THE BELOVED ONE

HATI DANISH TERLUKA KEMBALI



HATI DANISH TERLUKA KEMBALI

0"Biarkan aku yang menjalankan mobilnya Ayraa, biarkan aku mati saja. Sepertinya aku tidak bisa menghadapi ini semua." ucap Danish berharap dengan pindah di kota Bali dia bisa memulai hidup barunya tanpa semua orang mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya.     
0

"Kak Danish, sadar Kak...ingat, masih ada aku dan bayi kita yang selalu bersama Kak Danish yang tidak akan pernah meninggalkan kak Danish dalam keadaan apapun. Ingat ya Kak, ada aku dan bayi kita." ucap Ayraa seraya menggenggam tangan Danish dengan sangat erat dan mengecupnya berulang-ulang.     

Mendengar ucapan Ayraa, Danish menghela nafas panjang berulang-ulang untuk menenangkan hatinya.     

"Terima kasih Ayraa. Aku masih bisa menyetir sayang, kamu jangan menguatirkan aku. Aku menjalankan mobilnya dengan pelan." ucap Danish membalas genggaman tangan Ayraa dengan hati yang masih sangat sedih dan terluka akan sikap Dara yang tidak pernah sadar dengan sikapnya yang salah.     

Ayraa tersenyum kemudian mendekati Danish dan mengecup bibir dan diisi dengan penuh perasaan.     

"Aku mencintaimu kak Danish itu yang terpenting bukan? aku yakin kita berdua akan bisa melalui hal ini. Bukannya sebelumnya kita bisa melaluinya?" ucap Ayraa berusaha menenangkan hati Danish.     

Danish menganggukan kepalanya mengiyakan ucapan Ayraa.     

"Benar apa yang kamu katakan sayang, kita akan bisa melalui ini seperti sebelum-sebelumnya." ucap Danish berusaha tersenyum agar Ayraa tidak merasa sedih dengan keadaannya.     

Danish berusaha tenang di hadapan Ayraa kemudian menjalankan mobilnya dengan pelan menuju ke arah pulang ke rumah.     

Tiba di rumah Danish dan Ayraa keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah dan naik ke lantai atas masuk ke dalam kamarnya.     

"Ayraa, bisa aku minta tolong ambilkan air dan obatku?" pinta Danish pada Ayraa karena sudah waktunya minum obatnya.     

Segera Ayraa mengambil segelas air putih dan obat Danish dan diberikannya pada Danish yang sudah bersandar di tempat tidurnya.     

Setelah meminum obatnya Danish memejamkan matanya untuk menenangkan hatinya yang masih dipenuhi rasa kesal, kecewa, sedih, terluka, putus asa yang semuanya meronta dalam hati Danish.     

"Tidurlah Kak Danish, mungkin dengan Kak Danish tidur perasaan sedih Kak Danish akan berkurang. Aku ada di sini menjaga Kak Danish." ucap Ayraa ikut merasakan kesedihan Danish.     

"Peluklah aku Ayraa, aku sangat membutuhkanmu saat ini sayang. Aku sangat sedih sekali." ucap Danish membaringkan tubuhnya dengan memeluk pinggang Ayraa sangat erat.     

"Iya Kak Danish, aku akan memeluk Kak Danish hingga Kak Danish tertidur." ucap Ayraa dengan penuh rasa sayang.     

Sambil menatap wajah Danish yang tidur di pangkuannya, Ayraa mengusap punggung Danish dengan pelan agar Danish bisa tertidur dengan cepat.     

"Drrrt... Drrrt... Drrrt"     

Mendengar ponselnya berbunyi berulang-ulang, segera Ayraa meraih ponselnya yang ada di atas meja.     

Ayraa mengkerutkan keningnya saat tahu yang menghubunginya adalah Bara.     

"Ayraa." panggil Bara dengan suara berat di sana.     

"Ada apa Bara?" sahut Ayraa dengan nada dingin karena hatinya masih terasa sangat sakit mengingat ucapan Dara saudaranya Bara.     

"Atas nama Dara.. Aku dan Ayahku meminta maaf padamu dan Danish. Sungguh Aku tidak menyangka kalau Dara akan berbuat seperti itu." ucap Bara penuh dengan penyesalan.     

"Aku tidak akan bisa memaafkan saudaramu itu, sudah sangat keterlaluan menyakiti dan menghancurkan Kak Danish di hadapan semua orang." ucap Ayraa dengan perasaan sakit.     

