THE BELOVED ONE

HATI DANISH MENANGIS



HATI DANISH MENANGIS

0Dengan menghela nafas panjang, Niluh pergi meninggalkan Bara dan Ayraa.     
0

"Aku suapi ya Ayraa? aku ingin menjagamu saat ini." ucap Bara dengan suara pelan.     

"Tidak usah Bara, aku bisa makan sendiri." ucap Ayraa tidak enak karena dirinya sudah punya suami.     

"Hanya sekali ini saja Ayraa, aku ingin menyuapimu dan menjagamu." pinta Bara yang tidak tahu kalau Ayraa sudah menghubungi Danish untuk segera datang.     

"Tapi Kak Danish akan segera datang Bara? aku tidak ingin menyakiti hati Kak Danish dengan melihat kita berdua di sini." ucap Ayraa menatap penuh wajah Bara yang terlihat sangat sedih.     

"Hanya lima kali suapan saja Ayraa, setelah itu aku akan pergi. Aku mohon padamu, aku ingin menyuapimu.. apakah tidak bisa?" tanya Bara dengan tatapan sedih.     

Ayraa menghela napas panjang kemudian menganggukkan kepalanya.     

"Baiklah lima kali suapan saja ya? setelah itu kamu bisa di sini tapi bersama Niluh. Aku tidak ingin Kak Danish salah paham dengan kita." ucap Ayraa dengan serius.     

"Ya... hanya lima kali suapan saja, aku suapi sekarang ya?" ucap Bara dengan penuh perhatian menyuapi Ayraa dengan pelan.     

Dengan perasaan canggung Ayraa membuka mulutnya agar Bara menyuapinya.     

Tidak berapa lama kemudian pintu terketuk dari luar dan masuklah Niluh bersama Danish dalam keadaan Bara sudah selesai menyuapi Ayraa.     

"Sayang bagaimana keadaanmu? kamu kenapa sampai di sini? Apa yang terjadi padamu? kamu baik-baik saja kan?" tanya Danish dengan sangat cemas menangkup wajah Ayraa dan meraba seluruh tubuh Ayraa takut terjadi sesuatu pada istrinya.     

"Ayraa, karena Danish sudah datang... kita pulang dulu ya, jaga diri kamu baik-baik." ucap Bara kemudian keluar meninggalkan Ayraa di ikuti Niluh yang tersenyum pada Ayraa dan Danish.     

"Ceritakan padaku sekarang, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu sampai berada di rumah sakit ini?" tanya Danish setelah tidak ada siapapun di kamar.     

"Sabar Kak, aku akan menceritakan semuanya pada Kak Danish." jawab Ayraa sambil meraih tangan Danish dan menggenggamnya.     

"Apa ini semua ada hubungannya dengan Bara?" tanya Danish dengan mengkerutkan keningnya.     

Ayraa menggelengkan kepalanya.     

"Tidak Kak, tidak ada hubungannya dengan Bara. Tapi ini semua yang melakukannya adalah Dara. Saat aku mau pulang aku ke kamar kecil disana sudah ada Dara dan Duta.     

Di situlah aku disiram Dara dengan air secara terus-menerus, kemudian Bara datang dan menolongku. Dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa karena aku pingsan. Ternyata Bara dan Niluh yang membawaku ke rumah sakit." ucap Ayraa menceritakan semuanya pada Danish.     

"Dan pakaian ini? apakah ini pakaian Bara?" tanya Danish saat sadar kalau apa yang dipakai Ayraa adalah pakaian kemeja laki-laki     

"Iya Kak..ini pakaian Bara, tapi bukan Bara yang mengganti pakaianku tapi Niluh. Jadi Kak Danish jangan berpikir yang tidak-tidak. Pakaianku basah Kak, itu ada di atas meja. Kak Danish bisa lihat sendiri." ucap Ayraa tidak ingin Danish salah paham pada Bara.     

Danish terdiam sesaat, kemudian tersenyum sambil mengecup punggung tangan Ayraa.     

"Aku tidak apa-apa.. bukannya aku harus berterima kasih pada Bara yang telah menolongmu. Kalau kamu ingin bertanya aku cemburu atau tidak yang pasti aku cemburu tapi itu tidak penting karena kamu baik-baik saja." ucap Danish menatap penuh wajah Ayraa dengan penuh kasih.     

