THE BELOVED ONE

BERTEMU DENGAN BARA



BERTEMU DENGAN BARA

0"Jadi ke kampus siang ini Ayraa?" tanya Danish setelah menghabiskan waktunya beberapa menit bercinta dengan Ayraa.     
0

"Ya Kak, mau meminta referensi untuk pindah kuliah di Universitas lain." jawab Ayraa sambil mengeringkan rambutnya.     

"Kenapa tidak pagi tadi?" tanya Danish dengan tersenyum.     

"Bukannya setengah harian waktu ku untuk Kak Danish?" ucap Ayraa sambil mencubit kedua pipi Danish.     

Danish tersenyum bahagia, kemudian merengkuh tubuh Ayraa dengan penuh rasa sayang.     

"Aku antar ya Ayraa? panas di luar." ucap Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Tidak usah Kak Kak Danish istirahat saja di rumah, biar aku naik taksi saja." ucap Ayraa tidak Ingin Danish merasa capek.     

"Baiklah, tapi jangan lama-lama ya Ayraa. Aku membutuhkanmu." ucap Danish dengan sungguh-sungguh.     

"Ya Kak...aku berangkat dulu ya." ucap Ayraa seraya mengecup kening Danish kemudian pergi keluar kamar untuk berangkat ke kampus.     

Dengan berjalan cepat ke jalan raya, Ayraa naik taksi untuk berangkat kampusnya.     

Tiba di depan kampus Ayraa keluar dari taksi dan melihat kampus sudah dalam keadaan sepi hanya beberapa mahasiswa terlihat duduk-duduk di depan kampus.     

Tanpa melihat ke kanan ke kiri, Ayraa berjalan ke arah ruang administrasi untuk mengetahui statusnya terlebih dahulu masih aman atau tidak.     

"Bu Retno, boleh saya minta referensi untuk pindah Universitas?" tanya Ayraa setelah menemui salah satu admin di kampusnya.     

"Kamu Ayraa Ginanta bukan?" tanya Bu Retno yang sudah mendapat pesan dari Bara untuk tidak memberikan referensi atau surat-surat milik Ayraa. Bahkan untuk surat-surat milik Ayraa Bara yang menyimpannya sementara.     

Sambil mengajak Ayraa bicara, Bu Retno mengirim pesan pada Bara kalau Ayraa ada di kampus.     

"Begini Ayraa, menurut Ibu... kamu tidak perlu untuk pindah Universitas karena kamu sangat pintar. Kami bisa menjamin kamu akan bisa bekerja di sini sebagai asisten dosen." ucap Bu Retno membujuk hati Ayraa.     

"Maaf Bu Retno, aku sudah tidak bisa melanjutkan kuliah di sini lagi." ucap Ayraa keras kepala.     

"Kalau begitu tunggu keputusan dari Rektor saja ya?" ucap Bu Retno sambil melihat ke jam tangannya.     

"Ya sudah Bu, besok saya akan kembali lagi ke sini untuk mengetahui keputusan dari bapak Rektor. Terima kasih." ucap Ayraa kemudian keluar dari ruangan admin.     

Sambil melihat ke arah jam di tangannya Ayraa berjalan cepat keluar dari kampus agar tidak ada yang melihatnya.     

"Ayraa! tunggu!" terdengar suara Bara yang sedang memanggilnya. Segera Ayraa menoleh ke belakang di lihatnya Bara sedang berlari menghampirinya.     

"Ayraa tunggu!! aku mau bicara denganmu sebentar. Ayo... ikut aku." ucap Bara tanpa menunggu persetujuan Ayraa, Bara menggenggam tangan Ayraa dan membawanya pergi.     

Dengan naik mobilnya Bara menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi pergi ke suatu tempat yang jauh dari keramaian yaitu ke dermaga yang tidak jauh dari kampus.     

"Kenapa kamu bawa aku ke sini? Kenapa tidak bicara di kampus saja?" ucap Ayraa dengan pelipis terangkat.     

"Aku hanya bicara denganmu saja Ayraa." ucap Bara masih di dalam mobil bersama Ayraa.     

"Bicara apa lagi? bukannya kamu sekarang bisa tenang? karena aku akan mengurus kepindahan ku ke Universitas lain." ucap Ayraa tanpa melihat ke arah Bara.     