"Aku tahu kesalahan Dara sangatlah besar dan mungkin tidak akan bisa kalian maafkan. Malam ini Dara sudah dikirim Ayah ke rumah Nenek dan Dara tidak akan bisa mengganggu kalian lagi." ucap Bara berusaha menenangkan hati Ayraa.     

"Semua sudah terlambat Bara, hati Kak Danish dan hatiku sudah sangat terluka. Mungkin bagiku hal ini masih bisa menguatkan aku. Tapi bagaimana dengan Kak Danish yang menjalaninya? apakah kalian bisa berpikir bagaimana perasaan kak Danish setelah semua orang mengetahui keadaan dirinya? Sungguh aku tidak mengira kalau Dara sekejam itu pada kita." ucap Ayraa dengan suara tangis tertahan tidak bisa membayangkan kesedihan Danish dengan beban berat seperti itu.     

Bara menghela nafas panjang tidak tahu lagi harus berkata apa agar Ayraa dan Danish bisa memaafkan sikapnya Dara.     

"Kita harus berbuat apa Ayraa? agar kamu dan Danish bisa memaafkan Dara?" tanya Bara dengan perasaan menyesal.     

"Tidak ada yang bisa kalian lakukan untuk mengembalikan perasaan Kak Danish yang terluka, sebaiknya kalian menjauh dari kami berdua. Kami tidak mau terlibat lagi dengan kalian." ucap Ayraa dengan perasaan yang masih marah.     

"Baiklah Ayraa, mungkin saat ini kalian berdua masih terluka dan tidak bisa memaafkan kami semua. Tapi aku berharap suatu saat kalian berdua bisa memaafkan kita semua." ucap Bara dengan sungguh-sungguh kemudian menutup panggilannya.     

Setelah selesai bicara dengan Bara, Ayraa mengembalikan ponselnya di atas meja.     

Di lihatnya Danish yang sedang tertidur di pangkuannya dengan wajah yang terlihat gelisah.     

Ayraa sedikit merasa cemas melihat wajah Danish yang memerah. Segera Ayraa meraba kening Danish dan seluruh tubuh Danish yang tiba-tiba demam tinggi.     

"Kak Danish." panggil Ayraa dengan suara pelan melihat bibir dan wajah Danish yang terlihat pucat dengan tubuh yang menggigil kedinginan.     

"Ayraa." panggil Danish dengan suara bergetar menahan rasa dingin yang tiba-tiba menyergapnya.     

"Iya Kak, kita ke rumah sakit ya Kak? Kak Danish demam tinggi. Aku tidak ingin terjadi apa-apa pada kak Danish." ucap Ayraa melihat keadaan Danish yang kembali drop karena permasalahan yang ada.     

"Tidak Ayraa, Aku tidak mau ke rumah sakit lagi...bukannya aku sudah meminum obat jadi aku tidak akan kenapa-napa." ucap Danish sambil memeluk pinggang Ayraa semakin erat.     

"Tapi keadaan Kak Danish kembali drop, kak Danish harus bawa ke rumah sakit. Kalau keadaan Kak Danish melemah semua penyakit akan mudah datang Kak." ucap Ayraa menjelaskan pada Danish.     

"Tidak Ayraa, aku tidak apa-apa. Aku di rumah saja, aku akan istirahat...bukannya ada kamu nanti yang akan menjagaku dan memberikan makanan yang sehat? aku akan segera pulih karena ada kamu Ayraa." ucap Danish tersenyum menenangkan hati Ayraa agar tidak cemas dengan keadaannya.     

"Baiklah, kak Danish sekarang tidur dan istirahat lagi ya? sudah malam... atau kak Danish ingin sesuatu?" tanya Ayraa seraya mengusap wajah Danish dengan penuh perasaan.     

"Aku ingin tidur bersama mu saja Ayraa, Aku tidak ingin apa-apa malam ini, aku hanya membutuhkanmu Ayraa." ucap Danish dengan sedih mempererat pelukannya.     

Dengan penuh kasih sayang Ayraa berbaring di samping Danish dan membalas pelukan Danish dengan sangat erat.     

Dengan memeluk Danish, Ayraa berdoa dalam hati agar Danish di jauhkan dari semua rasa sakit dan cobaan yang bisa membuat hati Danish terpuruk dan terluka kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.