THE BELOVED ONE

TARA SAKIT TIBA-TIBA



TARA SAKIT TIBA-TIBA

0"Hallo ya Bu RT ada apa ya Bu?" tanya Ayraa dengan perasaan heran.     
0

"Begini Mbak Ayraa, ada tetangga kita yang tiba-tiba sakit parah kita akan ke sana menengoknya. Apa Mbak Ayraa bersedia?" tanya Bu RT dengan ramah.     

"Memangnya siapa yang sakit Bu RT dan sakit apa? tentu saja aku bersedia ikut menengoknya." ucap Ayraa sedikit penasaran dengan tetangga yang tiba-tiba sakit parah.     

"Tetangga kita yang baru Mbak Tara. Pagi tadi tiba-tiba jatuh sakit dan keadaannya sangat parah, tidak tahu apa penyebabnya." jawab Bu RT di sana.     

"Apa Bu RT? Mbak Tara? yang benar Bu RT? kemarin siang masih mampir ke rumah menemui Mas Danish. Kapan kita akan ke sana Bu RT?" tanya Ayraa sedikit kaget saat mendengar kabar kalau Tara sekarang dalam sakit parah.     

"Kalau Mbak Ayraa ada waktu, siang ini kita ke sana. Kalau sore takutnya hujan." jawab Bu RT mencari waktu yang tepat.     

"Ya... bisa Bu RT, kumpulnya di mana Bu RT?" tanya Ayraa jadi merasa ngeri bagaimana kalau sakitnya Tara akibat kirimannya yang berbalik.     

"Kita kumpul di balai RW saja Mbak Ayraa." jawab Bu RT dengan singkat.     

"Baiklah Bu RT aku segera ke sana." ucapan merah sambil menutup panggilannya Bu RT.     

"Siapa yang sakit Ayraa? Aku dengar kamu menyebut nama Tara? ada apa dengan Tara?" tanya Danish menatap Ayraa dengan serius.     

"Iya Mas...Mbak Tara yang sakit, dan itu kata Bu RT sakitnya tiba-tiba dan sangat parah. Kenapa aku jadi kepikiran soal kiriman yang bisa berbalik pada orang yang mengirimnya ya Mas?" tanya Ayraa dengan rasa penasaran.     

"Karena memang seorang perempuan dan tetangga kalian yang meminta bantuan pada Nyai Anteng untuk mengirim kekuatan hitam semalam." sahut Khabir karena mendengar pembicaraan Ayraa dengan Danish.     

"Yang benar Ayah? apakah Mbak Tara yang meminta tolong Nyai Anteng untuk mengirim kekuatan hitam semalam?" tanya Ayraa sangat shock dan kaget, terutama Danish.     

"Kamu bisa membuktikannya, saat kamu melihat keadaan tetangga kamu itu. Kalau tetangga kamu itu mengeluarkan darah hitam dan ulat seperti yang dikeluarkan Danish seperti semalam, berarti memang tetanggamu itu yang mengirim kekuatan hitam semalam." ucap Khabir dengan serius.     

"Ya Tuhan... semoga saja Mbak Tara tidak memuntahkan darah hitam seperti saat Mas Danish semalam. Aku tidak bisa membayangkan kalau Mbak Tara mengalami kesakitan seperti Mas Danish." ucap Ayraa dengan perasaan tak percaya.     

"Jam berapa kamu akan berangkat ke sana Ayraa?" tanya Danish sambil menghabiskan makanannya.     

"Siang ini Mas, kalau Mas Danish dan Ayah sudah selesai makan, aku akan segera berangkat ke balai RW. Semuanya nanti kumpul di sana. Baru setelah itu pergi ke rumah Mbak Tara." ucap Ayraa seraya mengambil minuman untuk Danish.     

"Hati-hati nanti di sana ya Ayraa, aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa." ucap Danish sambil minum segelas air putih.     

"Ya Mas, aku mau siap-siap dulu ya Mas, Mas Danish tidak naik ke atas?" tanya Ayraa hendak ganti pakaian.     

"Tidak Ayraa, aku akan ngobrol dulu sama Ayah." jawab Danish masih mau bicara dengan Ayahnya tentang beberapa doa suku adat Azraa yang bisa menjaga diri.     

Tanpa membalas ucapan Danish, Ayraa naik ke atas untuk berganti pakaian.     

Setelah selesai berganti pakaian, Ayraa turun kembali ke tempat Danish dan Ayah mertuanya untuk berpamitan.     

