THE BELOVED ONE

RENCANA PEMBALASAN KEJAM (1)



RENCANA PEMBALASAN KEJAM (1)

0"Kak bangun, ikut olahraga tidak?" tanya Ayraa yang sudah berpakaian olahraga dan bersiap-siap pergi ke taman perumahan untuk berolahraga.     
0

"Masih capek aku Ayraa." ucap Danish dengan matanya yang setengah terbuka.     

"Ya sudah Kak..aku akan pergi sendiri saja." ucap Ayraa dengan tersenyum mengecup kening Danish yang masih memeluk guling.     

"Hati-hati di sana nanti, banyak anak-anak muda yang nongkrong di taman jangan di hiraukan kalau menggoda mu Ayraa." ucap Danish mengingatkan Ayraa yang sudah bersiap-siap akan pergi.     

"Siap Kak." ucap Ayraa tersenyum seraya mengedipkan matanya sambil meninggalkan Danish sendirian.     

Dengan semangat Ayraa berjalan santai ke arah taman dengan melakukan gerakan-gerakan santai hingga sampai di taman.     

Masih melakukan gerakan-gerakan santai yang tidak membahayakan kandungannya Ayraa mencari tempat yang tidak terlalu ramai.     

Karena fokusnya berolahraga Ayraa tidak menyadari sepasang mata sedang mengawasinya.     

"Nona." panggil seseorang itu seraya mendekati Ayraa.     

Ayraa menoleh ke seorang cowok yang berdiri di hadapannya.     

"Ya...ada apa?" tanya Ayraa merasa tidak kenal dengan cowok itu.     

"Apa ini jam Nona?" tanya cowok itu lagi.     

"Ahh.. ya benar, kenapa bisa ada di kamu? tanya Ayraa merasa heran dan tidak tahu kalau jam tangannya terlepas dari pergelangannya.     

"Aku menemukannya saat kamu jalan masuk ke sini." ucap cowok itu sambil memberikan jam tangannya pada Ayraa.     

"Ohh... terima kasih ya." ucap Ayraa menerima jam tangannya kemudian memakainya kembali.     

"kenalkan namaku Harris ketua karang taruna di perumahan ini." ucap Harris mengulurkan tangannya pada Ayraa.     

Karena tidak bisa menolak Ayraa terpaksa menyambut uluran tangan Harris.     

"Ayraa." ucap Ayraa dengan canggung.     

"Kalau boleh aku tahu...rumah kamu yang di mana ya?" tanya Harris penasaran.     

"Rumah warna kuning muda tepat pada tikungan masuk ke perumahan." jawab Ayraa singkat.     

"Oh.. rumah VIP ya yang paling depan.. kalau tidak salah itu kan ditempati oleh Mas Danish. Kamu apanya Mas Danish?" tanya Harris semakin penasaran dengan Ayraa yang menjaga jarak dengannya.     

"Kak Danish adalah suamiku." Jawab Ayraa yang seketika membuat wajah Harris memerah karena malu.     

"Oh.. kamu istrinya Mas Danish, Aku kira kamu adiknya. Oke deh, selamat berolahraga. Aku akan melanjutkan ke sana dulu." ucap Harris kemudian meninggalkan Ayraa sendirian.     

Ayraa tersenyum melihat sikap Harris yang seketika berubah setelah mendengar kalau dia adalah istrinya Danish.     

Masih dengan tersenyum Ayraa berjalan ke arah rumahnya untuk segera pulang.     

Sampai di rumah, Ayraa masuk ke dalam kamar dan melihat Danish masih berbaring tidur.     

"Kak Danish, bangun Kak... sudah siang." ucap Ayraa seraya mengusap pelan bahu Danish.     

Perlahan kedua mata Danish terbuka menatap Ayraa yang sudah ada di sampingnya.     

"Sudah selesai olahraganya Ayraa?" tanya Danish seraya bangun dari tidurnya dan duduk bersandar.     

"Sudah Kak, oh ya Kak...tadi ada cowok yang kenal dengan Kak Danish namanya kalau tidak salah Harris, dia ketua karang taruna di sini. Memang Kak Danish kenal dengan Harris?" tanya Ayraa sambil mendinginkan badannya.     

"Iya kenal...tapi hanya sekedar kenal saja, karena dia kan ketua karang taruna di sini. Sebulan sekali kita akan ada kumpul untuk membahas kegiatan anak-anak muda di sini. Memang ada apa dengan Harris? apa kamu mengenalnya?" jawab Danish menatap Ayraa dengan heran.     

