THE BELOVED ONE

HATI BARA DAN DARA TERLUKA



HATI BARA DAN DARA TERLUKA

0"Jadi... Ayraa adalah istri Danish?" tanya Dara dengan hati dan perasaan yang masih belum percaya.     
0

"Ya Dara... Danish dan Ayraa adalah suami istri." jawab Adiyasa dengan sedih merasakan kesedihan hati Dara dan Bara.     

"Aku tidak percaya ini? apa yang ayah katakan pasti tidaklah benar! Ayah hanya ingin aku agar bisa melupakan Danish bukan? tidak akan ayah! aku tidak akan melupakan Danish begitu saja." ucap Dara kemudian berlari naik ke atas tangga dan masuk ke kamarnya.     

Ayraa dan Danish saling pandang melihat sikap Dara yang terlihat sangat histeris dengan kenyataan yang ada.     

"Sebentar ya Danish, Ayraa, Om ke atas dulu melihat keadaan Dara." ucap Adiyasa dengan hati cemas pada kondisi hati Dara.     

"Kak Danis bolehkah aku melihat Bara sebentar? aku ingin menjelaskan pada Bara tentang kenyataannya kalau kita adalah suami istri." ucap Ayraa dengan suara pelan menatap wajah Danish dengan tatapan memohon.     

"Apakah aku juga boleh melihat Dara sayang? agar aku bisa menjelaskan pada Dara kalau kita adalah suami istri?" tanya Danish berganti menatap wajah Ayraa. Namun dengan cepat Ayraa menggelengkan kepalanya.     

"Tidak!! jangan lakukan itu Kak, aku tahu bagaimana Dara padamu! dia pasti akan lebih nekat untuk berbuat lebih pada Kak Danish." ucap Ayraa dengan wajah cemas.     

"Baiklah...kalau istri ku yang meminta seperti itu, aku tidak akan menemui Dara tanpa seizin kamu." ucap Danish dengan tersenyum sangat mengerti kalau Ayraa sangat mencintainya dan ada rasa cemburu didalam hatinya.     

"Kenapa Kak Danish tidak melarangku untuk menemui Bara?" tanya Ayraa dengan tatapan mata indahnya.     

"Aku percaya padamu sayang, kalau kamu akan menjaga kehormatan kamu dan kehormatan suami kamu. Dan sikap Bara tidak seperti Dara, aku masih bisa mempercayainya. Pergilah...aku akan menunggumu disini." ucap Danish memberikan kepercayaan penuh pada Ayraa untuk menyelesaikan masalahnya dengan Bara.     

Dengan cepat Ayraa mengecup bibir Danish dengan bibir tersenyum.     

"Terima kasih Kak Danish, aku tidak akan lama. Tunggu sebentar di sini ya Kak." ucap Ayraa kemudian berjalan ke lantai atas untuk menemui Bara.     

Tiba di kamar Dara, Ayraa masuk ke dalam tanpa menimbulkan suara. Di lihatnya beberapa botol minuman berserakan di lantai. Dan Ayraa melihat Bara yang sedang duduk di lantai bersandar di dinding dengan salah satu punggung tangannya yang berdarah.     

"Bara." panggil Ayraa dengan hati miris melihat keadaan Bara yang tidak baik.     

Bara menatapnya sekilas namun tetap dalam kediamannya.     

Dengan memberanikan diri Ayraa duduk di samping Bara.     

"Apa kamu marah padaku? karena telah mengetahui aku telah mempunyai suami?" tanya Ayraa langsung pada permasalahannya.     

"Kenapa kamu tidak bilang dari awal kalau kamu telah menikah?" tanya Bara dengan tangan terkepal kuat hingga seketika itu darah keluar lagi dari punggung tangannya.     

"Maafkan aku, aku memang tidak berniat menceritakan pada siapapun kalau aku sudah menikah. Kecuali orang itu bertanya padaku maka aku akan menjawabnya." ucap Ayraa merasa bersalah pada Bara.     

"Kamu sudah tahu kan kalau aku mencintaimu? dan aku sudah mengatakannya padamu. Tapi kenapa kamu diam saja dan tidak mengatakan kalau kamu tidak bisa mencintaiku karena sudah menikah?" ucap Bara menatap wajah Ayraa dengan tatapan penuh kekecewaan.     

