THE BELOVED ONE

PEMBICARAAN TERAKHIR (2)



PEMBICARAAN TERAKHIR (2)

0"Tiga tahun itu sangat lama Chello. Dan bisa saja terjadi sesuatu padamu, Apa kamu tidak kasihan pada mereka semua." ucap Ayraa dengan hati yang sangat kecewa.     
0

"Aku sudah dewasa Ayraa dan aku harus bisa memutuskan segala sesuatu seperti apa yang aku inginkan demi masa depanku." ucap Chello menahan perasaannya agar tidak luluh dengan ucapan Ayraa.     

"Tapi kita kan juga harus mendengar keinginan orang tua Chello, karena orang tua juga punya tujuan baik buat kita. Kenapa kita tidak memikirkan keinginan orang tua kita." ucap Ayraa berusaha untuk membuka hati Chello.     

"Sudah cukup Ayraa.. kamu tidak perlu membujukku lagi. Aku akan tetap ada keinginanku untuk pergi ke sana. Setelah tiga tahun aku akan kembali dengan mendapatkan gelar Dokter." ucap Chello sebelum hatinya yang terluka akan kembali pada permukaan.     

"Kenapa kamu sangat keras kepala Chello? kenapa kamu tidak memikirkan perasaan mereka semua yang sangat sedih kalau kamu pergi ke sana? aku sangat kecewa padamu Chello." ucap Ayraa dengan suara tertahan.     

"Dan terlebih aku, aku juga sangat kecewa padamu Ayraa." Ucap Chello dengan tiba-tiba, sudah tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya untuk mengungkapkan semuanya pada Ayraa yang selama ini di tahannya.     

"Kamu! kecewa padaku? kecewa dalam hal apa?" tanya Ayraa tidak mengerti dengan maksud Chello.     

"Kamu juga tidak pernah mendengarkan apa yang diinginkan orang tua kamu bukan? Apa kamu tahu kalau kamu juga mengecewakan mereka semua saat kamu menolak perjodohan kita? dan menerima Danish sebagai suami kamu. Kamu tidak mendengar mereka semua kan? karena kamu sudah punya keputusan sendiri untuk masa depan kamu. Dan itu sama halnya terjadi sekarang padaku." ucap Chello mengungkit masa lalunya bersama Ayraa.     

"Tapi aku sudah mendapatkan restu dari mereka semua Chello. Karena aku memberi pengertian dan menjelaskan pada mereka kalau cinta itu tidak bisa dipaksakan." sahut Ayraa baru mengerti kalau selama ini Chello sangat kecewa padanya.     

"Dan saat ini juga aku akan memberi pengertian dan penjelasan pada mereka, kalau keinginanku pergi kesana demi masa depanku. Bukankah hal itu sama dengan apa yang kamu lakukan?" ucap Chello dengan rasa kecewanya.     

"Tapi di sana sangat berbahaya Chello? sewaktu-waktu kamu bisa kehilangan nyawa dan mereka semua cemas karena hal itu! kenapa kamu tidak merasakan kecemasan mereka semua." ucap Ayraa tidak tahu lagi harus berkata apa dengan keras kepalanya Chello.     

"Dan kamu juga tidak pernah merasakan kecemasan mereka semua, saat kamu menikah dengan Danish padahal nyawa kamu juga terancam juga dan bisa terjadi sewaktu-waktu tertular virus HIV." ucap Chello dengan perasaan kecemasannya di saat ini.     

"Aku bisa menjaga diriku dengan baik Chello, ada banyak cara untuk tidak tertular virus itu dan sampai sekarang aku juga masih negatif." jawab Ayraa dengan suara melunak.     

"Aku juga bisa menjaga diriku disana dengan baik Ayraa. Aku akan sebaik mungkin tidak akan terlibat dengan mereka selain hanya membantu orang-orang yang terluka. Aku hanya minta dukungan untuk saat ini bukan untuk menghambat keinginanku." ucap Chello dengan suara pelan.     

"Apakah itu benar-benar keinginanmu Chello? atau kamu hanya ingin melarikan diri dari semua kenyataan?" tanya Ayraa tiba-tiba tepat mengenai ulu hati Chello dengan pertanyaan Ayraa yang seolah-olah tahu dengan rasa sakitnya.     