"Peluk aku Kak Danish, aku sangat mencintai Kak Danish...aku sangat merindukanmu." ucap Ayraa dengan manja ingin memberitahukan tentang kehamilannya pada Danish.     

Dengan penuh kasih sayang Danish memeluk Ayraa dalam pelukannya.     

"Kak Danish." panggil Ayraa setelah beberapa saat memeluk dirinya.     

"Ya Ayraa." sahut Danish melepas pelukannya.     

"Kak... kalau aku hamil, apa Kak Danish akan bahagia?" tanya Ayraa memancing reaksi Danish.     

"Aku akan sembah sujud seharian mengucapkan rasa syukur, kalau kamu hamil Ayraa. Karena impian dan kebahagiaan yang terbesar bagiku adalah menikahimu dan mempunyai anak darimu." jawab Danish dengan sungguh-sungguh.     

Ayraa sangat bahagia dan terharu mendengar ucapan Danish.     

"Impian dan kebahagiaan Kak Danish telah terwujud sekarang. Saat ini aku hamil empat Minggu mengandung anak Kak Danish." ucap Ayraa tersenyum menatap penuh wajah Danish.     

Danish terpaku di tempatnya menatap wajah Ayraa tak berkedip. Kedua mata Danish tiba-tiba berkaca-kaca.     

"Apa Ayraa? apa yang kamu katakan sayang? kamu hamil? hamil anakku sayang?" tanya Danish menangkup wajah Ayraa dengan air mata yang sudah mengalir. Sungguh hati Danish menangis bahagia...dengan penyakitnya yang tidak bisa sembuh dan hidupnya bertahan entah sampai kapan, ternyata Tuhan memberikan anugrah dan kebahagiaan yang sangat besar padanya.     

"Iya Kak, aku hamil... aku hamil anak kak Danish." jawab Ayraa dengan tersenyum.     

"Terima kasih Ya Tuhan, akhirnya istriku hamil. Aku kira aku tidak bisa memberikan seorang anak pada istriku. Ternyata aku bisa." ucap Danish menitikkan air mata memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

"Apa kata dokter tentang kehamilan kamu sayang? aku ingin tahu anak kita baik-baik saja kan?" tanya Danish merasa kuatir setelah mengingat akan penyakit yang di deritanya.     

"Aku juga belum tahu Kak, sebaiknya kita segera memeriksakan keadaan bayi kita ke dokter kandungan. Semoga saja bayi kita baik-baik saja dan sehat." ucap Ayraa menenangkan hati Danish.     

"Ya Ayraa, apa kamu sudah baik-baik saja sekarang? kalau kamu sudah baikan kita ke dokter kandungan sekarang...atau aku yang pergi menemui dokter kandungan biar kesini untuk memeriksa mu?" ucap Danish berusaha untuk berpikir tenang dan tidak panik.     

"Kita harus daftar dulu Kak, bukan di sini tempatnya.. ada ruangan khusus untuk ibu yang hamil, dan dokter kandungan yang akan memeriksa kondisi kandungan ku." ucap Ayraa memberi pengertian pada Danish agar tidak panik.     

"Iya sayang...aku terlalu bahagia sampai aku tidak bisa berpikir dengan jernih. Sekarang kita keluar ya? untuk menemui dokter kandungan." ucap Danish kembali memeluk Ayraa dengan sangat erat dan mengecup perut Ayraa berulang-ulang.     

Ayraa tertawa geli saat Danish mengusap perutnya dan mengecupnya secara berulang-ulang.     

"Sudah Kak Danish geli...kita lanjutkan di rumah nanti ya? Sekarang kita ke dokter kandungan agar tahu kondisi bayi kita." ucap Ayraa seraya berusaha turun dari tempat tidurnya.     

Dengan di papah Danish, Ayraa menemui Dokter kandungan untuk mengetahui kondisi bayinya sehat apa tidak. Ayraa berharap bayinya juga negatif virus HIV seperti halnya dirinya yang negatif dari virus HIV yang di idap Danish suaminya.     

Tiba di ruangan tunggu tempat khusus ibu hamil, Danish mendaftarkan Ayraa dengan dokter khusus untuk bisa memantau perkembangan bayi yang di kandung Ayraa.     

"Bagaimana Kak, sudah selesai mendaftarnya?" tanya Ayraa setelah Danish duduk di sampingnya.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan perasaan sesak.     

Sungguh Danish berharap bayi yang di kandung Ayraa akan baik-baik saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.