THE BELOVED ONE

MENGHABISKAN WAKTU



MENGHABISKAN WAKTU

0Setelah kembali dari pemakaman Tara, Danish dan Ayraa duduk di samping rumah setelah sarapan yang sudah setengah siang.     
0

"Tidak menyangka ya mas..usia seseorang itu tidak bisa kita prediksi. Entah orang itu masih muda atau sehat kalau sudah waktunya akan meninggal juga. Seperti Mbak Tara, kemarin dia begitu sehat dan tidak kenapa-napa kemudian sakit dalam hitungan hari dan sekarang meninggal dunia." ucap Ayraa merasa sedih.     

"Kunci dalam hidup, kita harus siap menerima kematian kita dan yang di tinggalkan harus ikhlas menerima semua ujian itu. Sepertinya hal nya kamu nanti. Di saat ajal nanti menjemputku, aku harap kamu bisa mengikhlaskan aku tanpa ada airmata." ucap Danish menatap lembut wajah Ayraa.     

"Mas Danish bicara apa? Jangan bicara seperti itu lagi Mas. Jangan membuat hatiku sedih." ucap Ayraa dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.     

"Ayraa, kenapa kamu menangis? Maafkan aku kalau telah membuat kamu sedih. Setidaknya kita berdua harus siap dengan kemungkinan itu. Aku mempersiapkan diri untuk bisa ikhlas meninggalkan kamu. Dan sebaliknya kamu juga ikhlas menerima di saat aku meninggalkanmu." ucap Danish dengan tatapan lembut.     

"Mas Danish bicara apa? Maaf Mas..aku tidak ingin membahas masalah ini. Aku tidak siap dengan apa yang Mas Danish bicarakan. Sebaiknya aku ke kamar." ucap Ayraa dengan air mata yang sudah tidak bisa ditahannya. Ayraa beranjak dari tempatnya dan naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya menumpahkan semua kesedihannya di balik bantal.     

Danish menghela nafas panjang kemudian bangun dari duduknya mengikuti Ayraa yang sudah berada di dalam kamar. Hati Danish menangis pedih bukan hanya Ayraa saja yang merasa kesedihan itu tapi hatinya juga begitu sangat sedih karena bisa saja suatu saat dia harus ikhlas meninggalkan Ayraa wanita yang sangat di cintainya.     

Tanpa suara Danish membuka pintu kamarnya dan melihat Ayraa sedang berbaring miring menutup wajahnya dengan sebuah bantal. Danish tahu Ayraa sedang menangis sedih saat ini, dan dia harus menghibur Ayraa sampai Ayraa menjadi bahagia kembali.     

"Ayraa... maafkan aku. Aku berjanji, aku tidak akan membahas hal ini lagi. Aku tidak akan membuatmu sedih lagi. Sekarang diamlah sayang, aku tidak tahan melihat kamu menangis seperti ini. Kasihan bayi kita, kalau kamu menangis." ucap Danish seraya mengambil bantal yang menutupi wajah Ayraa.     

"Aku tidak akan diam, sebelum Mas Danish berjanji tidak akan pernah membahas masalah itu lagi sampai kapan pun. Mas Danish tidak tahu perasaanku bagaimana saat Mas Danish mengatakan hal seperti itu. Hatiku sangat sedih, bagaimana aku bisa membayangkan hari-hariku tanpa mas Danish." ucap Ayraa menarik bantalnya kembali dari tangan Danish.     

"Iya aku berjanji Ayraa. Sekarang dengarkan aku, Aku Danish Aillen suami dari istriku Ayraa tidak akan pernah membahas tentang kematian dan hal apapun yang membuat hati istriku menangis dan bersedih." ucap Danish sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada jari keliling Ayraa.     

"Bagaimana kalau Mas Danish melanggarnya lagi? apa hukuman yang harus aku berikan pada Mas Danish?" cicit Ayraa dengan bibir cemberut.     

Danish terdiam sejenak kemudian tersenyum.     

"Baiklah kalau aku melanggarnya aku akan membawamu keliling dunia di tiga tempat. Di mana tiga tempat yang aku inginkan dan aku datangi hanya berdua saja denganmu." ucap Danish dengan tatapan bersungguh-sungguh.     

