THE BELOVED ONE

BERTEMU DI KAMAR HOTEL



BERTEMU DI KAMAR HOTEL

0"PLAKKK"     
0

"Kamu telah membuat Ayah kecewa! Ayah sangat malu dengan sikap kamu yang seperti anak jalanan yang tidak punya rasa kemanusiaan!" ucap Adiyasa pada Dara saat berada di ruang tengah.     

Dara hanya menangis saat Ayahnya menampar dirinya di hadapan Bara yang menceritakan semuanya pada Ayahnya tentang kejadian yang dilakukan Dara pada Ayraa.     

"Katakan sekarang pada Ayah, Kenapa kamu berbuat seperti itu? benar-benar mempermalukan Ayah dan merendahkan harga diri Ayah sebagai orang tua kamu." ucap Adiyasa dengan wajah yang sangat sedih.     

"Aku sangat membenci Ayraa Ayah. Karena Ayraa, Danish tidak mencintaiku! padahal aku sudah berusaha untuk memberikan semua perhatian pada Danish." ucap Dara mengungkapkan alasannya dengan hati penuhi yang semakin di penuhi oleh kebencian.     

"Memberi perhatian seperti apa? memperlihatkan tubuh kamu di hadapan Danish? apa seperti itu seorang wanita? merendahkan dirinya sendiri di hadapan laki-laki?" tanya Adiyasa dengan sinar mata penuh kekecewaan.     

"Aku melakukannya karena mencintai Danish Ayah? aku tidak pernah melakukannya pada siapapun!" sanggah Dara dengan apa yang di yakinnya.     

"Itu sama saja Dara! pada siapapun seharusnya kamu tidak melakukan hal seperti itu." ucap Adiyasa semakin kecewa dengan keberanian Dara yang tidak perduli dengan status Danish yang sudah menikah.     

"Untuk itu Ayah.. kalau Ayah sayang padaku, bilang pada Danish untuk menerima cintaku. Aku akan berhenti menyakiti Ayraa." ucap Dara seraya melirik ke arah Bara langsung mendekatinya.     

"Coba saja kamu menyakiti Ayraa lagi, walau aku kakakmu aku tidak akan segan-segan akan menghukummu kalau terjadi sesuatu pada Ayraa lagi." ucap Bara dengan tatapan tajam.     

Adiyasa yang melihat pertengkaran antara kedua anak kembarnya menjadi sangat bersedih dan Ingin menangis. Sebagai orang tua tunggal Adiyasa sudah berusaha untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih pada kedua anak kembarnya. Dan sekarang hanya karena orang yang mereka berdua cintai mereka menjadi lupa kalau mereka berdua adalah saudara kembar.     

Adiyasa duduk lemas di sofa hanya bisa diam pertengkaran mereka berdua.     

"Ayah sangat kecewa sekali pada kalian berdua. Kalian berdua sama sekali tidak memandang Ayah sebagai orang tua kalian lagi." ucap Adiyasa dengan suara dan wajah yang sedih.     

"Aku tetap menghormati dan menyayangi Ayah, tapi aku minta tolong pada Ayah beri aku kesempatan untuk mendapatkan Danish, hanya itu yang aku inginkan...aku tidak ingin yang lain." ucap Dara dengan tatapan memohon pada Adiyasa.     

Adiyasa terdiam kemudian menatap penuh wajah Dara.     

"Baiklah Ayah akan memberi kesempatan satu kali padamu untuk bisa berdua dengan Danish, kalau kamu dalam satu kesempatan itu bisa memiliki hati Danish dan Danish bisa menerimamu. Maka Ayah akan menyetujui hubunganmu dengan Danish. Ingat hanya satu kali kesempatan saja Ayah membantumu agar bisa bersama Danish, setelah itu kalau Danish tetap menolakmu Ayah minta padamu untuk segera melupakan Danish. Dan itu sudah keputusan Ayah, apa kamu berjanji akan hal itu?" tanya Adiyasa dengan serius.     

Dara menganggukkan kepalanya dengan cepat.     

"Baiklah ya aku setuju... Aku akan melupakan Danish kalau satu kesempatan itu Danish masih tetap menolakku. Dan aku tidak akan mengganggu Ayraa lagi." ucap Dara dengan tersenyum, sangat percaya dengan kemampuannya untuk melumpuhkan hati Danish.     