"Maafkan aku.. aku sudah berusaha untuk menjelaskan padamu, tapi kamu tidak memberikan aku kesempatan untuk menjelaskannya." ucap Ayraa membalas tatapan Bara dengan tatapan rasa bersalah.     

"Sekarang apa yang bisa kamu lakukan? dengan hatiku yang telah kamu telah kamu patahkan dan yang kamu hancurkan? apa kamu akan bisa mengembalikannya?" tanya Bara dengan rasa putus asa.     

"Aku minta maaf. Anggap saja kita tidak saling mengenal dan melupakan semua yang terjadi, itu akan lebih baik buat kita semua. Aku akan segera pindah ke Universitas lain agar kamu bisa melupakan aku dan tidak semakin membenciku lebih dalam lagi." ucap Ayraa sambil mengeluarkan sapu tangan dari celananya kemudian meraih tangan Bara yang terluka dan membalutnya dengan hati di penuhi rasa bersalah.     

Bara membiarkan saat Ayraa membalut luka di tangannya, tidak ada lagi yang bisa Bara ucapkan selain menahan rasa luka di hatinya.     

Sesaat setelah menunggu Bara yang juga belum mengucapkan sepatah kata-kata pun akhirnya Ayraa bangun dari duduknya untuk segera pergi.     

Namun tangan kuat Bara menahannya dan menarik kuat tangan Ayraa hingga terjatuh dalam pelukannya.     

"Biarkan aku memelukmu sejenak, agar kamu bisa merasakan bagaimana detak jantungku berdetak hanya untukmu saja." ucap Bara dengan memeluk erat tubuh Ayraa.     

Ayraa membiarkan Bara memeluknya kemudian mengusap punggung Bara dengan pelan.     

"Maafkan aku...aku tidak bisa berbuat banyak untuk bisa menjelaskan apa-apa, karena pada kenyataannya aku memang sudah menikah dengan Kak Danish dan aku sangat mencintainya." ucap Ayraa seraya melepas pelukan Bara.     

"Aku pergi dan jaga diri kamu baik-baik. Semoga kamu menjadi laki-laki yang lebih baik dan bukan menjadi laki-laki yang mengesalkan dan membosankan." ucap Ayraa kemudian pergi meninggalkan Bara sendirian dengan lukanya.     

"Bagaimana Ayraa? Apa masalah kamu sudah selesai dengan Bara?" tanya Danish setelah Ayraa berada di hadapannya.     

"Sudah Kak, aku sudah meminta maaf padanya dan menjelaskan apa yang perlu aku jelaskan. Dan aku sudah bilang pada dia kalau aku mungkin akan pindah ke Universitas yang lain, agar kita tidak tidak perlu bertemu lagi. Karena aku tidak ingin ada masalah dengan laki-laki lain yang bisa menyebabkan hati suamiku terluka." ucap Ayraa menatap penuh wajah Danish dengan cinta.     

Danish tersenyum kemudian meraih punggung Ayraa dan memeluknya dalam pelukan sayangnya.     

Setelah menunggu Adiyasa sedikit lama, akhirnya Ayraa dan Danish meminta maaf pada Adiyasa sekalian pamit untuk pulang.     

"Apa kamu lapar sayang?" tanya Danish setelah berada di dalam mobil.     

"Iya Kak, aku sangat lapar sekali. Pikiran dan hatiku terkuras habis hari ini. Dan sekarang aku ingin makan sebanyak-banyaknya agar aku bisa semangat kembali." Ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Baiklah kita akan cari makan sekarang. Kamu ingin makan apa?" tanya Danish fokus menatap jalanan di depannya.     

"Aku ingin makanan ikan laut...di mana di sini adanya kak?" Tanya Ayraa ingin sekali makanan yang berbau laut.     

"Tidak biasanya kamu ingin makan ikan laut?" tanya Danish dengan tersenyum.     

"Aku juga tidak tahu Kak, semakin hari aku selalu merasa lapar dan tidak nyaman kalau tidak makan nasi putih. Padahal bukannya aku diet ya Kak?" ucap Ayraa dengan polos.     

"Tidak apa-apa, aku lebih senang kalau kamu tidak diet agar kamu lebih berisi." ucap Danish seraya mengacak rambut Ayraa.     

"Jadi di mana kita akan mencari makan Kak?" tanya Ayraa dengan antusias.     

"Kita akan ke pantai untuk makan ikan bakar agar kamu bisa makan sepuasnya." jawab Danish tersenyum seraya menjalankan mobilnya ke arah pantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.