"Benarkah Mas Danish tidak akan mengingkarinya? kalau Mas Danish melanggar apa yang Mas Danish ucapkan. Aku akan menagih janji pada mas Danish untuk mengajakku berkeliling dunia di tiga tempat itu." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan pasti, kemudian merebahkan diri di samping Ayraa dengan memeluknya penuh perasaan.     

"kamu jangan pernah meragukan janji ku Ayraa. Aku pasti akan memenuhi semua janji ku padamu. Sekarang bersiap-siaplah, aku akan mengajakmu pergi jalan-jalan. Kita akan menghabiskan waktu hari ini dengan berdua saja bersama bayi kita." ucap Danish ingin menyenangkan hati Ayraa agar tidak sedih lagi.     

"Jalan-jalan ke mana Mas? apa Mas Danish tidak capek setelah pemakaman tadi?" tanya Ayraa, tidak ingin Danish terlalu capek dalam hal apapun.     

"Kita akan pergi ke Mall sambil membeli perlengkapan untuk bayi kita. bukankah kita sudah mengetahui kalau bayi kita laki-laki? Kamu mau tidak sayang? kalau mau, sekarang kita berangkat." ucap Danish memancing keinginan Ayraa yang lama sudah tidak pernah jalan-jalan sejak hamil.     

Ayraa menatap Danish dengan tatapan menyipit.     

"Mas Danish tidak sedang merayuku kan? agar aku tidak menangis lagi?" tanya Ayraa sambil tersenyum.     

"Tidak! aku tidak sedang merayumu. Aku hanya tidak ingin kamu bersedih dan menangis. Kasihan bayi kita kalau kamu sedih dan menangis terus. Untuk itu...kita akan jalan-jalan, biar kamu tersenyum kembali dan bayi kita juga akan merasa nyaman di dalam sini." ucap Danish seraya mengecup perut Ayraa.     

"Itu sama saja dengan merayuku mas Danish. Tidak dengan kata-kata tapi dengan cara mengajakku jalan-jalan. Ya sudah...aku sudah tidak sedih lagi. Ayo...kita berangkat, jangan salahkan aku kalau ingin beli ini beli itu buat bayi kita. Sudah lama aku tidak keluar jalan-jalan ya Mas?" ucap Ayraa seraya turun dari tempat tidur kemudian berganti pakaian untuk bersiap-siap pergi ke Mall.     

Danish tersenyum melihat sikap Ayraa yang terkadang memang masih kecil.     

Setelah Ayraa selesai berganti pakaian, Ayraa dan Danish segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.     

"Kita akan ke Mall mana Mas?" tanya Ayraa dengan antusias.     

Danish terdiam sejenak kemudian meraih ponselnya untuk mencari Mall yang terlengkap di kotanya.     

"kita pergi ke Mall Malibu, disana Mall paling besar dan terlengkap." jawab Danish kemudian menjalankan mobilnya dengan pelan mengikuti arah jalan ke Mall Malibu.     

Hampir setengah jam perjalanan, akhirnya Danish dan Ayraa tiba di Mall Malibu. Danish dan Ayraa segera masuk ke dalam Mall setelah memarkirkan mobilnya di depan Mall.     

Saat di dalam Mall, Ayraa berhenti di sisi pintu masuk sambil melihat ke sekeliling dengan gembira.     

"Wah.. benar-benar besar Mall-nya ya Mas? Aku tidak menyangka kalau di sini ada Mall besar seperti di Bandung." ucap Ayraa sambil mengusap perutnya.     

"Sekarang kamu minta apapun akan aku penuhi Ayraa." ucap Danish merasa senang melihat Ayraa terlihat gembira.     

"Benar...Mas Danish akan memenuhinya?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Aku mau es krim dulu, es krim sangat bagus untuk bayi kita." ucap Ayraa dengan tersenyum manja.     

"Kita harus ke lantai paling atas untuk mencari makanan dan minuman." ucap Danish menggenggam tangan Ayraa dan membawanya ke lift untuk bisa naik ke lantai atas.     

"Ayraaaaa!!" tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki memanggil keras nama Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.