THE BELOVED ONE

KEBAHAGIAAN DANISH



KEBAHAGIAAN DANISH

0Danish menganggukkan kepalanya dengan perasaan sesak.     
0

Sungguh Danish berharap bayi yang di kandung Ayraa akan baik-baik saja.     

Setelah menunggu beberapa menit pada giliran Ayraa, hati Danish semakin berdebar-debar tak karuan. Terasa seluruh tulangnya lemas tidak sanggup untuk berdiri.     

"Ayo Kak.. kita masuk ke dalam." ucap Ayraa seraya menarik pelan tangan Danish.     

Dengan nafas tertahan Danish bangun dari duduknya mengikuti Ayraa masuk ke dalam ruangan Dokter.     

Di dalam ruangan, Dokter Kiki tersenyum menyambut kedatangan Ayraa dan Danish.     

"Selamat siang sore Dokter." sapa Ayraa dengan ramah.     

"Selamat sore... dengan saudara Ayraa? wahh masih muda sudah mau jadi calon ibu muda." ucap Dokter Kiki.     

"Ya Dokter." sahut Ayraa malu-malu di sebut ibu muda oleh dokter Kiki.     

"Sudah usia berapa bulan kandungannya?" tanya Dokter Kiki masih dengan tersenyum.     

"Sesuai pemeriksaan Dokter tadi empat Minggu Dokter." jawab Ayraa sedikit malu-malu.     

"Ohh... sudah di periksa oleh Dokter ya? dan sekarang inginnya di periksa kembali ya?" tanya Dokter Kiki.     

"Begini Dokter, suami saya ini positif terjangkit virus HIV dan saya negatif pada saat kita sebelum menikah dan sesudahnya kami juga sudah berkonsultasi dengan Dokter di Bandung agar bisa menjalani hubungan suami istri secara normal layaknya orang yang sehat. Dan kamipun Ingin punya seorang baby. Atas saran Dokter kami mengikuti semua saran-sarannya, saat ini saya sudah hamil. Dan ketakutan kami sekarang kalau bayi yang saya kandung ini akan tertular virus HIV dari suami saya. Untuk itu saat ini saya mau cek lagi...saya masih tetap negatif atau positif HIV. Kita berdua hanya melakukan saat malam pertama saja tanpa memakai kondom dan itu juga kami melakukannya setelah melakukan pengobatan dan terapi pada dokter agar bisa melakukan hubungan suami istri secara normal. Kemudian setelah itu kita melakukannya selalu pakai kondom. Dan suami saya tetap menkonsumsi obat khusus dari dokter tiap hari." jelas Ayraa pada dokter Kiki menceritakan dari awal sampai terakhir tentang keadaan suami dan dirinya.     

"Untuk pengetesan pada bayi itu kita tidak bisa melakukan sekarang, karena harus menunggu usia kandungan bayi di usia delapan belas minggu. Dan kalau untuk Ayraa sendiri kita bisa memeriksanya sekarang dengan alat tes HIV kami." jawab dokter Kiki dengan tersenyum.     

Ayraa menganggukkan kepalanya paham akan penjelasan dari dokter Kiki.     

"Baiklah dokter kalau begitu aku saja yang diperiksa lebih dahulu. Semoga saja aku masih negatif." ucap Ayraa dengan hati penuh harap.     

Sesuai dengan permintaan Ayraa, Dokter Kiki memeriksa Ayraa dengan alat tesnya untuk mengecek positif atau negatif nya Ayraa terkena virus HIV.     

Tidak berapa lama Dokter Kiki sudah bisa memberikan hasilnya pada Ayraa kalau Ayraa masih negatif tidak tertular virus HIV.     

"Jadi kalau memang Ayraa masih negatif, kalian tidak perlu merasa bimbang atau takut bayi kalian akan tertular kena virus HIV     

Karena Ayraa dalam keadaan sehat, untuk itu kalian harus menjaga benar-benar hubungan kalian berdua. Karena sekali Ayraa tertular virus HIV tersebut, maka bisa jadi bayi kalian juga akan tertular kalau tidak di ketahui dari awal." ucap Dokter Kiki menjelaskan dengan panjang lebar.     

"Iya Dokter, aku mulai mengerti jadi untuk saat ini karena hasil pemeriksaan ku negatif maka tidak ada yang perlu kami kuatirkan bayi kami tertular virus HIV ya dokter?" tanya Ayraa memastikan lagi.     

