THE BELOVED ONE

DANISH DROP DAN PINGSAN



DANISH DROP DAN PINGSAN

0"Kak Danish yakin mau berangkat kerja?" tanya Ayraa menatap Danish yang masih terlihat pucat.     
0

"Aku harus bekerja Ayraa, karena ada pekerjaan dan beberapa meeting dengan partner kerja yang baru yang tidak bisa aku wakilkan." jelas Danish pada Ayraa yang merasa kuatir akan dirinya.     

"Tapi Kak, wajah Kak Danish masih terlihat pucat? bagaimana Kak Danish bisa bekerja dengan baik di sana nanti?" tanya Ayraa merasa cemas.     

"Aku tidak apa-apa Ayraa dan lagi meetingnya tidak akan lama, setelah meeting aku segera pulang." ucap Danish menenangkan hati Ayraa.     

"Benar ya Kak, setelah meeting selesai Kak Danish langsung pulang." ucap Ayraa mengingatkan Danish.     

Danish menganggukkan kepalanya sambil mengecup kening Ayraa dan segera berangkat ke kantor.     

Setelah Danish berangkat, Ayraa membuat kue puding kesukaan Danish dan membuat juice alpukat juga.     

"Emm... kenapa aku jadi ingin buat juice mangga ya?" gumam Ayraa sambil membuka almari es untuk mengambil mangga.     

Tidak lama setelah membuat puding dan juice alpukat Danish, Ayraa membuat juice mangganya.     

Sambil menikmati juice mangganya Ayraa menonton televisi di ruang tengah karena bosan di kamar.     

"Ting...Tong... Ting..Tong"     

Pintu depan rumah Ayraa berbunyi berulang-ulang. Dengan segera Ayraa membuka pintu dan sedikif terkejut saat tahu yang bertamu adalah Harris ketua karang taruna perumahan Kuta.     

"Selamat pagi setengah siang Ayraa." sapa Harris dengan ramah.     

"Selamat pagi juga...ada apa ya? pagi-pagi kamu datang kemari? apa mencari Kak Danish? Kak Danish sudah pergi ke kantor." ucap Ayraa dengan hati penuh tanda tanya.     

"Aku hanya memberi surat undangan buat Mas Danish kalau nanti sore ada rapat karang taruna." ucap Harris sambil menyerahkan selembar surat undangan buat Danish.     

"Ohh... terima kasih sudah mau mengantar kemari." ucap Ayraa sambil menerima surat undangan itu.     

"Bilang sama Mas Danish untuk datang tepat waktu karena undangan ini khusus untuk para pengurus karang taruna." ucap Harris sebelum pergi meninggalkan Ayraa.     

"Ya... nanti aku sampaikan ke Kak Danish." ucap Ayraa kemudian kembali menutup pintu.     

"Aku tidak menyangka ternyata Kak Danish aktif juga di karang taruna." ucap Ayraa sambil meletakkan surat undangan di atas meja.     

Dengan menghela nafas panjang Ayraa kembali melanjutkan nonton televisi dengan perasaan bosan.     

"Hari ini kenapa jadi malas saja bawaan ya?" tanya Ayraa dalam hati sedikit gelisah dengan merubah Chanel berulang-ulang.     

"Drrrt...Drrrt... Drrrt"     

"Emm... siapa lagi yang telepon?" tanya Ayraa kemudian meraih ponselnya di atas meja.     

"Kak Danish?" ucap Ayraa sedikit terkejut Danish menghubunginya di saat jam kerja.     

Dengan cepat Ayraa menerima panggilan Danish.     

"Ya kak Danish? ada apa?" tanya Ayraa dengan hati tanda tanya.     

"Maaf Bu... saya Dewa wakilnya Pak Danish, terpaksa saya menghubungi Ibu memakai ponsel Pak Danish karena Pak Danish pingsan." ucap Dewa yang panik di sana.     

"Apa?? pingsan?? Kak Danish bisa pingsan kenapa?" tanya Ayraa seketika cemas bercampur panik.     

"Partner kerja Pak Danish yang awal akan menanam modal, barusan mengundurkan diri semua Bu." jawab Dewa di sana dengan ragu-ragu.     

"Kenapa bisa seperti itu? kenapa mereka mengundurkan diri semua?" tanya Ayraa dengan kesal.     

