THE BELOVED ONE

TIDAK INGIN BERPISAH



TIDAK INGIN BERPISAH

0Dan karena dirinya sekarang mereka harus terpisah jauh dengan melewati semua kesedihan.     
0

"Tidak seperti itu Kak Danish kalaupun kita dihadapkan pada kenyataan itu. Kita harus bisa menerima kenyataan yang ada...dan kenyataannya yang ada Kak Danish adalah suamiku dan aku sangat mencintai Kak Danish tidak ingin berpisah dari kak Danish." ucap Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat.     

"Aku juga tidak ingin berpisah darimu Ayraa, tapi kalau memang hal itu yang terbaik, aku ikhlas melepasmu demi kebahagiaanmu dan Chello." ucap Danish membalas pelukan Ayraa dengan sangat erat.     

"Tidak kak... jangan berkata seperti itu. Aku tidak ingin berpisah dari Kak Danish selamanya aku akan bersama dengan Kak Danish, dengan anak kita. Kak Danish jangan pernah berpikir seperti itu lagi, itu sangat membuatku sedih." ucap Ayraa semakin mempererat pelukannya.     

"Maafkan aku Ayraa, kalau aku telah kamu sedih. Aku tidak akan mengatakan hal itu lagi, jika bukan kamu yang memintanya..aku tidak akan pernah melepaskanmu." ucap Danish seraya mengecup puncak kepala Ayraa berulang-ulang.     

"Aku tidak akan pernah meminta hal itu Kak, karena bahagiaku bersama dengan Kak Danish bersama dengan anak kita nanti." ucap Ayraa menatap penuh wajah Ayraa.     

"Iya sayang...terima kasih tetap bertahan denganku hingga sekarang." ucap Danish merengkuh tubuh Ayraa dalam pelukannya.     

Sesaat Ayraa tenggelam dalam pelukan Danish dengan perasaan cintanya.     

"Ayraa." panggil Danish yang sudah merasakan hatinya tenang kembali setelah Ayraa tetap memilihnya dan bertahan dengannya.     

"Ya Kak." Sahut Ayraa menggenggam tangan Danish dan mengecupnya penuh perasaan.     

"Kalau dalam perjalanan waktu nanti aku tidak ada disisimu lagi, dalam arti kata aku meninggalkan dunia ini.. aku berharap kamu bisa hidup bersama Chello, kamu mau kan Ayraa?" ucap Danish dengan bersungguh-sungguh.     

"Kak Danish mulai lagi bicara seperti itu yang membuat hatiku sedih. Aku tidak mau menjawabnya." ucap Ayraa memalingkan wajahnya menatap kearah lain.     

"Ya sudah, aku tidak akan bertanya hal seperti itu lagi. Sekarang aku sudah lapar bisakah istriku membuatkan makanan untukku?" pinta Danish dengan tatapan memelas.     

Ayraa kembali menatap wajah Danish dan melihat wajah Danish yang terlihat memelas membuat Ayraa jadi tertawa dan tersenyum.     

"Iya suamiku sayang, akan aku buatkan makanan yang enak buat kak Danish." ucap Ayraa bangun dari tempatnya untuk membuat makanan Danish.     

"Aku akan membantu mu sayang, biar kita semakin mesra." ucap Danish menarik tangan Ayraa dan mengikuti langkah Ayraa kaki dapur.     

"Kak Danish ingin makan apa?" tanya Ayraa setelah berada di dapur.     

"Coba..aku ingin tanya pada bayi kecilku yang ada di dalam perut kamu, bayi kita ingin makan apa?" ucap Danis seraya menempelkan telinganya diperut Ayraa.     

Ayraa tersenyum sambil mengacak pelan rambut Danish.     

"Bayi kita inginnya sama dengan keinginan Ayahnya, jadi Ayahnya ingin makan apa?" Sahut Ayraa menatap lembut wajah Danish.     

"Kalau Ayahnya ingin makan Bundanya bagaimana?" ucap Danish menggoda Ayraa.     

"Ohh.. kalau itu nanti malam saja Kak, sekarang kita makan beneran." ucap Ayraa mengerti ucapan Danish.     

"Sekarang yang ada di dalam kulkas apa sayang?" tanya Danish seraya membuka pintu almari es.     

"Ada ikan dan ayam, Kak Danish mau yang mana tanya?" tanya Ayraa berada di samping Danish yang sedang membuka almari es.     

