THE BELOVED ONE

KEDATANGAN TARA



KEDATANGAN TARA

0Danish menunggu Ayraa dengan gelisah di teras depan, sesekali pandangannya menatap kearah pintu pagar berharap Ayraa segera datang.     
0

"Kenapa kamu lama sekali Ayraa? apa saja yang kamu bicarakan dengan Bara? apa kamu menjaga Bara sampai nanti sore?" tanya Danis dalam hati dengan meremas kedua tangannya.     

Saat mendengar pintu pagar terbuka wajah Danish kembali bersemangat, namun hatinya kembali kecewa saat tahu yang datang bukanlah Ayraa tapi tetangga baru yang bernama Tara yang jelas-jelas berniat menggodanya.     

"Selamat siang Mas Danish." sapa Tara menghampiri Danish tanpa malu-malu sambil membawa tas plastik yang berisi dua kotak makanan.     

"Siang." jawab Danish dengan singkat tidak tahu harus menjawab apa lagi.     

"Aku tidak melihat Dek Ayraa dari pagi Mas? kemana Dek Ayraa?" tanya Tara yang sudah mengamati rumah Danish dari pagi sejak melihat Ayraa keluar rumah.     

"Lagi kuliah dan kerja di kantor juga, mungkin sebentar lagi pulang." jawab Danish dengan hati was-was kalau Ayraa pulang akan menjumpai Tara.     

"Ohh... pantas, hebat ya Dek Ayraa ya Mas? masih muda tapi sudah bekerja di kantor." ucap Tara dengan tersenyum manis.     

Danish tidak memberikan komentar dengan ucapan Tara yang basa-basi.     

Karena tidak mendapat jawaban dari Danish Tara mengeluarkan kotak makanannya dari tas plastik yang dibawanya.     

"Oh ya... Mas Danish, ini ada sedikit makanan untuk makan siang Mas Danish siapa tahu suka. Aku membuatnya khusus untuk Mas Danish loh." ucap Tara dengan tersenyum menunjukkan makanan yang dibawanya ke Danish.     

"Jadi merepotkanmu. Ayraa sudah masak tadi pagi untuk makan siang, tinggal menunggunya saja untuk makan bersama." ucap Danish dengan jujur dan apa adanya.     

"Ohh...tapi sampai sekarang Dek Ayraa masih belum pulang Mas. Apa Mas Danish aku temani makan? kebetulan aku juga belum makan." ucap Tara berusaha membujuk Danish agar mau makan siang bersamanya.     

"Kamu kalau lapar makan saja, aku akan menunggu istriku pulang untuk makan bersamanya." jawab Danish yang lama-lama tidak tahan dengan sikap Tara.     

"Emm... oke deh...Mas, aku makan dulu ya? atau Mas Danish aku suapi?" ucap Tara menggoda Danish dengan mengulurkan tangannya ke mulut Danish dengan sendok yang berisi makanan.     

Seketika Danish menjauhkan wajahnya dari tangan Tara.     

"Kenapa Mas, apa kamu tidak suka aku suapi? selagi tidak ada Dek Ayraa." ucap Tara dengan nada menggoda.     

"Maaf, jauhkan tanganmu. Aku tidak mau kamu suapi! aku sudah punya istri. Dan sikapmu ini sama sekali tidak pantas." ucap Danish dengan perasaan jijik.     

"Aku tahu Mas, kamu takut dengan Dek Aryraa bukan? aku akan diam Mas, tidak seorangpun yang akan tahu apa yang kita lakukan sekarang." ucap Tara sambil mendekatkan kursinya pada Danish, berusaha menyuapi Danish lagi.     

Danish kembali menjauhkan wajahnya dari tangan Tara yang sudah mengarahkan sendoknya ke mulutnya.     

"Mas Danish." panggil Ayraa dengan tiba-tiba saat masuk ke halaman membuka pagar untuk memasukkan mobilnya.     

Segera Danish bangun dan berdiri untuk menghampiri Ayraa, namun tangan Tara menahannya dengan wajah terlihat memelas. Dengan kasar Danish menepis tangan Tara yang memegang lengannya.     

"Kenapa Mas, kenapa kamu tidak bilang saja pada Dek Ayraa kalau kita saling menyukai." ucap Tara mulai dengan sandiwaranya.     

Ayraa mengkerutkan keningnya menatap wajah Danish dan Tara secara bergantian.     

