THE BELOVED ONE

KEJUJURAN HATI AYRAA



KEJUJURAN HATI AYRAA

0Ayraa semakin menangis mendengar apa yang dikatakan Chello hingga tidak menyadari kalau di balik pintu kamarnya sudah berdiri Danish dengan cukup lama yang mendengarkan semua percakapannya dengan Chello sejak awal mereka bicara.     
0

"Aku sangat senang kamu juga mencemaskan aku Ayraa. Tapi tetap pada kenyataannya kita tidak bisa bersatu bukan? karena kamu sudah ada Danish dan seorang bayi yang saat ini kamu kandung. Kamu harus bahagia biarkan aku mencari jati diriku dan kebahagiaanku di sana nanti. Semoga saja ada kebahagiaan di tempat yang baru." ucap Chello dengan sungguh-sungguh.     

"Jadi kamu tetap akan pergi jauh meninggalkan semua orang yang menyayangi dan mencintai kamu Chello?" tanya Ayraa dengan perasaan sedih.     

"Aku pergi tidak akan lama hanya tiga tahun. Semoga tiga tahun itu bisa membuat hatiku berubah padamu dan benar-benar bisa melupakanmu." ucap Chello dengan perasaan berat.     

"Berjanjilah kamu akan kembali dengan selamat dan tidak terjadi apa-apa padamu di sana nanti." ucap Ayraa semakin sedih dengan perasaannya.     

"Iya.. aku berjanji padamu, aku akan kembali tepat waktu dan tidak akan terjadi apa-apa padaku. Kamu jangan cemas lagi, kamu harus bahagia dengan Danish dan bayi kamu. Semoga kita bisa bertemu lagi dengan keadaan yang berbeda." ucap Chello menunggu suatu keajaiban untuk bisa bersama Ayraa di kehidupan yang akan datang.     

"Ya sudah hati-hati di sana nanti dan jangan lupa terus menghubungi Ayah dan Bunda semua agar mereka tidak cemas, karena tiga tahun itu sangat lama." ucap Ayraa sedikit tenang mendengar ucapan Chello dia berjanji akan kembali tiga tahun lagi.     

"Iya.. kamu juga hati-hati." ucap Chello merasakan hatinya sedikit tenang dengan kata-kata Ayraa kemudian menutup panggilannya.     

Sambil menghela nafas panjang Ayraa meletakkan ponselnya di atas meja kemudian beranjak untuk kembali ke dapur, tapi langkah Ayraa terhenti saat melihat Danish sudah ada di pintu menatapnya tak berkedip.     

"Kak Danish? Kenapa Kak Danish sudah pulang? bukannya Kak Danish bilang pulang agak malam karena ada pertemuan penting?" tanya Ayraa gugup tidak tahu apa yang dipikirkan Danish saat ini.     

"Aku tidak enak badan.. karena itu aku pulang." jawab Danish kemudian berjalan masuk dan duduk di tempat tidur.     

Dengan cepat Ayraa meraba kening dan seluruh kulit tubuh Danish yang terlihat lelah duduk di pinggir tempat tidur.     

"Iya.. sepertinya Kak Danish demam, sebaiknya Kak Danish istirahat. Akan aku buatkan minuman hangat untuk Kak Danish." ucap Ayraa sambil melepas pakaian Danish dengan menggantikan pakaiannya dengan yang bersih.     

Tanpa ada suara Danish membiarkan saja Ayraa mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih dan itu tidak biasanya bagi Ayraa yang selama ini Danish selalu mengajaknya bicara saat Ayraa menggantikan pakaiannya entah itu mengenai pekerjaannya atau tentang hal lainnya.     

"Kak Danish." panggil Ayraa melihat Danish sepertinya sedang melamun dengan tatapan matanya yang kosong.     

"Iya Ayraa." ucap Danish setelah sadar dari lamunannya.     

"Ada apa? apa ada sesuatu yang Kak Danish pikirkan?" tanya Ayraa seraya menangkup wajah Danish.     

"Aku yang harus bertanya padamu...ada apa denganmu tadi? bukannya kamu tadi mengungkapkan semua perasaanmu pada Chello?" tanya Danish tanpa bisa menahan lagi rasa cemburu dan sedihnya setelah mendengar semua apa yang dibicarakan Ayraa dengan Chello.     

