THE BELOVED ONE

KEMARAHAN CHELLO



KEMARAHAN CHELLO

0Chello meletakan ponselnya di atas mejanya. Berpikir keras bagaimana Jessi begitu beraninya menghubungi Ayraa dengan mengatakan yang tidak-tidak pada Ayraa.     
0

"Aku tidak menyangka Jessi sampai nekat berbuat itu." ucap Chello dalam hati.     

Sambil menunggu kedatangan Jessi yang baru di hubunginya Chello memasukkan kembali sebuah foto milik Ayraa ke dalam dompetnya.     

"Ada apa kamu mencariku Chell? apa kamu mau mengajakku keluar malam ini?" tanya Jessi dengan tersenyum manis.     

"Duduklah, dan aku minta padamu untuk menjawab dengan jujur." ucap Chello dengan tatapan serius.     

"Ada apa? kamu terlihat serius sekali?" tanya Jessi seraya duduk di samping Chello.     

"Apa yang kamu lakukan tadi pagi pada ponselku?" tanya Chello dengan tatapan penuh.     

Jessi mengangkat wajahnya menatap wajah Chello sepertinya sudah mengetahui sesuatu.     

"Ada apa? aku tidak melakukan hal apa-apa." jawab Jessi masih menutupi kesalahannya.     

"Kamu menjawab dengan jujur atau aku harus menggunakan caraku seperti menginterogasi pada musuh?" tanya Chello dengan suara berat.     

Sungguh pribadi Chello telah berubah sejak tidak mendapatkan cinta Ayraa menjadi pribadi yang dingin yang tidak punya hati pada siapapun.     

"Memang apa yang Ingin kamu tanyakan Chell?" tanya Jessi lagi memastikan Chello sedang membahas apa.     

"Aku bertanya, apa yang kamu lakukan pada ponselku tadi pagi saat aku mandi?" tanya Chello berusaha menenangkan diri agar tidak emosi.     

"Aku...aku tadi meminjam ponselmu sebentar." ucap Jessi dengan takut-takut.     

"Kamu pinjam untuk apa?" tanya Chello lagi dengan tatapan dingin.     

"Telepon ke temanku." ucap Jessi masih saja berbohong.     

"Teman siapa? dan apa yang kamu bicarakan?" tanya Chello tidak senang dengan kebohongan Jessi.     

"Temanku laki-laki, kenapa Chell? apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Jessi seolah-olah tidak tahu maksud Chello.     

"Kamu masih saja berbohong Jessi, aku tidak suka dengan wanita yang tidak jujur. Aku sudah memberi kesempatan pada kamu untuk jujur tapi kamu tetap berbohong." ucap Chello pangan lebar.     

"Kamu bicara apa Chello? aku sama sekali tidak mengerti?" Jessi masih berkelit.     

PYAARRRR     

Tiba-tiba terdengar suara gelas pecah dengan wajah Chello yang tiba-tiba memerah.     

"Apa kamu masih mengelak dengan semua yang kamu lakukan?" tanya Chello dengan gigi bergemelatuk.     

Wajah Jessi seketika pucat dengan hati yang seketika menciut melihat kemarahan Chello yang sudah tidak main-main lagi.     

"Aku menghubungi Ayraa." ucap Jessi dengan suara pelan.     

"Apa yang kamu katakan pada Ayraa?" tanya Chello menatap tajam kedua mata Jessi.     

Tiba-tiba suara tangis Jessi meledak keras sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.     

"Teganya kamu mengatakan hal itu pada wanita yang sedang hamil dan dia tidak mengenalmu!! apa salah Ayraa padamu? apa dia pernah menyakiti hati kamu?" tanya Chello kembali dengan kedua tangan terkepal.     

"Dia telah merebut cintamu hingga aku tidak ada kesempatan lagi untuk memiliki hati kamu." ucap Jessi dengan menangis tersedu-sedu.     

"Bukannya aku sudah memberitahumu! aku mencintai Ayraa dan Ayraa mencintai suaminya tapi aku tidak jahat seperti kamu. Aku tidak pernah berpikir menghancurkan hubungan mereka hanya demi cintaku." ucap Chello sangat kecewa dengan sikap Jessi.     

Jessi menundukkan wajahnya masih menangis dengan perasaan malu.     

"Aku sangat kecewa padamu Jessi, bagaimana kamu tega melakukan hal itu? kenapa kamu tega menyakiti hati Ayraa dan membuat hubunganku dengan Ayraa menjadi memburuk." ucap Chello seraya menghela nafas panjang.     

