THE BELOVED ONE

PEMBICARAAN TERAKHIR (1)



PEMBICARAAN TERAKHIR (1)

0"Aku mau ke basis Utara untuk mendapatkan gelar sarjana Dokter. untuk mendapatkan gelar sarjana itu aku harus tinggal di sana selama tiga tahun. Selain di sana menerima pembelajaran secara gratis, kita juga membantu orang-orang yang terluka di garis depan." ucap Chello menunggu reaksi hebat dari Bundanya.     
0

"Chello apa yang kamu bicarakan sayang, kenapa kamu harus ke sana untuk mendapatkan gelar sarjana dokter? kalau di sini Bunda dan Ayah masih mampu untuk membiayai kamu." ucapan ah dengan tangis yang tertahan.     

"Di sini aku merasa bosan Bunda, tidak ada sesuatu yang bisa membuat aku bisa fokus pada mata kuliahku. Kalau di batas Utara setidaknya aku bisa lebih fokus dan mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang menantang." ucap Chello memberikan alasan yang lain pada Bundanya.     

"Bukan karena Ayraa kan sayang?" tanya Hana dengan perasaan sedih melihat hidup Chello seperti mayat hidup.     

"Tidak Bunda, bukan karena itu. Aku hanya ingin mencari pengalaman yang lebih menantang." ucap Chello memberikan alasan yang lebih tepat pada bundanya.     

"Chello, Bunda harus membicarakan hal ini pada Ayah dulu juga pendapat Bagas dan Nicky." ucap Hana tidak bisa begitu saja mengambil keputusan yang sangat berat.     

"Persetujuan Bunda aku tunggu sekarang, karena hari ini pendaftaran terakhir, hari Senin kita sudah harus berangkat basis Utara." ucap Chello yang masih di kampus untuk menunggu persetujuan dari orang tuanya saja.     

"Kalau begitu sebentar ya sayang, Bunda akan menghubungi Ayah dulu." ucap Hana kemudian menutup panggilannya Chello untuk segera menghubungi Raka. Tapi sebelum menghubungi Raka, Hana menghubungi Ayraa agar Ayraa menghubungi Chello dan membujuknya.     

"Ayraa...ini Bunda Hana sayang, bagaimana kabarmu sayang?" tanya Hana dengan perasaan sedih.     

"Baik Bunda... Bunda sendiri bagaimana kabarnya,?" tanya Ayraa dengan perasaan senang karena beberapa jam yang lalu yang memberi kabar adalah teman Chello dan sekarang Bundanya Hana yang menghubunginya.     

"Tidak cukup baik perasaan Bunda Ayraa karena barusan Chello menghubungi Bunda dan memberi kabar yang membuat Bunda sedih." jawab Hana dengan suara tangis tertahan.     

Ayraa mengkerutkan keningnya merasa heran dengan apa yang dikatakan Bundanya Hana.     

"Kabar apa yang di sampaikan Chello hingga membuat Bunda sedih? karena tadi temannya Chello juga menghubungi aku Bunda, tapi tidak mengatakan apa-apa hanya kabar Chello kalau baik-baik saja." cerita Ayraa pada Hana.     

"Ayraa sendiri memberi kabar kepada temannya Chello apa? karena saat ini Chello meminta persetujuan Bunda untuk pergi ke basis Utara menjadi sukarelawan disana agar mendapatkan gelar dokter." ucap Hana dengan tangisan lirih.     

"Maksudnya Bunda apa? pergi ke basis Utara dengan menjadi sukarelawan di sana dan mendapatkan gelar tanpa belajar begitu Bunda?" tanya Ayraa dengan pikiran masih bingung.     

"Di sana juga ada pembelajaran tapi lebih banyak prakteknya untuk membantu orang-orang yang terluka di garis depan." jelas Hana pada Ayraa seperti apa yang di jelaskan Chello.     

"Lalu... apa Bunda setuju dengan keinginan Chello itu?" tanya Ayraa sedikit cemas kalau Chello ada di basis Utara tempat orang perang.     

"Kalau hanya beberapa bulan mungkin Bunda masih mengijinkan, tapi ini tiga tahun Ayraa, tiga tahun... kamu bisa bayangkan dalam tiga tahun itu Chello ada disana di lingkungan orang-orang yang sedang berperang. Bunda takut Chello kenapa-kenapa." ucap Hana mulai menangis.     