"Baik... Ayah akan membantumu untuk bisa bertemu dengan Danish." ucap Adiyasa sambil berpikir keras bagaimana cara agar Danish dan Dara bisa berdua.     

Setelah bicara dengan Dara dan Bara, Adiyasa masuk ke dalam ruangan kerjanya dan segera menghubungi Danish.     

"Hallo Danish,aku mau bicara padamu dengan serius." ucap Adiyasa saat Danish sudah menerima panggilannya.     

"Ya Tuan Adiyasa...ada yang bisa aku bantu?" tanya Danish saat berada di kantornya.     

"Aku bisa minta tolong padamu untuk satu kali saja. Aku akan berhutang budi padamu kalau kamu bersedia membantu untuk mencari jalan keluar masalah ini." ucap Adiyasa meminta tolong pada Danish.     

"Masalah apa Tuan Adiyasa kalau aku boleh tahu?" tanya Danish dengan penasaran.     

"Masalah Dara yang mencintaimu. Dara tetap bersikeras untuk mendapatkanmu dan aku kuatir kalau Dara akan menyakiti istrimu lagi. Untuk itu.. aku minta tolong padamu untuk memberi pelajaran pada Dara agar menyadari kesalahannya dan bisa melupakanmu. Aku berjanji pada Dara untuk memberikan satu kesempatan agar bisa bertemu denganmu untuk mendapatkan hatimu. Dan kalau memang dalam kesempatan itu Dara gagal, Dara sudah berjanji akan melupakanmu dan tidak akan menyakiti Ayraa lagi." ucap Adiyasa menceritakan semua masalah apa yang dihadapinya.     

"Baiklah...Tuan Adiyasa aku bersedia membantu kalau memang hal ini akan membuat Dara berhenti mencintaiku dan tidak mengganggu Ayraa lagi. Beritahu Dara, hari ini aku tunggu di Hotel Santika jam satu siang. Aku akan menunggunya di sana semoga saja setelah ini Dara akan berhenti mencintaiku." ucap Danish mempunyai rencana sendiri untuk menghentikan perasaan Dara.     

"Terima kasih Danish, aku akan memberitahu Dara sekarang." ucap Adiyasa kemudian menutup panggilannya.     

Di kantor Danish berdiam diri memikirkan cara bagaimana bisa menghentikan perasaan dan aksi Dara pada Ayraa.     

Sambil menghela nafas panjang Danish melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas. Perlahan Danish membuka laci meja kerjanya yang berisi surat-surat penting.     

Setelah Danish mengambil beberapa surat yang dianggapnya penting. Dengan segera Danish memasukkannya ke dalam tasnya untuk segera menemui Dara.     

Tepat pukul jam sebelas siang Danish sudah sampai di hotel Santika di kamar nomor dua belas yang sudah dikirimkan ke Adiyasa untuk memberitahu Dara agar segera masuk ke sana karena dia sudah menunggunya di dalam.     

Tidak berapa lama Danish menunggu terdengar suara ketukan dari luar dan terlihat Dara sudah berada di depan pintu.     

"Masuklah Dara.. dan kunci pintunya dari dalam." ucap Danish yang sudah duduk di pinggir tempat tidur dengan wajah terlihat tenang.     

Setelah mengunci pintu, dengan penuh percaya diri Dara berjalan mendekati Danish dan duduk disamping Danish.     

Danish menatap penuh wajah Dara yang duduk disampingnya.     

"Apa benar kamu sungguh-sungguh mencintaiku Dara?" tanya Danish mengawali percakapannya.     

Dara menganggukkan kepalanya dengan sangat pasti.     

"Apa yang bisa kamu buktikan kalau kamu benar sungguh-sungguh mencintaiku?" tanya Danish tak berkedip menatap wajah Dara.     

"Aku bisa memberikan semua apa yang kamu inginkan Danish, bahkan kesucianku akan aku berikan padamu ku" jawab Dara dengan sungguh-sungguh.     

"Kalau kamu mencintaiku..apa kamu bisa menerima apa yang menjadi kekuranganku? karena apa yang kamu lihat tidak seperti yang kamu lihat sebenarnya." ucap Danish menatap serius wajah Dara.     

"Aku akan menerima apa adanya kamu Danish karena aku mencintaimu. Dan kalau kamu ingin pembuktian dari cintaku aku bisa memberikannya sekarang padamu." ucap Dara seraya melepas pakaian atasannya di hadapan Danish tanpa ada rasa malu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.