"Bukannya aku sudah menjawab pertanyaan Kenapa alasan ku pergi kesana?" ucap Chello tidak ingin Ayraa tahu apa alasannya dia untuk pergi ke sana.     

"Alasanmu yang tadi hanya satu bagian saja dari alasannya terbesar kamu mengambil keputusan pergi ke sana Chello. Katakan padaku apa alasan terbesar kamu hingga kami pergi ke sana? katakan padaku agar aku mengerti." ucap Ayraa sudah tidak tahan dengan rasa kesedihannya.     

"Aku tidak bisa mengatakannya, cukup hanya aku saja yang tahu kenapa aku harus pergi ke sana." ucap Chello tetap menyimpan rasa sakitnya di hati.     

"Alasan kamu pergi ke sana karena aku bukan Chell? kamu ingin menghilang dariku bukan? kamu ingin lari dari kehidupanku, benarkan apa yang aku katakan Chello?" ucap Ayraa dengan suara yang terdengar jelas kalau sudah menangis.     

Chello terdiam, karena apa yang dikatakan Ayraa adalah benar adanya.     

"Kenapa kamu diam? karena semua yang aku katakan benar bukan? kamu terluka...kamu kecewa padaku. Dan sekarang kamu ingin pergi dari kehidupanku. Kenapa Chell? kenapa kamu harus meninggalkan aku? tidak bisakah kita tetap baik-baik seperti dulu? kalau kamu ingin tahu rasa sakit yang kamu rasakan, aku juga merasakannya, aku juga merasa sepi saat kamu tidak ada." ucap Ayraa panjang lebar menjelaskan isi hatinya pada Chello.     

"Aku terlalu mencintaimu Ayraa, aku terlalu menyayangimu, aku ingin membahagiakanmu tapi semua itu hanya impian. Karena kamu sudah menjadi milik orang lain, dan aku tidak bisa memilikimu. Bagaimana aku bisa bertahan melihat kamu bersama yang lain? aku sudah berusaha untuk melupakanmu dengan menjauh darimu.. tapi semakin aku menjauh aku semakin merasakan luka itu. Aku tidak ada keinginan untuk menjalani hari-hari di sini...terasa sangat sepi di sini Ayraa.. aku merasa sendiri. Untuk itu...aku harus pergi ke sana...berusaha lagi untuk melupakanmu. Mungkin di sana nanti, aku lebih fokus dengan pekerjaan yang baru yang bisa mengalihkan perhatianku kepadamu pada pekerjaan di sana." ucap Chello mengungkapkan semua isi hatinya tanpa ada yang tersisa.     

Ayraa menangis, ikut merasakan kesedihan apa yang dialami Chello, apa yang dialami Chello sama dengan apa yang dialaminya. Tapi dengan kehadirannya Danish rasa kesedihan itu sedikit berkurang apalagi dengan hadirnya bayi yang dikandungnya semua itu menutupi rasa kesedihannya.     

"Aku juga merasakan hal yang sama Chello. Aku juga merasakan sepi tanpa kamu, merasa kehilangan, tapi aku masih bersyukur ada Kak Danish di sini apalagi ada bayi yang akan hadir diantara aku dan kak Danish semua itu sangat membantuku untuk bisa melepas kesedihanku tentang kamu." ucap Ayraa mengungkapkan perasaan hatinya.     

"Tapi kamu mencintai Danish bukan? dan tidak mencintaiku.. untuk itu kamu memilih Danish daripada hidup bersamaku." ucap Chello dengan rasa kekecewaan yang sangat dalam.     

"Antara perasaan cinta dan sayang padamu dan pada Kak Danish sama besarnya di hatiku. Aku sangat mencintai kak Danish tapi aku juga sangat menyayangimu Chello. Aku tidak ingin kamu pergi ke sana karena aku sangat mencemaskanmu aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh.     

"Aku harus pergi kesana Ayraa dan dukungan kamu yang aku perlukan saat ini. Kamu tidak ingin aku tersiksa terus seperti ini bukan? seperti orang yang tidak punya kehidupan seperti mayat hidup yang berjalan." ucap Chello dengan nada suara yang memelas.     

Ayraa semakin menangis mendengar apa yang dikatakan Chello hingga tidak menyadari kalau di balik pintu kamarnya sudah berdiri Danish dengan cukup lama yang mendengarkan semua percakapannya dengan Chello sejak awal mereka bicara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.