THE BELOVED ONE

KESAKITAN DANISH (2)



KESAKITAN DANISH (2)

Hampir satu jam Danish mengalami sakit yang tidak ada habisnya hingga Danish jatuh pingsan.     

Dan itu membuat Ayraa semakin cemas dan panik saat melihat tubuh Danish pingsan tak bergerak.     

Dengan cemas, Ayraa mengambil ponselnya yang tergeletak di tempat tidur kembali bicara dengan Khabir untuk memberi tahu keadaan Danish yang pingsan.     

"Ayah... tolonglah Mas Danish Ayah. Setelah Mas Danish membaca apa yang dikatakan Ayah tiba-tiba Mas Danish lebih kesakitan dan sekarang pingsan." ucap Ayraa menangis terisak-isak.     

"Tenang Ayraa, kamu jangan menangis seperti itu kamu harus kuat. Ayah akan segera kesana, jaga Danish baik-baik dan teruslah berdoa agar suamimu selamat. Karena yang Ayah lihat, orang yang yang mengirim teluh pada Danish sangat kuat sekali dan mungkin Ayah yang harus melawannya." ucap Khabir setelah melakukan penerawangan.     

"Ya Ayah... Ayah jangan tergesa-gesa, hati-hati di jalan." ucap Ayraa menutup panggilannya, merasa kuatir jauh-jauh Ayah Danish datang dari pulau Ayraa.     

"Ayraa...Ayraa... Ayraa." panggil Danish saat sadar dengan mata yang setengah terpejam meraih tangan Ayraa dan menggenggamnya dengan sangat erat.     

"Sabar ya Mas...Mas Danish harus bisa melawan teluh itu dengan doa. Ayah akan datang untuk membantu Mas Danish." ucap Ayraa seraya mengusap wajah Danish ikut membacakan doa-doa agar Danish kuat menghadapi teluh dari seorang yang berniat jahat pada keluarganya.     

"Sangat sakit Ayraa, aku tidak bisa melawan kekuatan orang jahat itu." ucap Danish dengan suara mengerang kesakitan.     

"Sabar Mas...kuat ya Mas." ucap Ayraa masih menangis tersedu-sedu tidak tega melihat keadaan Danish yang meringkuk kesakitan.     

Beberapa kali Ayraa menjerit ketakutan saat melihat Danish muntah darah hitam dan keluar ulat juga jarum dan paku. Untung saja Ayraa sudah menyiapkan baskom plastik untuk tempat muntahan Danish jadi terlihat sekali bagaimana bentuk ulat serta jarum dan paku yang ada di dalam baskom.     

"Ayraa...sakit sekali Ayraa." Danish kembali mengerang kesakitan sambil menekan perut dan dadanya.     

Ayraa semakin bingung dan panik, tidak tahu apa yang harus di lakukannya.     

"Mas Danish... tahan ya...Mas, jangan semakin membuatku takut dan panik. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan." ucap Ayraa semakin keras menangis karena ketakutan.     

"Ayraa... Ayraa, aku sudah tidak tahan...sakit sekali Ayraa." ucap Danish kembali memuntahkan darah hitam dari mulutnya dan kali ini lebih banyak dari sebelumnya.     

Ayraa semakin ketakutan sambil memeluk Danish dalam pelukannya seraya mengusap wajah Danish dan menciumi seluruh wajah Danish sambil menangis keras.     

"Mas Danish... jangan bilang seperti itu Mas, Mas Danish harus kuat. Katakan apa yang harus aku lakukan Mas?" Tanya Ayraa di sela-sela Isak tangisnya.     

"Ayraa... pegangkan gelang yang kamu pakai padaku Ayraa, agar berkurang sedikit rasa sakitku." ucap Danish dengan suara lirih. Danish berharap, dengan memegang gelang yang Ayraa pakai kekuatan hitam yang masuk kedalam tubuhnya sedikit berkurang. Karena Danish sudah melihat sendiri bagaimana Ayraa bisa selamat dari kekuatan hitam yang masuk pada tubuh Ayraa semalam.     

Dengan cepat Ayraa melihat gelang yang dipakainya, kemudian dengan cepat pula Ayraa meraih tangan Danish dan mendekatkan gelangnya di telapak tangan Danish.     

"Kenapa Mas? apa maksud dari semua ini?apa gelang ini akan bisa menyembuhkan Mas Danish? kalau bisa menyembuhkan Mas Danish akan aku lepaskan sekarang." ucap Ayraa hendak melepas gelangnya.     