"Benar Ayraa, untuk itu kalian berdua harus lebih berhati-hati lagi untuk berhubungan badan agar kamu tidak tertular virus HIV tersebut." ucap Dokter Kiki menatap penuh wajah Ayraa dan dan Danish secara bergantian.     

Danish bernapas lega setelah mendengar penjelasan dari Dokter Kiki terutama saat mengetahui kalau Ayraa masih dalam keadaan negatif tidak tertular oleh dirinya.     

"Ya Tuhan... terima kasih, karena istri dan bayiku baik-baik saja dan sehat." ucap Danish dalam hati berkali-kali mengucap syukur.     

Setelah bicara panjang lebar dan juga mendapatkan beberapa obat vitamin untuk bayi Ayraa, Danish dan Ayraa pun pulang dari tempat Dokter Kiki.     

Di dalam mobil Danish tersenyum sendiri kemudian meraih tangan Ayraa dan menggenggamnya kemudian mengusapnya pelan.     

"Trima kasih Ayraa, aku sangat bahagia kamu dan bayi kita sehat tidak tertular penyakitku. Aku akan lebih berhati-hati mulai sekarang untuk tidak berlebihan padamu." ucap Danish Dengan tersenyum.     

"Sekarang kamu menginginkan apa Ayraa? apa kamu ingin sesuatu? aku akan membelikannya untukmu. Atau kamu lapar? kita akan mencari makan sekarang." ucap Danish menatap penuh wajah Ayraa dengan perasaan bahagia.     

"Aku ingin makan ikan bakar di pantai. Mungkin enak rasanya...sambil menikmati pantai, kita makan nasi ikan bakar." ucap Ayraa dengan sangat antusias.     

"Baiklah kita akan ke pantai menikmati nasi ikan bakar." ucap Danish menjalankan mobilnya ke arah pantai, menuruti apa kemauan istrinya yang sedang hamil muda.     

Setelah menghentikan mobilnya Danish dan Ayraa keluar dari mobil dan berjalan kearah pantai untuk mencari sebuah kedai makanan yang menyajikan makanan ikan laut bakar.     

Dengan sangat lahap Ayraa memakan makanannya hingga habis tak tersisa. Danish yang melihat hal itu ikut merasa sangat senang melihat Ayraa begitu banyak makannya.     

"Apa kamu masih ingin tambah lagi Ayraa? atau kamu minta di bungkus saja?" tanya Danish dengan sebuah senyuman di sela bibirnya.     

"Boleh Kak." ucap Ayraa menganggukkan kepalanya mengiyakan saja yang di tawarkan Danish.     

Dengan melambaikan tangannya Danish memanggil pelayan untuk meminta beberapa ikan bakar dan di bungkus untuk di bawah pulang.     

Setelah selesai menghabiskan waktu dengan makan ikan bakar di pantai Danish mengajak Ayraa berkeliling kota sekitar pantai Kuta.     

"Kak kita mau ke mana lagi?" tanya Ayraa penuh tanda tanya.     

"Kita putar-putar saja Ayraa, sambil membeli buah di pasar buah. Bukannya wanita hamil suka sekali buah?" tanya Danish menatap sekilas ke arah wajah Ayraa kemudian kembali fokus ke arah jalanan.     

Ayraa tersenyum bahagia, Danish benar-benar memanjakannya.     

"Setelah beli buah kita pulang saja ya kak?" ucap Ayraa tidak ingin Danish kecapekan yang bisa menyebabkan kondisi Danish drop hanya karena mudah lelah.     

Danish menganggukkan kepalanya seraya mengusap puncak kepala rambut Ayraa.     

"Kamu menginginkan buah apa Ayraa?" tanya Danish setelah sampai di pasar buah.     

"Apa ya Kak? buah mangga dan pir saja Kak." jawab Ayraa seraya membuka pintu namun Danish menahannya.     

"Kamu di dalam mobil saja Ayraa, biar aku yang beli buahnya." ucap Danish yang sudah di luar mobil.     

"Tidak Kak, biar aku ikut." ucap Ayraa tidak tega melihat Danish yang terlihat capek dan sedikit pucat.     

"Tidak sayang, biar aku memanjakanmu hari ini saja sebagai ungkapan rasa bahagiaku." ucap Danish dengan tatapan penuh cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.