THE BELOVED ONE

SALING MEMBAHAGIAKAN



SALING MEMBAHAGIAKAN

0Danish tersenyum berniat untuk duduk bersandar tapi ada sesuatu yang tidak bisa Danish gerakkan pada bagian punggungnya.     
0

"Ayraa? ada apa dengan punggungku?" tanya Danish dengan tatapan mata yang rumit.     

Seketika wajah Ayraa terlihat tegang ketika Danish mulai menyadari rasa sakit di tukang punggungnya yang retak dan beberapa Minggu tidak boleh bergerak dulu dari tempat tidur.     

"Ayraa kenapa kamu diam saja? jawab pertanyaanku Ayraa?" tanya Danish berusaha menenangkan hatinya agar tidak panik dengan apa yang di rasakan dan di pikirkannya.     

Ayraa mengangkat wajahnya menatap wajah Danish dengan tatapan sedih.     

Ayraa menghela nafas panjang. Dengan perasaan bersalah Ayraa menggenggam tangan Danish dan mengusapnya pelan.     

"Tulang punggung kak Danish ada retak sedikit, jadi untuk beberapa Minggu kak Danish harus di tempat tidur, setelah itu baru kak Danish bisa bergerak pelan dengan memakai alat penyangga punggung sampai tulang punggung kak Danish terbentuk sempurna." ucap Ayraa dengan suara pelan dan berdoa dalam hati agar Danish bisa di kuatkan hatinya untuk menerima semuanya.     

Danish terdiam mendengar penjelasan Ayraa tentang rasa sakit dan nyeri di punggungnya.     

"Kak Danish." panggil Ayraa dengan perasaan cemas karena Danish terdiam tanpa ada komentar sama sekali.     

"Kak Danish... bicaralah jangan diam saja, jangan membuatku takut Kak." ucap Ayraa dengan suara tercekat dan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.     

Melihat Ayraa mulai menangis sedih, hati Danish tersentuh. Danish berjanji dalam hati untuk tidak membuat hati Ayraa bersedih apalagi saat ini telah mengandung bayinya yang membutuhkan ekstra ketenangan dan kasih sayang.     

Dengan hati yang sangat sedih, Danish tersenyum kemudian meraih tangan Ayraa dan mengecupnya dengan pelan.     

"Aku tidak apa-apa Ayraa, kamu jangan cemas. Aku tadi hanya berpikir bagaimana aku harus tetap bekerja walau dengan keadaan seperti ini." ucap Danish tersenyum seraya mengusap air mata Ayraa yang menetes di pipinya.     

Ayraa menatap penuh wajah Danish terutama pada kedua mata Danish mencari kejujuran di kedua mata teduh itu.     

"Benarkah Kak Danish tidak merasa sedih dan putus asa?" tanya Ayraa dengan suara tangis tertahan.     

"Tidak Ayraa, aku tidak sedih..karena aku punya istri yang sangat mencintaiku yang pasti akan lebih memperhatikan dan menjagaku bukan? aku bisa bermanja selama beberapa Minggu mungkin juga beberapa bulan." ucap Danish tersenyum dengan hati menangis. Bagaimana bisa..di saat Ayraa sedang hamil yang membutuhkan perhatian lebih dari dirinya namun pada kenyataannya Ayraa yang harus lebih memperhatikannya dan menjaganya mulai dari sekarang.     

Ayraa tersenyum walau dalam hati Ayraa juga menangis saat melihat senyuman di bibir Danish yang menunjukkan kebalikannya, karena Ayraa sangat mengetahui bagaimana sifat suaminya yang selalu menyembunyikan rasa sedihnya.     

Dengan penuh rasa cinta Ayraa kembali mendekati wajah Danish dan menautkan keningnya pada kening Danish.     

"Walau sementara waktu Kak Danish harus di tempat tidur, hal itu tidak akan menyurutkan hasrat bercinta kita bukan?" tanya Ayraa dengan meraba dan mengusap lembut ceruk leher Danish.     

Danish memejamkan matanya dengan perasaan yang semakin sedih. Bagaimana dia bisa memuaskan hasrat istrinya jika dirinya saja tidak bisa menggerakkan tubuhnya dalam waktu yang tidak bisa di tentukan.     

Dengan tersenyum Danish membuka matanya dengan tatapan menggoda.     