"Aku minta kamu jangan pindah tetap lah kuliah disini. Aku tidak akan apa-apa dan tidak akan mengganggumu. Anggap saja kalau aku tidak ada...hanya itu yang aku minta darimu." ucap Bara dengan serius.     

"Apa maksudmu kamu tidak ada?" tanya Ayraa memicingkan matanya.     

"Anggap saja kalau kamu tidak mengenalku, atau anggap saja aku tidak ada bagimu. Aku berjanji padamu tidak akan pernah mengganggumu lagi, asal kamu tetap kuliah disini. Aku mohon." ucap Bara menatap penuh wajah Ayraa.     

Ayraa terdiam mendengar kata-kata Bara yang terlihat serius.     

"Baiklah...aku akan tetap kuliah di sini." ucap Ayraa sambil menghela nafas panjang.     

"Terima kasih banyak... sekarang biarkan aku mengantarmu pulang." ucap Bara yang masih dengan sifat arogannya.     

"Antarkan aku ke perumahan pantai Kuta." ucap Ayraa berusaha percaya dengan ucapan Bara.     

Tanpa bicara, Bara menjalankan mobilnya ke arah perumahan pantai Kuta yang tidak jauh dari dermaga.     

Karena waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, jalanan sangat macet karena waktu berakhirnya orang-orang yang bekerja dan semuanya dalam perjalanan pulang.     

"Sebaiknya kamu memberitahu suami kamu kalau pulang agak terlambat, jalannya macet." ucap Bara fokus pada jalan di depannya yang macet memanjang.     

Mendengar saran Bara yang benar, Ayraa segera mengirim pesan pada Danish kalau pulang sedikit terlambat.     

"Apa di perumahan ini tempat tinggal kamu?" tanya Bara setelah sampai di depan perumahan elite di kawasan pantai.     

"Ya... terima kasih karena sudah mengantarku pulang. Dan maaf aku tidak mempersilahkan kamu untuk mampir." ucap Ayraa seraya membuka pintu mobilnya.     

"Tidak apa-apa, terima kasih karena sudah mendengarkan permintaanku." ucap Bara kemudian menutup kaca jendelanya dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.     

Sambil menghela nafas, Ayraa berjalan ke arah rumahnya yang tidak jauh dari jalan raya.     

"Kak Danish?" panggil Ayraa setelah masuk ke dalam rumah yang suasana sangat sepi.     

"Aku di sini Ayraa." ucap Danish yang masih berbaring di tempat tidur dengan kedua matanya yang masih mengantuk.     

"Pantas... pesanku tidak terbaca dan tidak ada balasan juga. Kak Danish dari siang tadi sampai sore masih tidur?" ucap Ayraa dengan gemas seraya meraba kening Danish takut kalau Danish demam lagi.     

"Tadi aku bangun sayang, habis minum obat aku tidur lagi." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Jadi makan siang yang belum ya Kak?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

Dengan sedikit takut Danish menganggukkan kepalanya.     

"Jangan di ulangi lagi suamiku, bagaimana Kak Danish bisa cepat sembuh kalau makan kadang selalu lupa." ucap Ayraa kemudian meletakkan tasnya dan berganti pakaian berniat segera mengambilkan makan untuk Danish.     

"Bagaimana Ayraa di kampusmu tadi?" tanya Danish dengan serius.     

"Aku akan ambil makan dulu Kak, setelah makan aku akan menceritakan semuanya." ucap Ayraa kemudian keluar kamar untuk pergi ke dapur mengambil makan buat Danish.     

Sambil membawa nasi dan juice apel, Ayraa kembali ke kamarnya.     

"Minum sedikit, juice apelnya Kak." ucap Ayraa seraya memberikan segelas juice apel pada Danish.     

"Aku baru baca pesan kamu kalau kamu pulang terlambat, memang jalan macet kalau sore Ayraa." ucap Danish mengiyakan pesan Ayraa yang baru di bacanya.     

"Ya Kak, aku tadi bertemu Bara di kampus. Entah dia tahu dari mana kalau aku ke kampus siang." ucap Ayraa sambil menyuapi Danish dengan pelan.     

"Lalu?" tanya Danish seraya mengunyah makanannya.     

"Dia meminta waktu bicara padaku, dan intinya aku tidak boleh pindah dan dia berjanji padaku tidak akan menggangguku lagi, bahkan aku di minta untuk tidak mengenalnya." ucap Ayraa menceritakan semuanya yang telah di bicarakannya dengan Bara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.