"Yang saya dengar sendiri, dari salah satu dari mereka bilang kalau Pak Danish mengidap virus HIV." jawab Dewa dengan jujur.     

"Ya Tuhan, apa yang aku takutkan benar-benar terjadi." teriak Ayraa dalam hati.     

"Sekarang Kak Danish nya ada di mana? masih di kantor atau di rumah sakit?" tanya Ayraa dengan perasaan cemas.     

"Masih di kantor, saya masih menunggu perintah dari Bu Danish.. kita akan membawa ke rumah sakit atau ke rumah Ibu." jawab Dewa sedikit serba salah takut terkena imbas kemarahan Ayraa yang terlihat marah.     

"Kamu antar ke rumah saja sekarang, aku harus melihat dulu bagaimana keadaan Kak Danish." ucap Ayraa memberi keputusan setelah berpikir cepat.     

"Baik Bu siap...sekarang juga saya akan mengantar Pak Danish pulang. Bisa minta tolong untuk diberi alamat lengkapnya Bu, Karena saya belum pernah ke sana." ucap Dewa menjalankan perintah Ayraa.     

"Aku sudah merasa tidak enak tadi pagi, Aku sudah bilang untuk tidak bekerja tapi tetap saja Kak Danish ingin bekerja dan sekarang benar-benar terjadi sesuatu pada Kak Danish. Ini semua karena ulah Dara sehingga dampaknya seperti ini pada kak Danish, lihat saja kalau terjadi sesuatu pada Kak Danish tidak akan aku membiarkan mereka hidup tenang." ucap Ayraa dengan hati kesal.     

Setelah menunggu agak lama, terdengar suara mobil di depan rumah. Dengan segera Ayraa keluar untuk melihat kedatangan Danish yang di antar Dewa.     

"Pak Danish kita bawa ke mana Bu? ke kamar atau ke mana?" tanya Dewa dengan salah satu satpam setelah keluar dari mobil dan berniat untuk mengangkat Danish.     

"Bawa masuk saja ke dalam kamar, di lantai atas." ucap Ayraa seraya berjalan lebih dulu agar di ikuti Dewa yang mengangkat Danish dibantu dengan Pak satpam.     

"Terima kasih ya Dewa." ucap Ayraa setelah dan dibaringkan di atas tempat tidur si kamarnya.     

"Dewa...aku minta tolong padamu untuk mengirim data siapa saja partner kerja yang tadi di meeting bersama Kak Danish? terutama yang mengundurkan diri." Ucap Ayraa ingin tahu siapa saja mereka yang telah berani-beraninya menyakiti hati suaminya.     

"Baik Bu, nanti saya kirim datanya ke ponsel Ibu." ucap Dewa dengan menganggukkan kepalanya.     

"Apa ada lagi pekerjaan yang lain? yang harus saya kerjakan Bu?" tanya Dewa karena Danish masih dalam keadaan pingsan dan tidak bisa memberikan keputusan tentang pekerjaan saat sekarang.     

"Kerjakan apa yang biasanya kamu kerjakan saja Dewa, dan jangan lupa datanya segera kirim ke ponselku." ucap Ayraa sebelum Dewa pergi dengan Pak satpam.     

Setelah Pak satpam dan Dewa meninggalkan rumah, segera Ayraa menghampiri Danish yang masih dalam keadaan pingsan.     

"Kasihan sekali Kak Danish, aku tahu bagaimana perasaan kak Danish sekarang. Pasti terasa ada beban berat dalam pikirannya untuk menghadapi orang-orang yang telah mengetahui kalau dirinya mengidap positif virus HIV." ucapkan Ayraa dalam hati sambil mengamati wajah Danish yang terlihat pucat.     

Melihat tubuh Danish yang menggigil kedinginan, Ayraa menyentuh tubuh Danish sangat dingin.     

Dengan segera Ayraa menyelimuti tubuh Danish dengan selimut tebal. Hati Ayraa menangis melihat keadaan Danish yang terbaring tak berdaya dengan menyimpan beban perasaan yang pasti sangat dalam.     

Seperti biasanya di saat Danish menggigil kedinginan Ayraa naik ke atas tempat tidur ikut berbaring di samping Danish untuk memeluk Danish mengurangi rasa dingin yang menyelimuti Danish.     

Dengan penuh kasih sayang Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat sambil mengusap wajah Danish yang terlihat putih pucat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.