THE BELOVED ONE

RENCANA PEMBALASAN KEJAM (2)



RENCANA PEMBALASAN KEJAM (2)

0"Sekarang aku mau mandi, apa kamu tidak ingin ikut mandi dengan ku Ayraa?" tanya Danish seraya bangun dari tidurnya setelah tidur berjam-jam lamanya.     
0

"Tunggulah aku disana Kak..aku akan mengambilkan handuk bersih dan jangan lupa Kak Danish pakai pelindung ya? demi bayi kita." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

'Tentu saja sayang..aku akan memakainya nanti." balas Danish sambil mengedipkan matanya.     

Setelah Danish masuk ke dalam kamar mandi tanpa menguncinya, ayo segera mengambil handuk bersih untuk dirinya dan Danish.     

"Ayraa lama sekali sayang?" panggil Danish dari dalam kamar mandi.     

"Ya sebentar Kak..aku ke sana sekarang." ucap Ayraa sambil berjalan menyusul Danish masuk ke dalam kamar mandi.     

Danish yang menunggu Ayraa di dalam kamar mandi, hanya bisa duduk di dalam bathtub sambil menatap langit-langit kamar mandi seraya memakai pelindung pengaman agar Ayraa dan bayinya aman tidak tertular olehnya.     

Danish sedikit tertegun saat melihat Ayraa yang sudah tanpa memakai pakaiannya sudah berdiri di pintu dalam kamar mandi dengan hanya berbelit handuk yang menutupi separuh tubuhnya.     

Danish menelan air ludahnya saat melihat Ayraa perlahan melepas handuknya, dan berjalan menuju kearahnya.     

"Maaf menunggu lama Kak Danish, aku harus mengharumkan badanku lebih dulu." bisik Ayraa setelah ikut masuk ke dalam bathtub yang cukup besar untuk di masuki mereka berdua.     

Danish menggeser duduknya agak merapat di pinggir bathtub. Mereka duduk berhadapan, saling menatap penuh cinta.     

"Aku mandiin ya Kak Danish?" ucap Ayraa sambil meraih sabun mandi yang sudah ada di sampingnya.     

"Aku sudah selesai mandi Ayraa" jawab Danish sedikit gugup, tiap kali akan memulai sesuatu dengan Ayraa yang sekarang lebih pintar dan ahli sejak Ayraa hamil.     

"Tapi belum aku yang mandiin kan Kak? aku ingin memandikan dan memanjakan tubuh Kak Danish." sahut Ayraa sambil mengeluarkan sedikit sabun mandi dari tempatnya, dan mengoleskannya pada dada Danish yang duduk di hadapannya.     

Di bersihkannya dada Danish dengan sedikit meraba dengan kedua tangannya. Danish merasakan sensasi lain saat tangan lembut Ayraa membersihkan kulit tubuhnya, terasa ada sesuatu yang menggelenjar di dalam tubuhnya, terutama pada miliknya yang terendam di dalam sana.     

Setelah memanjakan dan membersihkan seluruh badan suaminya. Ayraa menangkup wajah tampan Danish yang hanya diam menatap nya dengan mata sayunya.     

"Duduklah di atasku sayang, kita lakukan sekarang ya?" bisik Danish di telinga Ayraa dan mengecup lembut daun telinga Ayraa dan menggigitnya dengan pelan karena sudah tidak tahan dengan rabahan tangan lembut Ayraa.     

Tubuh Ayraa terasa tertarik dengan hembusan nafas Danish yang menyeruak di wajahnya. Nafas Ayraa pun mulai memburu, membalas apa yang di lakukan Danish dengan menggigit lembut leher Danish dengan meninggalkan beberapa jejak di sana.     

Tanpa batasan apapun, mereka berdua bercinta dan menyatu dalam gelora asmara, menyatu dengan penuh gairah dan penuh cinta.     

Setelah beberapa kali bercinta dan melepas orgasmenya secara bersamaan, Ayraa dan Danish saling membersihkan badan satu sama lain. Sungguh moment yang tak pernah terlupakan oleh keduanya. Bagaimana saat jari jemari mereka saling menyentuh, saat tubuh mereka menyatu tenggelam di dalam keharuman busa sabun yang menutup tubuh keduanya.     

Setelah mandi dan berpakaian, Danish kembali ke atas ranjang dengan rasa lelahnya. Ayraa mengambil segelas air dan di berikannya pada Danish yang terlihat lelah.     

