THE BELOVED ONE

RENCANA PEMBALASAN KEJAM (3)



RENCANA PEMBALASAN KEJAM (3)

0Dengan tersenyum Danish menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke arah rumah Dara.     
0

Sampai di rumah Dara, Danish dan Ayraa keluar dari mobil dan dilihatnya beberapa mobil sudah banyak yang terparkir di sana.     

"Sepertinya banyak sekali yang diundang Dara ya Kak? dan sepertinya bukan teman kuliah saja atau mungkin juga teman Tuan Adiyasa yang berarti juga teman kak Danish ya?" tanya Ayraa melihat ke arah Danish yang terlihat gugup.     

"Teman-teman Tuan Adiyasa belum tentu temanku juga Ayraa, karena aku hanya mengenal Tuan Adiyasa saja." jelas Danish karena teman-teman Tuan Adiyasa lebih berkelas daripada dirinya.     

Ayraa menganggukan kepalanya mengerti apa yang dimaksud dengan Danish.     

"Ayo..kita masuk Kak, sepertinya kita sudah terlambat." ucap Ayraa sambil menggenggam tangan Danish yang mulai dingin.     

"Apa Kak Danish gugup?" tanya Ayraa sebelum masuk ke pintu rumah Dara yang terbuka lebar.     

"Sedikit Ayraa, karena perasaanku tidak enak. Sebenarnya aku tidak tahu apa yang telah direncanakan Dara buat kita. Semoga saja dia benar-benar sadar dan meminta maaf kepada kita." ucap Danish dengan perasaannya.     

"Sama Kak, aku juga merasakan seperti yang kak Danish rasakan. Tapi kita harus memberikan kesempatan untuk orang yang sudah mau menyadari kesalahannya bukan?" ucap Ayraa menenangkan hati ini Danish dan dirinya sendiri.     

"Danish, Ayraa? akhirnya kalian datang juga." panggil Dara yang sudah ada di depan pintu menyambut Danish dan Ayraa.     

Tanpa menjawab pertanyaan Dara, Danish dan Ayraa segera masuk ke dalam mengikuti Dara yang menggandeng tangan Danish dan Ayraa ke dalam ruangan.     

"Kenapa yang datang banyak sekali Dara? memang siapa saja yang kamu undang?" tanya Danish tanpa basa-basi.     

"Oh... teman-teman kuliahku semua juga beberapa teman Ayah karena Ayah yang menginginkan hal seperti itu." jawab Dara mencari alasan yang tepat.     

Danish menganggukan kepalanya mengiyakan apa yang di katakan Dara.     

"Ayo Danish, kalian berdua bisa menikmati semuanya di sini. Ada hiburan juga ada makanan di sebelah sana, karena acara sudah dimulai dari tadi tinggal hanya permainan dan sepatah kata dariku saja yang belum karena masih menunggu kedatangan kalian berdua untuk aku minta maaf." ucap Dara dengan tersenyum.     

Danish menganggukan kepalanya lagi kemudian mengikuti Ayraa yang dipanggil oleh Niluh.     

"Lama sekali kalian datang? sudah dari tadi Dara menunggu keluar masuk pintu menunggu kedatangan kalian." ucap Niluh dengan perasaan senang karena dia sudah mulai dekat dengan Bara tidak ada ucapan kata cinta dari Bara.     

"Niluh, apa kamu tahu sesuatu? Apa maksud dari acara Dara seperti ini? karena bukan teman kita saja yang diundang tapi teman-teman Tuan Adiyasa juga pada datang?" tanya Ayraa yang kemungkinan saja Niluh tahu rencana Dara.     

"Aku tidak tahu rencananya seperti apa, yang aku tahu Dara akan meminta maaf padamu di hadapan semua orang yang ada di sini seperti itu katanya. Tapi aku tidak tahu lagi kalau ada rencana lain." ucap Niluh yang masih membela Ayraa.     

"Ya sudah... kalau memang seperti itu rencananya. Kita tidak apa-apa karena sebagai manusia kita harus memberi kesempatan pada orang yang minta maaf bukan?" ucap Ayraa pada Niluh dengan perasaan yang masih penuh tanda tanya.     

"Ayraa." Sapa Bara yang sudah ada di sampingnya dengan penampilan yang begitu sangat menawan.     

