THE BELOVED ONE

JURUS MENGGODA DARA GAGAL



JURUS MENGGODA DARA GAGAL

0Dara semakin gelisah di tempat tidurnya, saat mengingat wajah Danish yang selalu berputar-putar di kepalanya.     
0

"Kenapa wajah Danish tidak bisa lepas dari pikiranku? padahal aku tahu dia sudah punya istri. Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja. Aku akan berusaha untuk mendapatkan Danish dengan cara apapun." ucap Dara dalam hati sambil menatap langit-langit kamarnya.     

"Sebaiknya besok pagi aku tidak kuliah, tapi aku akan ke kantor Danish. Aku sangat merindukannya. Kenapa dia begitu sangat tampan dan sangat lembut." ucap Dara lagi dengan sebuah senyuman di bibirnya.     

"Danish... Danish, kenapa kamu begitu tampan? wajahmu putih, hidung mancung, dengan bibir merah. Tidak pernah aku menemukan laki-laki seperti dirimu. Kamu cinta pertamaku dan aku akan mendapatkanmu Danish." ucap Dara beranjak dari tempatnya untuk mengambil ponselnya yang di atas meja.     

Sambil kembali berbaring, Dara menyalakan ponselnya dan melihat foto Danish yang telah dicuri nya saat Danish bicara dengan Ayahnya.     

Tanpa ada rasa malu Dara mengecup foto Danish yang ada di ponselnya dengan berulang-ulang.     

"Aku sangat merindukanmu Danish, sangat merindukanmu. Aku ingin bertemu denganmu besok, aku akan kesana dan menggoda kamu, agar kamu bisa mencintaiku." ucap Dara sambil membeli foto Danish yang ada di ponselnya.     

Sambil memeluk foto Danish di ponselnya Dara memejamkan matanya untuk tidur agar besok pagi bisa bangun pagi untuk segera menemui Danish ke kantornya.     

***     

Bergegas Dara bangun dari tidurnya dan bersiap-siap untuk ke kantor Danish, sambil menyiapkan kue yang sudah dibeli nya untuk diberikannya pada Danish.     

Dengan menggunakan mobilnya Dara pergi ke kantor Danish.     

Dilihatnya jam tangannya masih menunjukkan pukul delapan pagi, Dara segera keluar dari mobilnya setelah tiba di kantor Danish.     

"Sepertinya aku datang lebih awal karena Danish belum terlihat sama sekali." ucap Dara duduk menunggu di ruang tunggu kantor Danish.     

Saat melihat Danish dari arah pintu lorong Dara seketika bangun dari duduknya dan menghampiri Danish tanpa ada rasa malu dilihat beberapa karyawan yang lain.     

"Danish.. Aku sudah menunggumu dari tadi, aku ingin bertemu denganmu dan bicara denganmu." ucap Dara tanpa basa-basi.     

Danish mengkerutkan keningnya merasa heran dengan kedatangan Dara yang tiba-tiba tanpa ada bicara lebih dahulu.     

"Kamu mau bicara apa denganku Dara? karena hari ini aku sangat sibuk sekali. Masuklah ke dalam." ucap Danish ingin tahu kedatangan Dara.     

Setelah Dara masuk dan duduk di hadapannya Danish menatap wajah Dara menunggu dalam menjelaskan sesuatu.     

"Sekarang kamu mau bicara apa Dara? selagi aku masih ada waktu, karena habis ini aku ada meeting dengan beberapa karyawan yang lain." ucap Danish dengan serius.     

"Aku menyukaimu Danish.. Aku mencintai kamu. Aku tidak perduli kamu sudah punya istri atau tidak. Aku mau kamu jadi pacarku, atau aku menjadi simpanan mu juga tidak apa-apa." ucap Dara mengungkapkan perasaannya dengan nekat.     

Danish menelan salivanya mendengar ucapan Dara yang begitu berani tanpa ada rasa malu sebagai seorang wanita.     

"Dara Apa yang kamu katakan? apa kamu tidak takut Ayah kamu mendengar semua hal ini? dengarkan aku..aku sudah punya istri dan aku tidak mungkin menduakan istriku.. atau bermain di belakang istriku. Jadi sebaiknya kamu pulang lah Dan lupakan tentang hal ini. Aku tidak akan menceritakan semua ini pada Ayahmu." ucap Danish dengan serius.     