"Maafkan aku Chello, maafkan aku. Aku tidak berpikir jernih tadi pagi. Aku di hinggapi rasa cemburu yang besar pada Ayraa. Aku sangat kecewa karena kamu menolakku Chello." ucap Jessi dengan hati menyesal.     

"Ayraa tidak bersalah dalam hal ini, kenapa kamu melimpahkannya pada Ayraa? kenapa tidak padaku saja? karena aku yang menolakmu." ucap Chello dengan serius.     

"Bagaimana aku bisa marah padamu Chello, aku mencintaimu." ucap Jessi semakin menundukkan wajahnya.     

"Maafkan aku Jessi, sekarang aku serahkan semua keputusan padamu. Aku akan menjagamu sampai kamu menemukan laki-laki yang baik hanya dengan satu syarat jangan lakukan hal itu lagi... apa jawabanmu?" tanya Chello dengan tatapan serius.     

Jessi mengangkat wajahnya kemudian membalas tatapan mata Chello.     

"Aku berjanji padamu tidak akan mengulanginya lagi. Izinkan aku tetap bersamamu Chell." ucap Jessi dengan bersungguh-sungguh.     

"Baiklah...aku memberikan kesempatan terakhir padamu. Aku tidak Ingin kamu mengganggu Ayraa itu saja." ucap Chello akhirnya bernapas lega Jessi menyadari kesalahannya.     

"Terima kasih Chell, kamu sudah tidak marah lagi padaku bukan?" tanya Jessi dengan tatapan memohon.     

"Aku tidak marah, selagi kamu menyadari kesalahan yang kamu lakukan. Sekarang kembalilah ke tempatmu." ucap Chello dengan suara sedikit melunak.     

Tanpa bicara apa-apa lagi Jessi keluar dari barak meninggalkan Chello sendirian.     

Setelah Jessi keluar, kembali Chello meraih ponselnya.     

Entah kenapa ada rasa rindu yang tiba-tiba menyentak dalam hatinya, rasa rindu pada Ayraa yang tidak pernah hilang.     

Dengan perasaan ragu, Chello menghubungi Ayraa. Sungguh hatinya berdebar-debar saat ponselnya sudah terhubung dengan ponselnya Ayraa.     

"Ada apa kamu meneleponku Chell." ucap Ayraa dengan hati yang sangat sakit. Saat itu Ayraa ada di dapur untuk menyiapkan makan malam buat Danish.     

"Aku ingin minta maaf tentang apa yang di ucapkan oleh Jessi padamu. Dia melakukannya karena cemburu saja." ucap Chello dengan suara sedikit tercekat.     

"Tentu saja, kamu membela calon istri kamu bahkan rela minta maaf demi dia. Tapi kamu jangan kuatir aku memakluminya. Karena aku tahu kamu sudah berubah." ucap Ayraa dengan nada kesal suatu perasaan yang sudah tidak bisa di tahannya sejak tadi pagi.     

"Aku tidak pernah berubah Ayraa, kamu sudah pasti sangat mengenalku." ucap Chello dengan suara yang sangat tenang saat merasakan kecemburuan dalam nada Ayraa.     

"Aku tidak tahu, aku sudah tidak mengenalmu lagi. Selamat saja untukmu yang sudah mau menikah semoga pilihanmu menjadi bahagiamu." ucap Ayraa dengan nada marah kemudian menutup panggilan secara sepihak.     

Chello menghela nafas panjang, sungguh dadanya terasa sesak ingin sekali Chello menjelaskan semuanya. Namun semua itu di tahannya demi kebahagiaan Danish dan Ayraa agar mereka senantiasa bahagia tanpa ada bayang-bayangnya lagi.     

"Jika memang aku takdirmu Ayraa, kita pasti akan di pertemukan pada waktu yang berbeda. Dan jika tidak semoga kita tidak akan bertemu lagi karena aku tidak ingin menjadi bayang-bayang masa lalu kamu. Aku sudah cukup bahagia bisa bertahan sendiri dengan perasaan cintaku padamu." ucap Chello dalam hati.     

Masih dengan hati yang terluka dan sedih, Chello meletakan ponselnya di atas meja, kemudian memakai jaketnya untuk mencari udara malam.     

"Semoga malam ini dan malam-malam selanjutnya aku bisa melewatinya tanpa hati terluka. Aku akan mengingatmu sampai kita bertemu lagi. Entah berapa lama aku harus menunggu, mungkin bertahun-tahun lamanya tapi perasaanku tetap hanya untukmu." ucap Chello sambil menatap langit yang gelap namun ada dua titik bintang di atas sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.