"Jangan Ayraa, jangan dilepas!! itu gelang untuk melindungi kamu dan bayi kita. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Aku sudah tahu semalam kalau kekuatan hitam ini sebenarnya ingin menyerang kamu, karena kamu memakai gelang itu kamu bisa selamat. Jangan pernah lepas gelang itu ya." ucap Danish dengan nafas yang mulai terasa sesak.     

"Tapi bagaimana dengan mas Danish? saat ini Mas Danish lebih membutuhkan gelang ini. Dan aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Mas Danish." ucap Ayraa sambil menahan tangisnya.     

"Tidak apa-apa... dengan memegang sedikit seperti ini rasa sakitku sedikit berkurang daripada sebelumnya. Aku akan bertahan sambil menunggu Ayah datang." ucap Danish seraya memejamkan matanya sambil berdoa apa yang diajarkan ayahnya untuk bertahan.     

Sambil menenangkan Danish, Ayraa membaca doa agar tidak terjadi sesuatu pada Danish lagi. Setelah Danish memegang gelangnya sudah terlihat Danish sedikit lebih tenang tanpa memuntahkan darah hitam lagi.     

Hampir tiga jam lamanya Ayraa masih memangku kepala Danish dalam pangkuannya sambil mengusap wajah Danish yang sudah sedikit tenang tanpa mengerang kesakitan lagi.     

Tidak berapa lama kemudian terdengar suara Ayah Danish memanggil nama Danish dari luar pintu kamar. Ayraa menoleh dan melihat pintu kamar terbuka.     

"Bagaimana keadaan Danish Ayraa? apa dia bisa menahan serangan kekuatan itu?" tanya Khabir mendekati tubuh Danish seraya meraba wajah dan tangannya Danish.     

"Sebelum memegang gelang ini Mas Danish sangat kesakitan sekali Ayah, dan beberapa kali mengeluarkan darah hitam dan ulat. Tapi setelah memegang gelang, Mas Danish baru bisa sedikit tenang walau sedikit mengerang kesakitan." cerita Ayraa dengan hati lebih tenang karena Ayah Danish sudah datang.     

Tanpa bicara lagi Khabir mengeluarkan gelang dari kantongnya dan memakaikannya pada Danish serta membaca doa-doa dengan tangannya berada di kening Danish.     

Tidak lama kemudian Danish memuntahkan lagi darah hitam ulat dan jarum lebih banyak lagi dari sebelumnya namun setelah itu Danish terlihat sedikit tenang walau tubuhnya lemas.     

Terlihat Danish pingsan setelah memuntahkan begitu banyak darah hitam dari mulutnya.     

"Syukurlah sekarang kekuatan itu sudah hilang dari tubuh Danish dan mungkin akan kembali lagi pada yang punya. Ayah pesan padamu Ayraa jangan sampai gelang ini terlepas dari Danish karena di sini banyak sekali ilmu hitam yang bisa dilakukan beberapa orang yang jahat." jelas Khabir setelah beberapa saat merapalkan doa ini untuk menghilangkan semua ilmu hitam yang ada di rumah Danish.     

"Ya...Ayah, akan aku ingat pesan Ayah. Dan apa benar gelang yang aku pakai dan dipakai Mas Danish ini ada kekuatannya Ayah? karena aku melihat sendiri setelah Mas Danish memegang gelangku keadaan Mas Danish sedikit berkurang dari sebelumnya." ucap Ayraa semakin lega karena Danish sudah tidak kesakitan lagi.     

"Iya...gelang ini Ayah dapatkan dari Tetua di atasnya Ayah, yang harus Ayah berikan pada anak tertua Ayah yaitu Danish termasuk istrinya dan itu adalah kamu. Jagalah gelang ini jangan sampai kamu lepas." pesan Khabir ikut merasa lega kedatangannya belum terlambat.     

"Apa kalian berdua mempunyai musuh Ayraa? hingga ada orang yang berniat jahat pada kalian berdua?" tanya Khabir dengan serius.     

"Tidak Ayah kita berdua disini adalah pendatang dan sebisa mungkin baik pada semua tetangga. Tapi kemarin aku sempat bertengkar dengan tetangga yang baru pindah namanya Mbak Tara, sempat juga Mbak Tara mengancam ingin menyakitiku tapi aku pikir tidak akan seperti ini." jawab Ayraa dengan jujur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.