"Danis Aku serius dengan kata-kataku. Aku tidak takut walaupun Ayahku mendengar hal ini. Aku sudah bilang pada Ayahku kalau aku mencintai kamu. Dan aku akan berusaha untuk mendapatkanmu. Danish beri aku kesempatan untuk membuktikan kalau aku benar-benar mencintai kamu." ucap Dara berdiri dari tempatnya dan mendekati Danish. Dengan perlahan Dara mengusap wajah Danish namun dengan cepat Danish menepiskan tangan Dara yang menyentuh wajahnya.     

"Menjauhlah dariku Dara, sebelum aku marah padamu. Tidak pantas kamu berbuat seperti ini pada laki-laki yang sudah punya istri. Aku menghargaimu karena kamu adalah anak dari Tuan Adiyasa. Sekarang pergilah sebelum aku memanggil satpam untuk mengeluarkan mu dari sini." ucap Danish berusaha untuk tenang menghadapi Dara yang semakin nekat.     

"Danish, kamu tidak bisa melakukan aku harus seperti ini. Ingat Danish...aku adalah Putri kesayangan Tuan Adiyasa dan aku bisa meminta pada ayah untuk memutuskan hubungan kerja kalian. Aku mohon Danish sekali ini saja.. beri aku kesempatan untuk membuktikan cintaku padamu kalau aku benar-benar menginginkanmu." ucap Dara kembali dengan nekat membuka pakaiannya di hadapan Danish.     

Dengan menghela nafas panjang Danish kemudian berdiri dari tempatnya dan pergi meninggalkan ruangan kantornya untuk memanggil satpam untuk mengusir Dara dari ruangannya.     

Setelah mendapat informasi dari satpamnya kalau Dara sudah meninggalkan ruangannya dan kembali ke tempatnya.     

"Aku harus bicara dengan Tuan Adiyasa sebelum ada salah paham. Karena aku tahu Dara sangat dekat nekat dan bisa saja menghancurkan hubungan ku dengan Tuan Adiyasa. Semoga saja Tuan Adiyasa adalah seorang yang bijaksana dan tidak membela putrinya yang tidak punya sopan dan terlalu berani melakukan hal yang sangat memalukan.     

Tanpa menunggu lama Danish menghubungi Tuan Adiyasa untuk menceritakan semuanya.     

"Hallo...Tuan Adiyasa, ada yang ingin aku bicarakan dengan Tuan...soal Putri Tuan yang bernama Dara." ucapan Danis mengawali pembicaraannya dengan Adiyasa.     

"Ada apa Danish? apa ada sesuatu yang di lakukan putriku padamu? hingga membuatmu menghubungi aku." ucap Adiyasa di sana seolah-olah tahu apa yang tengah terjadi.     

"Begitulah Tuan Adiyasa... apa yang telah dilakukan Dara sangatlah tidak terpuji. Dia memamerkan tubuhnya di hadapanku dan menggodaku untuk menerima cintanya. Padahal aku sudah berusaha menjelaskan padanya kalau aku sudah punya istri. Dan hal apa yang dilakukan Dara adalah hal yang tidak benar. Tetapi Dara semakin nekat bahkan Dara mengancam akan meminta pada Tuan untuk memutuskan hubungan kerja kita." ucap Danish menceritakan semua apa yang terjadi pada Adiyasa.     

Wajah Adiyasa seketika memerah mendengar semua cerita dari Danish. Sungguh Adiyasa tidak mengira kalau Dara sampai melakukan hal sejauh itu merendahkan dirinya dihadapan laki-laki.     

"Aku sebagai Ayahnya meminta maaf padamu Danish. Tolong hakl ini jangan disebarluaskan kepada siapapun. Aku akan segera membereskan hal ini dengan Dara. Aku pastikan Dara tidak akan menemuimu lagi." ucap Adiyasa seraya menutup panggilan Danish.     

Di luar kantor Dara yang telah diusir oleh satpam berdiri tegak menatap kantor Perusahaan Danish.     

"Kamu telah mempermalukan aku Danish. Kamu akan menanggung akibatnya, dengan apa yang bisa aku lakukan padamu. Mungkin setelah ini aku tidak bisa menemuimu, tapi lihat saja aku bisa menghancurkanmu dengan menyakiti istrimu." ucap Dara dalam hati dengan kedua tangan terkepal.     

"Aku harus mencari tahu siapa istrimu, untuk bisa segera menghancurkannya bahkan kalau bisa melenyapkan dari hidupmu." ucap Dara kemudian meninggalkan kantor Perusahaan Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.