Ayraa menatap Bara yang sudah ada disampingnya dengan sebuah minuman dan diberikan padanya.     

"Maaf, aku tidak minum minuman seperti itu." ucap Ayraa menolak secara halus.     

"Di sini minuman khas seperti ini untuk acara pesta sudah hal biasa Ayraa, tapi...ya tidak apa-apa kalau kamu tidak mau, akan aku berikan pada Niluh saja." ucap Bara tidak merasa tersinggung kemudian memberikan minumannya pada Niluh yang ada di samping Ayraa.     

"Ting...Ting... Ting"     

Tiba-tiba terdengar suara denting gelas yang diketuk oleh Dara yang sudah berdiri di tengah-tengah para undangan.     

Danish dan Ayraa saling berpandangan dengan hati yang sama-sama berdebar-debar karena menunggu kejutan apa yang diberikan Dara pada mereka berdua.     

"Selamat sore semuanya, karena acara sudah dimulai dari tadi dan untuk acara penting kita yaitu ada sebuah kata-kata dariku khusus buat Ayah dan dua orang yang juga datang di malam ini yaitu Danish dan Ayraa. di kesempatan ini Aku mengucapkan terima kasih pada Ayah yang sudah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan menuruti apa yang aku inginkan Ayahku adalah Ayah yang luar biasa." ucap Dara seraya menatap wajah Ayahnya yang sedang duduk dengan teman-temannya. Suara tepuk tangan terdengar dimana-mana karena mereka sangat kagum pada Tuan Adiyasa.     

"Dan kedua, aku juga minta maaf pada Danish dan Ayraa karena di hari-hari yang lalu aku telah berbuat jahat pada mereka berdua dan entah apalagi yang aku lakukan hingga membuat mereka berdua menjadi menderita. Di waktu yang tepat ini aku minta maaf dan salut dengan Danish dan Ayraa, terutama pada Ayraa yang sudah sanggup melalui hari-harinya dengan seorang Suami yang menderita positif virus HIV di mana virus HIV tidak akan bisa disembuhkan. Dan semoga Ayraa dan bayinya bisa bertahan dan tidak tertular oleh Danis. Hanya itu kata-kata dariku, sekali lagi aku minta maaf pada Danish dan Ayraa." ucap Dara dengan hati yang sangat puas setelah mengungkapkan penyakit Danish dan mempermalukan Ayraa dihadapan semua orang dan teman-temannya.     

Sontak semua teman-teman Adiyasa dan teman-teman Ayraa menatap ke arah Danish dan Ayraa, terutama Bara dan Niluh sangat terkejut dengan ucapan Dara tentang keadaan Danish dan Ayraa yang sama sekali tidak pernah terbayangkan kalau selama ini suaminya Ayraa mengidap penyakit virus HIV.     

Setelah sadar dari apa yang diperbuat Dara, Bara segera mendekati Dara kemudian menampar sekeras-kerasnya kedua pipi Dara tanpa memperdulikan semua orang menatap nya.     

"Ternyata kamu sama sekali belum sadar dan masih saja menyimpan dendam pada Danish dan Ayraa. Aku sangat malu mempunyai adik seperti kamu!" ucap Bara kemudian meninggalkan Dara yang menangis dengan memegang kedua pipinya yang di tampar Bara dengan sangat keras.     

Danish yang sangat shock mendengar pengakuan Dara menjadi sangat malu dan terluka hatinya kemudian pergi meninggalkan rumah Dara. Ayraa yang juga sangat shock segera mengejar Danish yang hatinya saat ini pasti sangat sedih dan terluka.     

Danish segera masuk ke dalam mobilnya diikuti Ayraa yang juga masuk ke dalam mobil dan menggenggam tangan Danish saat akan menjalankan mobilnya.     

"Kak Danish biar aku yang menyetir mobilnya. Kak Danish pindah di sini ya?" ucap Ayraa tidak ingin Danish kenapa-kenapa saat menjalankan mobilnya dengan hati yang terluka.     

"Biarkan aku yang menjalankan mobilnya Ayraa, biarkan aku mati saja. Sepertinya aku tidak bisa menghadapi ini semua." ucap Danish berharap dengan pindah di kota Bali dia bisa memulai hidup barunya tanpa semua orang mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.