THE BELOVED ONE

MENGIDAM HAL YANG ANEH



MENGIDAM HAL YANG ANEH

0"Ayraa aku tidak percaya, aku bisa melihat bayi mungil kita di layar monitor tadi. Aku punya bayi laki-laki yang sehat sempurna dan tidak kurang suatu apapun." ucap Danish setelah keluar dari ruang Dokter Citra.     
0

"Apa kamu bahagia Mas Danish lihat bayi kita yang sudah berusia lima bulan? dan empat bulan lagi bayi kita lahir." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Sangat bahagia Ayraa...aku sudah tidak sabar menunggu waktu itu tiba." ucap Danish dengan antusias.     

"Sabar Mas, kita harus melewati tahap-tahap selanjutnya. Masih lama... kurang empat bulan lagi." ucap Ayraa merasa bahagia melihat Danish bahagia.     

"Tidak apa-apa, aku akan sabar menunggu." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Kita pulang sekarang ya Mas." ucap Ayraa seraya membantu Danish berjalan pelan tanpa apapun. Karena yang di pakai Danish sekarang adalah penyangga punggung yang di pasang khusus melindungi punggung Danish yang membutuhkan waktu lama untuk penyatuan tulang yang retak.     

"Ayraa... apa kamu tidak ingin sesuatu?" tanya Danish yang tiba-tiba ingin makan sate ayam.     

"Tidak Mas, aku mengantuk ingin tidur saja." ucap Ayraa terlalu lelah berpikir tentang Chello yang sama sekali tidak ada usaha apa-apa untuk menjelaskan sesuatu padanya tentang hubungannya dengan Jessi, seolah-olah Chello memang akan menikah dengan Jessi.     

"Tapi Ayraa...saat ini aku ingin sesuatu." ucap Danish seraya masuk ke dalam mobil di bantu Ayraa.     

"Memang Mas Danish ingin apa?" tanya Ayraa yang tidak tega melihat wajah Danish yang terlihat memelas.     

"Aku ingin makan sate ayam." jawab Danish dengan wajah sedikit memerah.     

Ayraa mengkerutkan keningnya menatap Danish dengan tatapan tak percaya.     

"Mas Danish yakin mau makan sate ayam? bukannya Mas Danish alergi dengan bumbu kacang?" tanya Ayraa dengan heran.     

"Aku tahu, tapi itu kan sudah lama Ayraa. Dan lagi aku ingin sekali makan sate ayam sekarang." ucap Danish masih kukuh dengan keinginannya tidak perduli dengan peringatan Ayraa.     

Ayraa menghela nafas panjang tidak bisa lagi membujuk Danish jika sudah maunya.     

"Apa Mas Danish tidak Ingin yang lainnya saja? daripada nanti Mas Danish tidak bisa tidur karena gatal-gatal terus." ucap Ayraa mengingatkan lagi tentang alerginya Danish.     

"Tidak akan Ayraa, hanya sedikit saja. Aku hanya ingin sedikit." ucap Danish dengan wajah yang sangat imut jika merajuk.     

"Baiklah...kita cari di restoran dekat pantai saja ya Mas." ucap Ayraa akhirnya mengiyakan permintaan Danish.     

"Tidak Ayraa, terlalu jauh. Aku ingin di alun-alun kota saja ada banyak orang jualan di sana." ucap Danish dengan wajah sumringah.     

Ayraa menatap wajah Danish lagi dengan tatapan tak percaya. Tanpa sadar Ayraa meraba kening Danish.     

"Mas Danish tidak apa-apa kan?" tanya Ayraa dengan sangat heran. Bagaimana tidak, Danish yang terkenal orang yang suka kebersihan dan makan di tempat yang bersih sekarang minta makan sate ayam di pinggir alun-alun yang makannya di lantai yang beralas tikar.     

"Kenapa? aku hanya ingin duduk santai di alun-alun sambil melihat orang-orang yang lewat. Aku ingin punya moment bersama istriku. Aku ingin bisa seperti istriku agar aku bisa mengikuti dunia yang di milikinya. Bila perlu besok hari Minggu kita lihat balapan motor." ucap Danish dengan sangat antusias.     

Ayraa terperangah dengan tatapan mata tak berkedip mendengar keinginan Danish yang luar biasa.     

