THE BELOVED ONE

KESAKITAN DANISH (1)



KESAKITAN DANISH (1)

0"Terima kasih sayang." ucap Danish dengan wajah segar dan sebuah senyuman yang tak lepas dari bibirnya karena Ayraa sudah memberikan apa yang dia inginkan.     
0

"Sama-sama Mas." ucap Ayraa merasa bahagia juga karena telah memberikan kebahagiaan pada suaminya.     

"Kamu tidak capek kan Ayraa?" tanya Danish dengan penuh perhatian.     

Ayraa menggelengkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Bagaimana aku bisa capek, kalau aku sangat di manjakan oleh suamiku." jawab Ayraa menatap lembut wajah Danish.     

"Aku hanya ingin memanjakanmu Ayraa, aku sedih kalau melihat kamu bekerja tanpa henti." ucap Danish seraya memeluk Ayraa.     

"Jangan mempermasalahkan itu lagi Mas, itu semua sudah kewajibanku sebagai istri." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Baiklah...aku tidak akan mempermasalahkan itu lagi, asal kamu jangan terlalu capek bekerjanya." ucap Danish dengan tersenyum.     

Ayraa menganggukkan kepalanya kemudian naik ke atas tempat tidur untuk segera beristirahat.     

"Apa kamu sudah mengantuk Ayraa?" tanya Danish duduk di samping Ayraa.     

"Sedikit, kenapa Mas?" tanya Ayraa dengan tatapan mata yang sudah mengantuk.     

"Aku berpikir mau kerja mulai besok, aku tidak ingin kegiatan kamu terbagi-bagi." ucap Danish masih cemas kalau Ayraa terlalu banyak pekerjaan di saat sudah hamil lima bulan.     

Ayraa menghela nafas panjang.     

"Baiklah Mas, kalau Mas Danish sudah merasa lebih baik aku tidak akan menghentikan keinginan Mas Danish." ucap Ayraa akhirnya mengalah demi kebahagiaannya Danish.     

"Terima kasih sayang, kamu selalu mendukungku." ucap Danish seraya menggenggam tangan Ayraa.     

"Seorang istri wajib memberikan dukungan pada suaminya demi untuk suatu kebaikan." ucap Ayraa tidak bisa menahan rasa kantuknya.     

"Tidurlah kalau kamu mengantuk sayang." ucap Danish tidak tega melihat Ayraa yang sudah beberapa kali menguap.     

"Mas Danish sendiri kenapa tidak tidur saja? sudah malam Mas." ucap Ayraa setengah memejamkan matanya.     

"Aku harus melihat laporan Dewa dulu, biar besok tinggal langsung kerja." ucap Danish sambil membuka laptopnya dan bekerja di samping Ayraa.     

"Aku tidur dulu ya Mas." ucap Ayraa kemudian memejamkan matanya sambil memeluk pinggang Danish.     

Danish tersenyum melihat sikap Ayraa yang kadang sangat manja.     

Setelah melihat Ayraa tidur, Danish melanjutkan pekerjaannya dengan serius.     

Tidak terasa waktu pun semakin larut dan Danish masih sibuk dengan pekerjaannya yang belum selesai.     

Sampai tepat tengah malam, perasaan Danish merasakan sesuatu yang tidak enak saat indera pekanya mendengar dan melihat sesuatu yang tidak baik masuk ke dalam kamarnya.     

Sebuah cahaya yang berwarna hitam pekat berputar-putar di atas langit kamarnya.     

Danish menatap benda kasat mata itu dengan tatapan tak berkedip.     

"Siapa yang berniat tidak baik?" tanya Danish yang tidak pernah lagi memakai gelang dari Ayahnya saat sudah dewasa dan pindah ke Jawa.     

Cahaya hitam itu masih berputar-putar berkeliling di langit kamar Danish kemudian perlahan turun ke tubuh Ayraa yang sedang tidur.     

"Ya Tuhan, tenyata benda jahat itu datang untuk menyakiti Ayraa?" ucap Danish dengan cemas. Namun kecemasan Danish sedikit berkurang saat tahu cahaya hitam itu tidak bisa mendekati atau masuk ke dalam tubuh Ayraa.     

"Syukurlah Ayraa masih memakai gelang dari Ayah." gumam Danish saat melihat gelang dari Ayahnya di pakai Ayraa di pergelangan kakinya.     