"Kalau Bunda tidak setuju, kenapa Bunda tidak mengatakan pada Chello saja." Ucap Ayraa masih tidak paham dengan apa yang diinginkan Bundanya Hana.     

"Bunda sudah mengatakannya Ayraa kalau Bunda tidak mengijinkan Chello ke sana. Tapi kamu tahu sendiri terkadang Chello sangat keras kepala dan saat ini Chello tidak mau mendengarkan apa kata Bunda. Untuk itu bunda meminta padamu untuk menghubungi Chello dan membujuknya." ucap Hana dengan panjang lebar tentang maksud menghubungi Ayraa.     

"Oh begitu ya, Tapi bagaimana kalau Chello juga tidak mendengarkan apa kataku Bunda? karena apa yang dikatakan Bunda itu benar Chello terkadang sangat keras kepala kalau sudah keinginannya yang sangat kuat." ucap Ayraa sedikit pesimis untuk menghubungi Chello.     

"Cobalah dulu Ayraa.. siapa tahu dengan mendengarkan kamu Chello membatalkan kepergiannya ke sana." ucap Hana dengan suara memohon.     

"Baiklah Bunda, aku akan menghubungi Chello sekarang. Semoga saja Chello mendengarkan aku." ucap Ayraa walau sedikit ragu.     

"Terima kasih ya sayang, Bunda tunggu kabar dari Ayraa... semoga berhasil." ucap Hana kemudian menutup panggilannya.     

Dengan segera Ayraa menghubungi Chello seperti permintaan Hana padanya.     

"Hallo... Chello?" panggil Ayraa setelah tahu Chello menerima panggilannya walau tanpa ada suara.     

"Ya Ayraa ada apa?' jawab Chello ragu-ragu saat menerima panggilan Ayraa yang tidak pernah dibayangkannya. Dan suara Ayraa yang selama ini di rindukannya baru bisa dia dengarkan.     

"Barusan Bunda Hana menghubungiku. Apa benar apa yang dikatakan Bunda itu?' tanya Ayraa dengan perasaan canggung karena baru pertama kali bicara dengan Chello setelah sekian lama tidak pernah bicara atau memberi kabar lagi.     

"Apa Bunda menceritakan semuanya padamu dan sekarang menyuruhmu untuk membujuk ku?" tanya Chello menebak apa yang menjadi tujuan Ayraa menghubunginya.     

"Iya... apa yang kamu katakan benar. Aku diminta Bunda Hana untuk membujuk mu agar tidak pergi ke sana dan aku minta jangan lakukan itu Chello." ucap Ayraa dengan suara pelan.     

"Aku tidak bisa Ayraa. Aku sudah mendaftarkan diri dan review-nya lolos, sekarang tinggal meminta persetujuan saja dari Bunda agar hari Senin aku bisa berangkat ke sana." ucap Chello membalas dengan suara pelan juga.     

"Apa alasan kamu pergi ke sana Chello? apa karena akan mendapatkan gelar Dokter di sana dengan belajar gratis?" tanya Ayraa ingin tahu alasan Chello.     

"Iya.. di sana aku aku akan belajar selama tiga tahun secara gratis dengan hanya membantu orang-orang yang terluka di garis depan di sela-sela pembelajaran." jawab Chello dengan hati terasa sakit.     

"Tapi bunda tidak menyetujuinya Chell, Bunda kuatir kalau kamu kenapa-kenapa di sana. Di sana tempatnya orang-orang yang sedang perang...dan bagaimana? kalau ada peluru yang mengenai kamu? bagaimana perasaan Bunda? Bunda pasti sangat sedih Chello." ucap Ayraa memberi bayangan pada Chello tentang apa yang akan terjadi di sana.     

"Semua keputusan itu pasti ada resikonya Ayraa dan aku sudah siap dengan semua resiko itu." jawab Chello dengan hati yang terasa sangat berat.     

"Masalahnya bukan pada diri kamu Chello, Tapi pada orang-orang yang kamu tinggalkan di sini... Bunda Hana, Ayah Raka, Ayah dan Bundaku.. semuanya pasti akan kehilangan kamu kalau kamu kesana. Bagaimana mereka akan bisa tenang kalau kamu berada di sana selama tiga tahun. Tiga tahun itu sangat lama Chello. Dan bisa saja terjadi sesuatu padamu, Apa kamu tidak kasihan pada mereka semua." ucap Ayraa dengan hati yang sangat kecewa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.