali kursi roda Danish untuk duduk di tempat yang sepi.     

"BRUKKKK"     

"Ehh...maaf." ucap seorang wanita muda yang tiba-tiba menabrak kursi roda Danish hingga pegangan Ayraa sedikit oleng.     

"Masnya tidak apa-apa?" tanya wanita itu tanpa menghiraukan tatapan Ayraa yang sedikit marah.     

"Tidak apa-apa." jawab Danish seraya memegang tangan Ayraa yang masih ada di pegangan kursi roda.     

"Maaf ya Dek, gara-gara aku... kakak kamu hampir saja terguling." ucap wanita itu menatap Ayraa sekilas kemudian kembali menatap wajah Danish.     

"Maaf Mas, kenalkan namaku Tara aku baru saja pindah di perumahan ini. Kalau boleh tahu nama Masnya siapa?" tanya Tara dengan tatapan terpesona.     

Danish terdiam menatap wajah Ayraa yang terlihat suram.     

"Namaku Danish, dan kenalkan ini istriku Ayraa." ucap Danish masih menggenggam tangan Ayraa dengan erat.     

Wajah Tara seketika berubah pucat saat Danish mengenalkan Ayraa sebagai istrinya.     

"Ohh...adek ini isteri Mas Danish? aku kira adek Mas Danish." ucap Tara menenangkan hatinya yang sangat kecewa.     

Ayraa tersenyum kesal, mendengar Tara berulang-ulang memanggil dengan sebutan Mas.. padahal dirinya saja tidak memanggil sebutan Mas.     

"Maaf Mbak Tara, Mas Danish sekarang dalam keadaan tidak sehat bisakah pembicaraannya di lanjutkan laim hari?" ucap Ayraa ikut memanggil Danish dengan sebutan Mas.     

Wajah Danish memerah mendengar Ayraa memanggilnya dengan sebutan Mas, dan itu sangat membahagiakan hati Danish.     

1

"Ya sudah... semoga lain waktu kita bisa berbincang agak lama ya Mas Danish. Kalau boleh tahu rumah Mas Danish yang mana ya? siapa tahu aku lewat aku bisa mampir." ucap Tara semakin berani saja tanpa ada rasa malu.     

Ayraa tidak menjawab pertanyaan Tara, dan tidak memberi kesempatan Danish untuk menjawabnya.     

"Maaf Mbak Tara, kita permisi dulu." ucap Ayraa seraya mendorong kursi roda Danish pindah ke tempat lain dengan hati kesal.     

"Kita mau kemana Ayraa?" tanya Danish dengan sabar setelah Ayraa membawanya menjauh dari taman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.