Dengan ilmu yang sedikit dari Ayahnya Danish berusaha mengusir cahaya hitam itu dari kamarnya namun sayang, ilmu Danish tidak terlalu kuat untuk mengusirnya hingga cahaya hitam itu masuk ke dalam tubuh Danish.     

Danish memejamkan matanya masih berusaha melawannya agar cahaya hitam itu tidak menyerangnya lagi.     

Danish menekan dadanya yang tiba-tiba sakit. Rasanya seperti tertusuk seribu jarum. Sekuat tenaga Danish bertahan dari rasa sakit yang menyerangnya dengan ilmu yang di milikinya dan mengembalikan laptopnya di atas meja.     

Dengan tubuh meringkuk Danish berusaha tidur untuk mengurangi rasa sakitnya.     

Berkat sedikit ilmu dari Ayahnya Danish bisa mengurangi rasa sakitnya hingga tertidur.     

***     

Pagi hari...     

Ayraa bangun dari tidurnya dengan perasaan yang lebih ringan karena sudah di pijat oleh Danish.     

"Mas... bangun," panggil Ayraa dengan suara pelan.     

Sedikit heran saat Ayraa melihat wajah Danish yang terlihat pucat dan berkeringat.     

"Ada apa dengan Mas Danish? kenapa tiba-tiba berkeringat dan pucat sekali? jam berapa Mas Danish semalam tidur?" tanya Ayraa dalam hati.     

"Mas... bangun Mas." panggil Ayraa lagi seraya mengusap wajah Danish dengan perasaan cemas.     

Perlahan kedua mata Danish terbuka dengan kedua mata yang sayu.     

"Ayraa, sepertinya aku tidak bisa bekerja hari ini. Aku tidak enak badan." ucap Danish dengan menahan rasa sakit di perutnya dan dadanya semakin terasa sesak.     

"Ya Mas... tidak apa-apa, lagi pula aku lebih senang Mas Danish Istirahat di rumah sampai Mas Danish sehat benar." ucap Ayraa sambil mengusap kening Danish yang berkeringat terus. Padahal kening Danish berkeringat dan pucat akibat melawan cahaya hitam yang sudah masuk ke dalam tubuhnya.     

Badan Danish terasa lemas, perutnya terasa tertusuk jarum yang amat banyak.     

Karena tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya, Danish memuntahkannya dari mulutnya beberapa kali.     

Dan Ayraa sangat terkejut sekali saat melihat muntahan Danish berupa darah hitam dan ulat hitam yang bercampur jarum paku.     

"Mas Danish!! apa ini Mas? kenapa muntahan Mas Danish berupa ini Mas? apa ini artinya Mas Danish telah kena teluh?" tanya Ayraa dengan perasaan cemas.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan lemas.     

"Sekarang apa yang harus kita lakukan Mas?" tanya Ayraa semakin cemas saat melihat Danish merasakan sesak bernafas karena dadanya terasa sakit sekali.     

"Hubungi Ayah... Ayraa." ucap Danish dengan kedua matanya terpejam tidak bisa tahan dengan rasa sakit yang di alaminya.     

"Ya Mas." ucap Ayraa dengan panik kemudian menghubungi Khabir segera.     

"Ayah... Mas Danish sakit karena kena teluh. Barusan memuntahkan darah hitam dan ulat juga beberapa jarum dan paku." ucap Ayraa dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

"Di mana Danish sekarang Ayraa?" tanya Khabir ikuti merasa cemas.     

"Sebentar Ayah." ucap Ayraa seraya meletakkan ponselnya di telinga Danish.     

Dengan wajah pucat Danish mendengarkan apa yang di katakan Ayahnya.     

Sambil matanya terpejam Danish mengikuti ucapan Ayahnya untuk bisa menghilangkan teluh yang sudah ada di dalam dirinya.     

Tidak berapa lama kemudian tubuh Danish mengejang hebat hingga urat otot di lehernya hampir keluar.     

"Aaakkhhhhhh!!!" teriak Danish dengan keras hingga dada Danish naik ke atas.     

"Mas Danish!!" panggil Ayraa menggenggam tangan Danish dan membaca doa-doa untuk membantu Danish agar Danish terbebas dari ilmu teluh itu.     

Melihat Danish kesakitan yang luar biasa, membuat Ayraa semakin mempererat pelukannya dengan menggenggam tangan Danish.     

Hampir satu jam Danish mengalami sakit yang tidak ada habisnya hingga Danish jatuh pingsan.     

Dan itu membuat Ayraa semakin cemas dan panik saat melihat tubuh Danish pingsan tak bergerak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.