"Mas Danish? apa benar yang aku dengar barusan?" tanya Ayraa masih terpaku di tempatnya.     

Danish tersenyum kemudian meraih bahu Ayraa dan memeluknya dengan erat.     

"Sejak kita menikah, kamu telah melepas semua kesukaan dan kegiatan kamu demi aku. Kamu sudah berusaha belajar menyukai apa yang aku suka dan mengikuti apa yang aku lakukan. Kamu telah melakukannya dengan baik. Dan sekarang aku juga mau membuktikan padamu kalau aku juga bisa menyukai apa yang kamu suka dan yang menjadi kegiatan kamu. Aku akan berusaha untuk itu." ucap Danish dengan tersenyum.     

Kedua mata Ayraa berkaca-kaca, entah kenapa mendengar ucapan Danish yang sederhana telah membuat hatinya terharu dan ingin menangis.     

"Mas Danish, aku sangat mencintaimu Mas." ucap Ayraa seraya membalas pelukan Danish.     

Rasa kesal dan amarah pada Chello yang membuat mood-nya hilang kini kembali ada dan lebih membuatnya lebih semangat untuk melakukan hal-hal yang di sukainya yang dulu selalu di lakukan bersama Chello kini dia lakukan bersama suaminya.     

"Aku juga sangat mencintaimu Ayraa." ucap Danish merasakan kebahagiaan yang di rasakan Ayraa.     

"Aku sangat mencintaimu Ayraa, aku ingin cintamu untukku tidak akan pernah berubah walau di saat aku tiada nanti. Aku ingin menjadi suamimu sekaligus sahabatmu sebagai pengganti Chello yang selalu ada di ruang hatimu yang paling dalam." ucap Danish dalam hati.     

"Sekarang kita berangkat ke alun-alun ya Mas." ucap Ayraa dengan penuh semangat.     

Dengan pelan Ayraa menjalankan mobilnya keluar dari halaman Dokter Citra menuju ke alun-alun kota.     

Setelah mobil Ayraa tidak terlihat, dari balik pintu Bara keluar dengan tatapan sedih.     

"Lupakan saja Ayraa Bara, Tante tidak ingin melihat kamu seperti ini terus." ucap Dokter Citra dengan perasaan sedih ikut merasakan kesedihan Bara yang selalu mengharap cinta Ayraa.     

"Aku tidak apa-apa Tante, aku tidak merasa tersiksa walau aku harus sedih di setiap hari-hariku. Aku akan menunggu dengan setia sampai keajaiban tiba untuk bisa mendapatkan Ayraa." ucap Bara dengan tatapan tak lepas ke arah jalan yang hanya meninggalkan jejak mobil Ayraa.     

***     

Sampai di Alun-alun, Ayraa menghentikan mobilnya yang kebetulan ada tempat kosong untuk parkir.     

"Ayo Mas, kita keluar." ucap Ayraa seraya keluar dari mobilnya, kemudian Ayraa membuka pintu mobil Danish agar bisa keluar dengan hati-hati.     

Dengan saling bergandeng tangan, Ayraa dan Danish berjalan pelan sambil mencari keberadaan orang penjual sate ayam.     

"Itu ada Mas, kita ke sana ya... tapi bagaimana dengan punggung Mas Danish, duduknya harus di tikar." Ucap Ayraa memikirkan punggungnya Danish yang harus posisi tegak terus untuk sementara.     

"Tidak apa-apa, ada kursi juga sepertinya. Kita duduk di kursi plastik itu saja." ucap Danish melihat ada kursi juga.     

"Ahh... ya, aku tidak melihatnya." ucap Ayraa dengan tersenyum seraya menggenggam tangan Danish berjalan pelan mendekati orang penjual sate ayam.     

Setelah berada di tempat penjual sate ayam, Ayraa membantu Danish untuk duduk nyaman kemudian mendekati penjual sate untuk memesan dua piring lontong sate ayam.     

Sambil menunggu penjual sate ayam menyiapkan pesanannya, Danish menatap ke arah jalanan yang tampak ramai.     

Wajah Danish terlihat gembira melihat anak-anak kecil yang berlarian kesana kemari.     

"Aku sudah tak sabar ingin mempunyai anak selucu mereka Ayraa." ucap Danish sambil meraba perut Ayraa yang sudah mulai membentuk lingkaran bulat walau tidak besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.