"Tidak mengenalnya juga, cuma...tadi dia menemukan jam tanganku yang jatuh. Akhirnya kita kenalan dan begitulah dia bilang kenal dengan Kak Danish dan bertanya hubunganku dengan Kak Danish apa? aku bilang kalau Kak Danish suamiku, setelah itu dia pergi begitu saja." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Danish tersenyum kemudian mengacak rambut Ayraa dengan gemas.     

"Itu namanya dia kecewa saat mendengar kamu sudah menikah denganku. Mungkin dia berpikir kalau kamu adalah adikku." ucap Danish masih dengan tersenyum.     

"Mungkin juga ya Kak, tapi aneh saja kenapa rata-rata laki-laki itu kalau menyukai seseorang harus memiliki. Kenapa tidak bisa berteman ya Kak?" tanya Ayraa mengingat semua teman yang dikenalnya selalu menjauh jika tidak bisa memiliki.     

"Pertanyaan ini apa ada hubungannya dengan Chello atau Bara tanya?" tanya Danish menggoda Ayraa.     

"Keduanya mungkin ya Kak, karena keduanya sama-sama menjauh hanya karena aku sudah punya suami. Padahal aku inginnya tetap berteman." ucap Ayraa dengan polos.     

"Itu kan keinginan kamu Ayraa, tapi bagi laki-laki terkadang tidak ingin tersakiti. Karena laki-laki itu lebih baik menjauh daripada sakit di samping orang yang dia cintai. Tidak seperti hati wanita walaupun terkadang sakit tapi masih mampu bertahan. Kalau laki-laki tidak akan mampu bertahan. Untuk itulah mereka pergi." ucap Danish memberi pengertian tentang seorang laki-laki pada Ayraa.     

Ayraa menganggukan kepalanya sedikit paham dengan apa yang dikatakan Danish.     

"Drrrt... Drrrt...Drrrt"     

Terdengar ponsel Danish berbunyi terus menerus di atas meja.     

Dengan cepat Ayraa mengambil ponsel Danish atas meja, sangat penasaran dengan siapa yang menghubungi Danish hari Minggu.     

"Dara lagi yang mencari Kak Danish, mungkin memastikan Kak Danish datang ke acara ulang tahunnya." ucap Ayraa dengan pemikirannya memberikan ponselnya pada Danish.     

"Kamu angkat saja Ayraa, katakan saja kalau aku tidak bisa datang." ucap Danish tidak ingin membuat masalah atau menyakiti hati Ayraa.     

Ayraa menganggukan kepalanya kemudian menerima panggilan Dara.     

"Danish." panggil Dara di sana setelah Ayraa menerima panggilannya.     

"Kak Danish sedang tidur, ada apa Dara? apa ada hal penting dengan Kak Danish?" tanya Ayraa penasaran.     

"Aku minta tolong padamu Ayraa, bujuk Danish untuk datang di acara ulang tahunku nanti jam empat sore. Karena aku ingin minta maaf secara langsung padamu dan kepada Danish. Aku minta maaf karena selama ini telah menyakiti hati kalian berdua. Untuk itu di acara aku nanti, aku akan meminta maaf pada kalian berdua. Aku mohon datang ya dengan Danish?" ucap Dara dengan nada memohon pada Ayraa.     

Ayraa menghela nafas panjang mendengar ucapan Dara yang yang memelas dan memohon.     

"Baiklah.. akan aku usahakan aku datang dengan Kak Danish kalau tidak ada halangan." ucap Ayraa kemudian menutup panggilannya Dara.     

"Kak Danish, bagaimana? apa kita akan datang ke acara ulang tahunnya Dara?" tanya Ayraa pada Danish yang hanya menatapnya saat berbicara dengan Dara.     

"Aku serahkan semua keputusan padamu Ayraa. Kalau kamu datang, aku akan ikut denganmu. Kalau kamu tidak ingin datang, kita tidak akan ke mana-mana sayang." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Baiklah Kak..kita akan datang. Aku ingin tahu seperti apa permintaan maaf Dara ke kita." ucap Ayraa dengan hati di penuhi tanda tanya.     

"Sekarang aku mau mandi, apa kamu tidak ingin ikut mandi dengan ku Ayraa?" tanya Danish seraya bangun dari tidurnya setelah tidur berjam-jam lamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.