THE BELOVED ONE

KEMBALI CEMBURU



KEMBALI CEMBURU

0"Kita harus ke lantai paling atas untuk mencari makanan dan minuman." ucap Danish menggenggam tangan Ayraa dan membawanya ke lift untuk bisa naik ke lantai atas.     
0

"Ayraaaaa!!" tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki memanggil keras nama Ayraa.     

Ayraa dan Danish menoleh ke arah suara di belakang mereka.     

"Bara? Niluh? kalian berdua di sini?" tanya Ayraa tidak percaya Bara yang barusan kecelakaan sudah bisa ke Mall.     

"Em..aku perlu membeli sesuatu untuk ulang tahun Ayah. Untuk itu aku membutuhkan Niluh untuk menemani. Karena tidak mungkin aku pergi sendiri bukan? kamu tidak salah paham dengan kita berdua bukan?" ucap Bara dengan tiba-tiba menjelaskan kenapa dia bersama Niluh.     

Mendengar ucapan Bara, hati Danish merasa cemburu. Seolah-olah apa yang dikatakan Bara ditujukan pada kekasihnya agar kekasihnya tidak cemburu dan salah paham.     

"Kenapa kamu berpikir seperti itu Bara? kalau kamu jadian sama Niluh aku malah sangat senang. Karena Niluh sekarang sudah ada yang menjaga yaitu kamu." ucap Ayraa seraya tersenyum menatap wajah Bara dan Niluh secara bergantian.     

"Aahh! sudah lupakan Ayraa, kita berdua tidak ada apa-apa selain hanya teman baik saja. Kalian sendiri ada apa kesini? apa sedang jalan-jalan atau mencari sesuatu juga?" tanya Bara menatap wajah Ayraa.     

"Iya benar apa yang kamu ucapkan, kita berdua ingin jalan-jalan saja, sekalian membeli perlengkapan untuk bayi kita." jawab Ayraa dengan tersenyum.     

"Wah... memang sudah usia berapa bulan bayi kamu Ayraa? boleh aku ikut dengan kalian membeli perlengkapan untuk bayi kalian?" tanya Bara yang membuat hati Danish semakin cemburu.     

"Bukannya kamu sudah pergi dengan Niluh? kenapa ingin ikut dengan kita?" tanya Danish tersenyum walau hatinya sudah tidak bisa menahan rasa cemburunya.     

Entah kenapa, pada Bara saja rasa cemburu Danish membuat sikapnya tidak bisa terkontrol.     

"Mas Danish, biarkan saja Bara dan Niluh ikut biar semakin ramai." ucap Ayraa yang sudah lama tidak pernah lagi bertemu dengan teman-temannya.     

Karena permintaan Ayraa, terpaksa Danish membiarkan Bara dan Niluh pergi bersamanya.     

"Sekarang kalian mau ke mana dulu?" tanya Bara menatap Ayraa dan Danish secara bergantian.     

"Aku mau cari es krim dulu setelah itu belanja perlengkapan bayi." jawab Ayraa sedangkan Danish hanya bisa diam dan hanya memperhatikan saja.     

"Oke...kita berdua akan ikut kalian saja. Dan Ayraa, apa kamu bisa membantuku membeli hadiah buat Ayah? aku minta tolong pada Niluh, tapi Niluh sendiri bingung tidak tahu apa." ucap Bara penuh semangat.     

"Emm...kita pikirkan sambil jalan saja ya? siapa tahu nanti kita menemukan ide hadiah yang cocok buat Ayah kamu." ucap Ayraa seraya mengusap jari-jari Danish yang di genggamnya.     

"Ayo Mas." ucap Ayraa seraya berjalan berdua dengan Danish ke arah pintu lift di ikuti Bara dan Niluh.     

Sampai di lantai atas sendiri, Ayraa dan Danish keluar dari lift menyusul Bara dan Niluh yang sedari tadi diam.     

"Siapa yang mau es krim?" tanya Ayraa pada yang lainnya.     

"Sebaiknya kita duduk di dalam saja Ayraa, ada banyak macam es krim di sini jadi kita bisa memilihnya." ucap Bara yang sudah sering kali jalan-jalan ke Mall Malibu.     

"Mas... kita duduk di dalam saja ya?" pinta Ayraa mengiyakan permintaan Bara membuat Danish semakin cemburu dan itu sangat terlihat jelas saat menjawab pertanyaan Ayraa.     

