THE BELOVED ONE

PERTEMUAN AYRAA DAN DANISH



PERTEMUAN AYRAA DAN DANISH

0Wajah Ayraa memerah mendapat pertanyaan dari Ayahnya Bara. Sungguh Ayraa tidak menyangka kalau Bara terbuka juga pada Ayahnya.     
0

"Iya.. Om, maaf...hal itu bukan saya sengaja. Itu karena Bara sudah tidak sopan pada saya Om. Bara telah berani mencium saya dan tidak menghormati saya sebagai wanita. Dan waktu itu saya hanya membela diri." ucap Ayraa sedikit gugup menceritakan semuanya saat awal dia masuk ruang kelas dengan apa yang di lakukan Bara padanya.     

Adiyasa menatap kagum atas keberanian Ayraa dengan berani memberi pelajaran pada putranya.     

"Terima kasih Ayraa, karena kamu telah berani memberi pelajaran pada anak Om." ucap Adiyasa dengan tersenyum.     

"Sebenarnya Bara dan Dara adalah anak yang baik sebelum di tinggal Maminya pergi dengan laki-laki lain. Setelah Maminya pergi Bara dan Bara menjadi berubah sampai seperti sekarang." ucap Adiyasa dengan perasaan sedih.     

"Pantas saja Om... mereka berdua terlihat sedikit aneh di mata saya, sangat berani dan nekat." ucap Ayraa tanpa ada basa-basi tapi tetap berlaku sopan.     

"Kalau boleh meminta padamu, tetaplah berteman dengan Bara semoga dengan mengenalmu Bara akan kembali menjadi baik lagi.     

"Permisi Tuan, Den Bara sudah mengamuk karena Non Ayraa tidak segera naik ke atas." ucap Bik Minah yang datang tergopoh-gopoh karena kemarahan Bara.     

"Pergilah Ayraa, lihatlah Bara." ucap Adiyasa dengan tersenyum melihat putranya yang sudah tergantung pada Ayraa.     

Dengan sopan Ayraa minta izin pada Ayah Bara untuk segera naik ke kamar Bara.     

Tiba di kamar Bara, Ayraa melihat Bara yang sedang memarahi Niluh.     

"Sekali lagi aku melihatmu tidak sopan pada Niluh aku akan pulang." ucap Ayraa menghampiri Bara dengan tatapan kesal.     

"Aku tidak memarahi Niluh, aku hanya memberitahunya untuk tidak dekat-dekat denganku." ucap Bara membela diri.     

"Benarkah begitu Niluh?" tanya Ayraa menatap wajah Niluh.     

Bara menatap wajah Niluh dengan tatapan tajam.     

"Aku tidak apa-apa Ayraa, hanya salah paham saja." ucap Niluh merasa ketakutan dengan tatapan Bara.     

"Ayraa, aku menunggu di ruang tamu saja ya?" ucap Niluh dengan perasaan sadar diri.     

"Aku ikut denganmu Niluh, Kalau Bara mau biar ikut ke bawah." ucap Ayraa menggandeng tangan Niluh untuk segera turun.     

"Tunggu!! aku ikut.. tapi bantu aku." ucap Bara dengan wajah panik saat Ayraa beranjak pergi.     

Ayraa menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap Bara dengan tersenyum.     

Bara terdiam terkesima dengan senyuman Ayraa padanya.     

"Bantu aku turun Ayraa." ucap Bara Ingin bermanja.     

"Bukannya yang sakit kepala kamu?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Bara.     

"Aku tidak bisa jalan Ayraa, karena milikku bengkak dan sangat sakit untuk di buat jalan." ucap Bara apa adanya.     

Ayraa tersenyum kemudian mendekati Bara.     

"Niluh ayo kita bantu Bara jalan ke ruang tengah." ucap Ayraa sambil menahan senyum.     

Dengan di bantu Ayraa dan Niluh, Bara berjalan pelan ke ruang tengah.     

Di ruang tengah Adiyasa tersenyum bahagia melihat Bara yang sedang di bantu oleh dua gadis yang baik.     

"Duduklah di sini bersama Ayah Bara." ucap Adiyasa dengan tersenyum.     

Dengan wajah memerah, Bara duduk di samping Ayahnya.     

"Bara, bagaimana perasaan kamu di perhatikan oleh dua gadis cantik dan baik hati ini? apa kamu bahagia?" tanya Adiyasa dengan tatapan menggoda.     

Wajah Bara semakin memerah dengan godaan Ayahnya.     

"Ayah.. aku lebih bahagia kalau Ayah tidak membuatku malu." jawab Bara menjadi salah tingkah.     