"Untuk sementara kita lakukan dalam posisi tidak banyak gerakan ya Ayraa, dan posisi harus kita rubah dari sekarang kamu yang berada di atas untuk pegang kendali." ucap Danish dengan hati Ingin berteriak tak bisa bertahan dengan semua kesedihan ini.     

"Ya Kak...Kak Danish tenang saja... kita akan melakukannya dengan hati-hati ya Kak." ucap Ayraa dengan kedua matanya yang berkaca-kaca kemudian memeluk Danish dengan sangat erat dan menangis terisak-isak.     

"Kenapa Kak? kenapa selalu kak Danish yang menderita? kenapa tidak aku saja yang mendapatkan cobaan ini? kenapa harus kak Danish yang selalu baik pada semua orang, yang tidak pernah melukai hati orang?" ucap Ayraa menangis semakin keras dalam pelukan Danish.     

Danish hanya bisa diam tidak bisa berkata apa-apa selain membalas pelukan Ayraa dan mengusap lembut punggung Ayraa yang menangis di dadanya dengan setitik airmata yang menetes di kedua sudut matanya.     

"Jangan menangis dan bersedih lagi Ayraa, kasihan bayi kita kalau kamu menangis seperti ini." ucap Danish dengan suara tercekat tak mampu lagi bicara lebih pada Ayraa selain ikut menangis dalam hati.     

"Biarkan aku menangis saat ini Kak, biarkan aku menumpahkan semua rasa kesedihan ini melihat Kak Danish yang selalu menderita. Aku tidak bisa melihat kak Danish seperti ini? aku harus marah pada siapa Kak? kenapa Tuhan memberi cobaan yang sebesar ini pada Kak Danish?" ucap Ayraa di sela-sela Isak tangisnya.     

"Sudah Ayraa...kamu jangan menangis lagi, melihat kamu menangis aku semakin sedih dengan keadaanku Ayraa. Aku mohon jangan menangis lagi sayang, kasihan bayi kita ikut merasakan kesedihan kamu." ucap Danish yang tidak tahan melihat Ayraa menangis ikut menangis dalam diam.     

Mendengar ucapan dan tangis Danish yang tertahan membuat Ayraa sadar dari kesedihannya untuk tidak lagi menunjukkan kesedihannya pada Danish.     

"Maafkan aku Kak Danish, harusnya aku tidak menangis seperti ini. Maafkan aku ya Kak." ucap Ayraa mengusap air matanya kemudian menggenggam tangan Danish dan mengecupnya dengan penuh perasaan.     

"Dengan melihatmu tersenyum itu akan lebih baik untukku Ayraa. Aku akan lebih bersemangat untuk menjalani semua ini." ucap Danish tersenyum membalas genggaman tangan Ayraa dengan sangat erat.     

"Ya Kak .. kita hadapi ujian ini dengan sebuah senyuman ya Kak." ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

Danish menganggukkan kepalanya dan memberikan sebuah senyuman termanis untuk Ayraa.     

"Melihat senyuman Kak Danish kenapa hasratku kembali ada ya Kak." ucap Ayraa berjanji dalam hati untuk mulai sekarang akan memberikan sebuah perhatian yang manis yang akan membuat Danish melupakan kesedihannya.     

Danish memicingkan matanya menatap wajah Ayraa dengan pandangan tak percaya.     

"Hasrat seperti apa?" tanya Danish penasaran.     

"Hasrat bercinta, memang ada hasrat yang lain ya Kak?" tanya Ayraa dengan nada menggoda.     

"Hasrat makan mungkin?" jawab Danish dengan asal sedikit melupakan kesedihannya saat melihat senyum dan manjanya Ayraa padanya.     

"Makan milik kak Danish mungkin ya? ya Kak?" tanya Ayraa seraya spontan meraba milik Danish yang masih tertidur.     

Seketika wajah Danish terkejut saat tangan mungil Ayraa meraba batang miliknya yang masih belum bangun.     

"Jangan ganggu dia Ayraa." ucap Danish dengan tatapan rumit bagaimana kalau batang miliknya menegang pasti dirinya akan tersiksa menahan rasa ngilunya.     

"Kenapa Kak Danish, saat ini aku sangat merindukannya." ucap Ayraa dengan tersenyum secara sengaja tangan lembutnya menyusup ke dalam selimut Danish dan sedikit meremas batang milik Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.