"Ayraa, jangan di dengarkan ucapan wanita ini. Dari tadi aku sudah menolaknya tapi masih tetap saja memaksaku untuk menyuapiku." ucap Danish dengan tatapan panik.     

Sungguh Ayraa melihatnya di saat Tara benar-benar nekat ingin menyuapinya.     

"Maaf Mbak Tara, bisa kah mbak pulang sekarang. Tidak baik wanita baik-baik mendatangi rumah seorang laki-laki di saat istrinya sedang tidak ada." ucap Ayraa dengan tatapan mata yang seolah-olah menelanjangi wajah Tara.     

"Kurang ajar kamu Dek Ayraa, kamu mau bilang aku bukan wanita baik-baik begitu?" tanya Tara dengan kedua matanya melotot tajam.     

"Aku tidak mengatakan seperti itu Mbak Tara! tapi aku hanya mengatakan tidak baik wanita datang ke rumah seorang laki-laki yang sudah mempunyai istri apalagi saat istrinya tidak ada di rumah. Apa kata orang kalau melihat wanita seperti itu?" ucap Ayraa sudah tidak bisa menahan emosinya melihat Tara yang tidak punya malu.     

Dengan penuh kemarahan Tara menjungkir kursi yang ada di depannya hingga hampir saja mengenai kaki Ayraa.     

"Lihat saja Ayraa!! tunggu pembalasan dariku! jangan coba-coba denganku asli orang Bali." ucap Tara seraya beranjak dari tempatnya pergi meninggalkan rumah Ayraa.     

"Ayraa... maafkan aku. Aku benar-benar tidak bisa mengusir Tara." ucap Danish dengan tatapan merasa bersalah.     

"Tidak Mas Danish, aku yang minta maaf karena pulang terlambat." ucap Ayraa seraya membantu Danish duduk.     

"Aku tetap minta maaf, karena telah membiarkan wanita itu masuk ke sini." ucap Danish benar-benar merasa bersalah.     

"Sudah Mas, kita lupakan saja kejadian barusan. Sekarang Mas Danish harus makan dulu. Aku membeli makanan tadi sebelum pulang." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Tapi Ayraa, aku masih ingin bicara tentang masalah barusan dan ingin tahu kabar Bara." ucap Danish dengan tatapan rumit.     

"Setelah Mas Danish makan, kita lanjutkan bicara Mas. Perut Mas Danish lebih penting di banding hal lain." ucap Ayraa dengan tersenyum sambil menyuapi Danish dengan telaten.     

Mendengar ucapan Ayraa, Danish merasa lega karena Ayraa tidak marah padanya.     

Dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Ayraa, Danish mengunyah makanannya yang di suapi Ayraa.     

Ayraa pun hanya bisa menatap penuh wajah Danish yang terlihat ketakutan saat terlihat dengan wanita lain.     

Setelah beberapa kali suapan, Ayraa meletakkan kotak makanan yang sudah habis di makan Danish.     

"Ayraa." panggil Danish dengan hati-hati.     

"Ya Mas... bagaimana cerita awalnya sampai Mbak Tara datang kemari?" tanya Ayraa dengan serius setelah membersihkan mulut Danish dengan tissue.     

"Dia masuk begitu saja sambil membawa makanan mengajak makan siang. Dan aku sudah bilang kalau menunggumu pulang untuk makan bersama. Tapi wanita itu tetap ngotot menyuapiku dan aku beberapa kali menolaknya." ucap Danish dengan jujur.     

"Ya sudah Mas, jangan di pikirkan lagi." ucap Ayraa sambil menggenggam tangan Danish.     

"Bagaimana dengan keadaan Bara Ayraa?" tanya Danish penasaran.     

"Tidak terlalu parah, hanya lengan dan kening saja yang terluka." jawab Ayraa dengan singkat.     

"Apa kamu sempat bicara dengan Bara?" tanya Danish dengan hati berdebar-debar.     

"Ya Mas, hanya sebentar saja." jawab Ayraa lagi dengan singkat.     

"Apa Bara minta di suapi untuk makan siang?" tanya Danish yang di liputi rasa cemburu.     

"Tidak Mas. Kenapa Mas Danish bertanya seperti itu? apa Mas Danish dari tadi berpikir aku dan Bara seperti itu?" tanya Ayraa dengan mengkerutkan keningnya.     

"Tidak Ayraa... tidak seperti itu!" ucap Danish dengan wajah memerah karena malu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.