"Ayraa, Niluh, duduklah... kenapa kalian berdiri terus?" tanya Adiyasa pada Ayraa dan Niluh yang masih berdiri dengan perasaan malu.     

Dengan sopan, Ayraa dan Niluh mengambil tempat duduk berdampingan.     

Tidak berapa lama kemudian, Bik Minah datang dengan menghampiri Adiyasa.     

"Tuan, di ruang tamu ada teman kerja Tuan yang bernama Den Danish." ucap Bik Minah dengan penuh hormat.     

"Suruh masuk ke sini saja Bik Minah." ucap Adiyasa yang sudah malas berpindah tempat.     

Sambil menunggu kedatangan Danish, di Adiyasa membuka kue kaleng yang di atas meja.     

"Ayo... Ayraa, Niluh... dimakan kuenya." ucap Adiyasa pada Ayraa dan Niluh yang masih malu-malu.     

"Danish!... masuklah, maafkan aku tidak menyambutmu di depan...ini, ada tamu dari teman-temannya Bara sedang menengok Bara." ucap Adiyasa dengan tersenyum.     

"Ayraa? kamu di sini sayang?" tanya Danish seolah-olah kaget melihat Ayraa yang ada di rumah Bara.     

"Kak Danish?" tanya Ayraa seolah-olah juga terkejut melihat Danish yang datang di Adiyasa.     

"Kalian saling kenal?" tanya Adiyasa sedikit bingung dengan sikap Ayraa dan Danish.     

"Ayraa, adalah istriku Tuan Adiyasa." jawab Danish dengan tersenyum seraya menghampiri Ayraa duduk di samping kanan Ayraa.     

Mendengar jawaban Danish yang terdengar jelas, seketika Bara terkejut dan menatap Ayraa dengan perasaan tak percaya.     

"Ayraa benarkah yang di katakan dia?" tanya Bara menatap penuh wajah Ayraa.     

"Benar, Kak Danish adalah suamiku." jawab Ayraa dengan wajah tertunduk.     

Seketika hati Bara di penuhi kekecewaan, kemarahan dan luka yang sangat dalam.     

"Aku tidak percaya ini! bagaimana bisa kamu bisa menikah dengan laki-laki yang pantas jadi kakakmu." ucap Bara dengan penuh kekecewaan.     

Ayraa terdiam tidak menjawab pertanyaan Bara yang tidak perlu di jawabnya.     

"Bara...kamu tenang dulu, tenangkan hatimu." ucap Adiyasa yang juga sedikit kecewa karena dia sudah sangat senang kalau punya menantu Ayraa.     

"Jadi kalian berdua suami istri. Dan Ayraa istri kamu yang selalu kamu ceritakan padaku kalau istrimu masih muda dan sangat cantik?" tanya Adiyasa memastikan apa yang di ceritakan Danish selama ini.     

Danish menganggukkan kepalanya seraya menggenggam tangan Ayraa dengan erat.     

Bara tidak bisa lagi menahan rasa cemburunya, tanpa memperdulikan Ayahnya dan yang lainnya Bara bangun dari duduknya dan berjalan tertatih-tatih meninggalkan tempat untuk kembali masuk ke kamarnya.     

Ayraa menatap ke arah Niluh memberikan kode untuk segera mengejar Bara yang sedang terluka hatinya.     

Adiyasa menghela nafas panjang, sungguh hatinya sangat sedih kedua anak kembarnya telah mencintai orang yang sudah menikah.     

Dara yang mencintai Danish, dan Bara mencintai Ayraa.     

"Aku minta maaf, karena kedua anakku akan telah membuat hidup kalian terganggu." ucap Adiyasa dengan perasaan malu dan sedih.     

"Ada apa Ayah? kenapa Ayah meminta maaf pada mereka?" tiba-tiba Dara datang dengan tatapan heran melihat Ayahnya meminta maaf pada Ayraa dan Danish.     

Dan Dara juga heran melihat Ayraa dan Dara saling menggenggam.     

"Dia Ayraa istri Danish. Bukankah Ayraa teman kamu satu kampus?" tanya Adiyasa menatap ke arah Dara yang masih berdiri terpaku dengan tatapan matanya yang tak lepas menatap Danish.     

Tubuh Dara sedikit terhuyung ke belakang saat mendengar ucapan Ayahnya.     

"Jadi... Ayraa adalah istri Danish?" tanya Dara dengan hati dan perasaan yang masih belum percaya.     

"Ya Dara... Danish dan Ayraa adalah suami istri." jawab Adiyasa dengan sedih merasakan kesedihan hati Dara dan Bara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.