Ayraa mengangkat wajahnya menatap penuh wajah Danish tidak percaya dengan pertanyaan Danish yang sudah tahu semua pembicaraannya dengan Chello.     

Perlahan Ayraa meraih tangan Danish dan menggenggamnya dengan penuh perasaan, dan Danish membiarkan Ayraa yang menggenggam tangannya. Bagi Danish itu sangat menenangkan hatinya yang sedang terluka dan kecewa.     

"Bunda Hana memintaku untuk membujuk Chello yang akan pergi ke basis Utara selama tiga tahun untuk mendapatkan gelar dokter di sana. Bunda Hana kuatir dan cemas kalau Chello akan kenapa-napa di sana karena waktu selama tiga tahun itu sangatlah lama." Ucap Ayraa mengawali ceritanya.     

"Aku sudah mendengar hal itu semua. Aku hanya ingin mendengar isi hati kamu pada Chello apakah semua itu benar?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa yang duduk di sampingnya.     

"Bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu Kak Danish. Yang aku tahu... aku sangat mencintai Kak Danish.. selalu ingin bersama Kak Danish selamanya. Tapi aku juga menyayangi Chello karena dia adalah sahabatku dari kecil.. dari saat kita dilahirkan hingga kita dewasa semua itu terasa sangat berat untuk dilupakan." ucap Ayraa berusaha menjelaskan ada Danish posisi perasaannya antara Danish dan Chello.     

"Kenapa harus melupakan kalau itu adalah sebuah kenangan yang indah?" ucap Danish berusaha untuk bijak dalam semua hal.     

"Bukan aku yang ingin melupakan kenangan indah itu Kak Danish tapi Chello. Dia pergi basis Utara karena ingin melupakan semua itu. Karena dengan apa yang terjadi sekarang antara aku dan Kak Danish itu sangat melukai hatinya. karena itulah Chello pergi ke basis Utara untuk melupakan aku dan semua kenangan bersamaku." ucap Ayraa dengan perasaan sedih.     

"Apa yang dilakukan Chello itu akan sia-sia, karena aku yakin Chello tidak akan bisa melupakan kamu. Karena namanya cinta sejati tidak akan bisa terlupakan sampai dibawa mati." ucap Danish seraya mengusap wajah Ayraa dengan penuh rasa cinta.     

"Apakah seperti itu Kak Danish? bagaimana Chello akan bahagia kalau dia masih tidak bisa melupakan aku?" ucap Ayraa dengan perasaan bersalah.     

"Chello baru akan bahagia saat setelah hidup bersamamu Ayraa." ucap Danish menatap dalam-dalam wajah Ayraa.     

"Apa maksud Kak Danish? bagaimana Chello bisa hidup bersamaku karena aku sudah hidup bersama dengan Kak Danish?" tanya Ayraa tak mengerti dengan maksud Danish.     

"Kamu bisa bersama lagi dengan Chello. Aku akan melepasmu dan aku rela kalau itu menjadi terbaik untuk kalian berdua." ucap Danish berusaha menenangkan hatinya agar bisa lebih ikhlas untuk menerima semuanya. Karena pada kenyataannya antara Chello dan Ayraa ada ikatan yang lebih dalam dibandingkan dirinya dengan Ayraa.     

"Apa yang Kak Danish katakan? aku sama sekali tidak senang mendengarnya. Dengarkan aku Kak Danish, sampai kapanpun kita akan selalu bersama. Karena aku sangat mencintai Kak Danish dan itu kenyataannya. Apalagi sekarang ada buah hati kita yang sudah tumbuh dalam rahim ku. Aku tidak mau mendengar lagi Kak Danish mengucapkan hal seperti itu." ucap Ayraa dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

"Jangan menangis Ayraa, aku hanya berusaha untuk melihat kenyataan yang ada kalau Chello dan kamu sama-sama terluka dan merasakan kesepian setelah kalian terpisah. Dan semua itu hanya karena aku yang hadir diantara kalian berdua." ucap Danish merasa bersalah atas terpisahnya Ayraa dan Chello yang dulu begitu sangat akrab dan kemana-mana selalu berdua. Dan karena dirinya sekarang mereka harus terpisah jauh dengan melewati semua kesedihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.