"Kak Danish sudah minum obat belum?" tanya Ayraa seraya duduk di pinggir ranjang mengusap wajah Danish yang selalu lelah setelah bercinta dengannya.     

"Sudah Ayraa." Jawab Danish sambil meraih tangan Ayraa dan menggenggamnya dengan erat.     

"Aku sudah memasak makanan... aku akan mengambilkan makanan dan menyuapi Kak Danish." ucap Ayraa membalas genggaman erat Aska.     

"Naiklah dulu ke sini Ayraa...aku ingin tidur di pangkuan mu." tatap Danish lembut sambil menggeser tubuhnya sedikit ke pinggir untuk memberi tempat Ayraa agar bisa leluasa tidur di sampingnya.     

Di atas pangkuan Ayraa, Danish memeluk pinggang Ayraa dengan erat, sambil mengusap lembut perut Ayraa yang masih rata walau kandungannya sudah satu bulan.     

"Semoga bayi kita di dalam sini sehat ya Ayraa? aku ingin menjadi seorang suami dan seorang Ayah yang baik. Yang bisa kalian banggakan nantinya." ucap Danish menatap wajah Ayraa dengan rambutnya yang masih terlihat basah.     

"Aamiin, semoga Tuhan mendengar doa kita Kak Danish." sahut Ayraa membelai rambut Danish yang menebarkan aroma yang begitu harum.     

"Kapan kita akan ke dokter lagi untuk memeriksakan kandungan kamu Ayraa? Aku tidak sabar untuk melihat perkembangan bayi kita. Aku tidak akan melewatkan tiap momen yang ada bersama bayi kita walau dia masih dalam kandungan kamu." ucap Danish mengangkat wajahnya melihat wajah teduh Ayraa.     

"Bulan depan kita bisa ke sana lagi Kak untuk melihat perkembangan bayi kita. Sekarang aku akan menyiapkan makanan buat kak Danish dan menyuapi kakak. Setelah itu kita bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Dara." ucap Ayraa sambil mengusap wajah Danish kemudian turun dari tempat tidur.     

"Jangan lama-lama ya Ayraa." ucap Danish ikut turun dari tempat tidurnya dan berganti pakaian untuk ke acara Dara.     

Tidak lama kemudian Ayraa datang dengan membawa makanannya dan menyuapi Danish dengan penuh perhatian.     

Setelah selesai makan bersama dan menyuapi Danish, segera Ayraa berganti pakaian karena Danish sudah selesai dan menunggunya di luar.     

Dengan berpakaian sederhana Ayraa selesai berganti pakaian dan menemui Danish yang sudah berada di dalam mobil.     

"Tidak terlalu lama kan Kak menunggunya?" tanya Ayraa tanpa ada polesan di wajahnya selain lipgloss yang tidak terlalu kentara.     

"Tidak Ayraa..Kenapa kamu tidak merias wajah kamu sayang?" tanya Danish menatap penuh kekaguman.     

"Tidak tidak terbiasa Kak, apa Kak Danish tidak suka kalau aku hanya memakai lipgloss saja?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Tidak apa-apa Ayraa, aku lebih suka kamu seperti ini.. tidak terlalu banyak polesan. Kamu semakin cantik sejak kamu hamil, selalu menggoda hatiku untuk selalu bercinta denganmu." ucap Danish menggoda Ayraa hingga wajah Ayraa bersemburat merah.     

"Jangan selalu menggoda aku Kak, aku jadi malu kalau Kak Danish selalu memuji dan menggoda ku." ucap Ayraa dengan jujur masih dengan wajahnya yang memerah.     

"Aku bicara apa adanya Ayraa kalau memang kamu sangat cantik. Pantas saja banyak laki-laki yang menyukaimu sehingga mereka tidak bisa melupakanmu. Benar kan apa yang aku bilang Ayraa?" ucap Danish dengan tersenyum menatap wajah Ayraa yang memerah.     

"Sudah ahhh.. Kak, kapan kita berangkatnya kalau kita bicara terus.. tidak akan ada habisnya. Ayo Kak.. kita berangkat, takutnya kita terlambat." ucap Ayraa sambil mencubit perut Danish dengan gemas.     

Dengan tersenyum Danish menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke arah rumah Dara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.