"Kita makan ikan saja ya? biar bagus untuk bayi kita." ucap Danish mengeluarkan ikan gurami yang cukup besar yang cukup untuk dimakan berdua.     

"Kita masak apa Kak? di goreng biasa atau kita bumbu asam manis?" tanya Ayraa lagi sambil mengeluarkan bumbu inti dari dalam kulkas.     

"Di goreng biasa saja sayang, nanti kamu bisa membuat sambal atau pakai bumbu kecap itu sudah nikmat." ucap Danish mengeluarkan ikan gurami nya yang sudah bersih untuk tinggal di beri bumbu dan digoreng.     

Ayraa melihat Danish yang sudah tidak canggung untuk memasak di dapur karena itu sudah Danish lakukan sejak masih remaja hidup di rantau orang.     

"Kak Danish ahli sekali memasak.. aku saja kalah dengan kak Danish." ucap Ayraa tidak jadi memasak malah melihat Danish yang sedang memasak dengan lihainya.     

"Harus di biasakan Ayraa." ucap Danish seraya memotong ketimun untuk lalapan.     

"Ya...aku akan belajar lebih baik lagi Kak." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Drrrt... Drrrt... Drrrt"     

Ponsel Danish berbunyi di atas meja makan.     

"Ponsel Kak Danish berbunyi terus." ucap Ayraa seraya mengambil di atas meja karena Danish masih dalam keadaan sibuk.     

Kening Ayraa berkerut saat nama Dara ada di layar ponsel.     

"Kak Danish, Dara yang menelepon Kak." ucap Ayraa dengan nada kurang senang karena rasa cemburu.     

"Bisa kamu angkat atau kamu abaikan saja Ayraa." ucap Danish menatap Ayraa sekilas kemudian melanjutkan memasaknya.     

Karena Danish sudah memberi kuasa padanya untuk menerima atau menolak panggilan Dara. Ayraa mengambil keputusan untuk menerima panggilan Dara karena penasaran.     

"Hallo." sahut Ayraa setelah menerima panggilan Dara.     

"Kamu! di mana Danish? aku mau bicara dengan Danish." ucap Dara dengan nada datar.     

"Kak Danish sedang sibuk dan tidak ingin di ganggu. Kamu mau bicara apa? biar aku sampaikan pada Kak Danish." ucap Ayraa sudah tidak bisa menahan rasa cemburu.     

Dara menghela nafas kesal.     

"Katakan pada Danish besok hari ulang tahunku aku ingin Danish datang menghadiri ulang tahunku di rumah jam sepuluh." ucap Dara dengan singkat kemudian menutup panggilannya.     

"Apa Kak Danish akan datang ke rumah Dara?" tanya Ayraa dengan tatapan cemburu.     

"Tentu saja tidak sayang... sudah jangan di pikirkan lagi. Sekarang kita makan ya?" ucap Danish yang sudah selesai masak dan menyiapkannya di atas meja.     

"Kalau Dara memaksa bagaimana Kak?" tanya Ayraa lagi penuh ketakutan mengingat Dara sangat berani dan secara terang-terangan telah menginginkan Danish.     

"Tidak akan, bukannya Dara sudah berjanji tidak akan menggodaku atau menyakiti kamu lagi." ucap Danish dengan tenang.     

"Tapi aku tidak percaya dengan Dara Kak, dia sangat menginginkan Kak Danish dengan segala cara." ucap Ayraa dengan bibir cemberut.     

"Dan suami kamu dengan segala cara juga akan menolaknya." ucap Danish dengan tersenyum seraya mencubit kedua pipi Ayraa.     

"Benar ya Kak? Kak Danish tidak akan pergi ke acara tersebut." ucap Ayraa dengan tatapan memohon.     

Danish menganggukkan kepalanya dan tersenyum.     

"Kita makan sekarang ya? aku sudah sangat lapar." ucap Danish memberikan piringnya pada Ayraa agar mengambil nasi untuknya.     

Dengan penuh cinta, Ayraa mengambilkan nasi dan ikan buat Danish.     

"Sayang, kita makan satu piring berdua saja bagaimana?" tanya Danish ingin di suapi Ayraa.     

"Bilang saja... Kak Danish ingin di suapi." ucap Ayraa tersenyum kemudian menyuapi Danish dengan sepenuh hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.