"Ayah, Mas Danish, aku berangkat dulu." ucap Ayraa seraya mengecup punggung tangan Khabir dan Danish.     

Setelah berpamitan pada Ayah mertuanya dan suaminya, Ayraa berangkat ke tempat balai RW di mana ibu ibu sudah berkumpul untuk segera rumah Tara.     

"Sudah siap semua Bu RT? kita berangkat sekarang atau bagaimana?" tanya Ayraa setelah sampai di balai RW.     

"Kita berangkat sekarang saja ya Mbak Ayraa, daripada nanti terlalu lama disini." jawab Bu RT kemudian berdiri dari duduknya dan di ikuti beberapa ibu-ibu yang juga berdiri mengikuti Bu RT yang sudah berjalan lebih dulu ke arah rumah Tara.     

Tiba rumah Tara, semuanya pada masuk ke rumah Tara dan langsung menuju ke kamar Tara.     

Ayraa yang ada di belakang Bu RT sangat terkejut melihat keadaan Tara yang sedang mengerang kesakitan seperti yang di alami Danish.     

"Bagaimana Mbak Tara bisa sakit yang begitu tiba-tiba Bu?" tanya Bu RT pada Ibu Tara.     

"Saya juga kurang mengerti Bu RT, semalam Tara baik-baik saja. Dan baru pagi tadi Tara terlihat gelisah kemudian kesakitan di dadanya. Dan lebih parahnya Tara muntah darah hitam dan ada ulat juga jarum dan paku." jawab Ibunya Tara.     

"Apa mungkin Mbak Tara sedang di guna-guna orang Bu?" tanya bu RT sedikit ngeri mendengar cerita dari ibunya Tara.     

"Saya juga berpikir begitu bu RT karena Tara sakitnya parah tidak wajar. Kenapa sudah tiba-tiba sakitnya? di tambah muntah darah hitam dan ada ulatnya. Kalau hanya sakit biasa tidak mungkin seperti itu bukan?" sahut Ibunya Tara sambil menangis.     

"Kalau Ibu mau, sebaiknya Mbak Tara kita bawa ke rumah Pak Kyai Saleh. Siapa tahu Mbak Tara bisa kembali sembuh sebelum semakin parah." ucap Bu RT yang sudah mengenal Pak Kyai Saleh yang juga tinggal di wilayah perumahannya.     

"Kalau tidak merepotkan Bu RT, tidak apa-apa nanti saya akan membawa ke Pak Kyai Saleh. Moga bisa cepat sembuh." ucap Ibunya Tara.     

Tara yang masih mengerang dan berteriak kesakitan sedikit sadar melihat dan mendengar orang-orang yang sedang menengoknya.     

Dan tanpa sengaja, kedua matanya melihat kehadiran Ayraa.     

"Dek Ayraa." panggil Tara dengan tiba-tiba sambil tangannya terulur Ingin Ayraa mendekatinya.     

Ayraa sedikit mundur, takut kalau tiba-tiba Tara menyerangnya.     

"Dek bAyraa... tolong kemarilah." ucap Tara dengan menangis tersedu-sedu.     

Bu RT dan ibu-ibu lainnya saling pandang tidak tahu maksud dari Tara, kenapa memanggil Ayraa kemudian menangis tersedu-sedu.     

Dengan perasaan ragu-ragu Ayraa mendekati Tara kemudian menyambut uluran tangan Tara.     

"Dek Ayraa, maafkan aku... maafkan aku yang telah berbuat jahat padamu." ucap Tara dengan mengerang kesakitan.     

"Maaf untuk apa Mbak? kenapa Mbak Tara minta maaf?" tanya Ayraa seolah-olah tidak tahu.     

"Maafkan aku Dek Ayraa, mungkin ini sudah hukuman aku. Aku telah berbuat jahat pada Dek Ayraa dengan meminta tolong pada orang pintar untuk mengirim teluh pada Dek Ayraa. Tenyata Dek Ayraa tidak kenapa-kenapa dan sekarang aku menerima hukumannya." ucap Tara dengan nafas tersendat-sendat menahan rasa sakit di dada dan di perutnya.     

"Aku tidak tahu maksud Mbak Tara...tapi kalau Mbak Tara ingin minta maaf aku maafkan kok Mbak." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh merasa kasihan pada Tara.     

"Emm...karena sudah terlalu lama. Kita mau pamit pulang ya Bu, Mbak Tara. Semoga Mbak Tara cepat sembuh." ucap Bu RT yang tidak tahu permasalahan antara Tara dan Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.