"Terserah Bara dan kamu saja maunya ke mana. Aku ikut saja." ucap Danish dengan suara pelan tidak ingin Bara dan Niluh mendengar ucapannya.     

Walau wajah Danish tidak menampakkan kemarahan dan kecemburuan, Ayraa sudah merasakan dari tarikan nafas berat Danish kalau Danish dalam keadaan hati yang tidak baik.     

"Bara...aku pikir, setelah minum es krim aku mau pulang saja. Perutku sedikit tidak enak, mungkin karena terlalu banyak makan." ucap Ayraa menggagalkan rencana belanjanya bersama Bara dan Niluh.     

"Ohh...apa sebaiknya tidak ke Tante Citra saja Ayraa. Aku takut terjadi sesuatu pada bayi kamu." ucap Bara terlihat sangat cemas.     

"Kamu tidak perlu cemas Bara, aku akan segera membawa istriku ke Dokter Citra biar di periksa lagi." ucap Danish yang sudah tidak tahan dengan perhatian Bara.     

Bara terdiam, baru menyadari sikapnya sudah tidak bisa di sembunyikan lagi kalau dirinya masih sangat mencintai Ayraa.     

"Maafkan aku...aku tidak bermaksud apa-apa pada Ayraa selain hanya perduli pada sahabat saja." ucap Bara merasa tidak enak pada Ayraa atas ucapan Danish yang sudah di landa cemburu.     

"Kanapa harus minta maaf Bara, Mas Danish tidak mempunyai pikiran seperti itu kok. Ya sudah aku kembali dulu ya Bara, Niluh." ucap Ayraa merasa tidak enak juga dengan Niluh yang lebih banyak diam.     

"Oh...Ya Ayraa, jangan lupa kalau nanti mendapat undangan dari Ayah, kalian berdua harus datang ya... jangan kecewakan Ayah." ucap Bara dengan tersenyum saat Ayraa dan Danish hendak pergi.     

"Akan aku usahakan datang." jawab Ayraa kemudian menggandeng tangan Danish yang ingin cepat-cepat pergi dari hadapan Bara.     

Sampai di dalam lift hingga keluar lift di lantai bawah Danish hanya diam tidak ada suara sedikitpun yang terucap.     

Danish berharap Ayraa mengetahui kalau dirinya cemburu dan perlu perhatian yang lebih.     

Namun hati Danish kecewa karena Ayraa tidak menunjukkan perhatiannya malah seolah-olah tidak terjadi sesuatu.     

Bahkan sampai di dalam mobil Ayraa tetap duduk tenang. Sedangkan rasa cemburu Danish masih belum mereda.     

Tiba di perempatan, mobil Danish berhenti karena terhalang lampu merah.     

"Mas, setelah ini belok ke kiri saja tidak perlu ke kanan." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman tertahan.     

"Kenapa tidak ke kanan? bukannya kita harus ke Dokter Citra untuk memeriksa kandunganmu yang sedang sakit?" tanya Danish dengan mengkerutkan keningnya.     

"Kandunganku tidak sakit sama sekali Mas. Dan lagi, sekarang aku ingin ke tempat lain saja untuk itu aku ingin Mas Danish belok kiri. Aku ingin kita, nonton film saja di Mall biasanya yang kita ke sana." ucap Ayraa dengan tenang.     

"Lalu bagaimana dengan kandungan kamu Ayraa? aku tidak ingin bayi kita kenapa-kenapa." ucap Danish masih tidak mengerti dengan keinginan Ayraa yang tiba-tiba.     

"Bayi kita tidak akan kenapa-kenapa Mas, aku berbohong pada Bara tadi. Aku hanya ingin berdua dengan Mas Danish saja, tanpa ada yang mengganggu kebersamaan kita." jelas Ayraa panjang lebar membuat Danish ingin sekali memeluk dan mencium Ayraa, jika saja lampu masih berwarna merah.     

"Kenapa kamu melakukan hal itu Ayraa?" tanya Danish dengan hati yang sangat bahagia.     

"Aku tidak ingin laki-laki yang aku cintai diam saja karena cemburunya. Aku tidak ingin suamiku tidak ada senyum sama sekali. Aku ingin setiap saat bisa melihat senyum suamiku yang menawan.     

Danish tersenyum sangat bahagia dan rasa cemburunya sudah hilang entah kemana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.