THE BELOVED ONE

DIAM DAN TAK BICARA



DIAM DAN TAK BICARA

0Dengan penuh kasih sayang Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat sambil mengusap wajah Danish yang terlihat putih pucat.     
0

Beberapa saat Ayraa merasakan pergerakan pada kepala Danish yang bergerak pelan.     

Segera Ayraa mengubah posisinya menjadi berbaring miring agar bisa menatap tepat pada wajah Danish perlahan membuka kedua matanya.     

Kedua mata Danish sudah terbuka tapi terlihat jelas kalau tatapannya begitu kosong. Ayraa merasakan kehampaan pada tatapan kedua mata Danish.     

"Kak Danish." panggil Ayraa seraya mengusap wajah Danish dengan lembut.     

Namun tatapan mata Danish tetap bergeming, tidak ada pergerakan sama sekali hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan yang kosong.     

Hati Ayraa menangis melihat keadaan Danish seperti kehilangan jati dirinya.     

"Kak Danish... sadar Kak." ucap Ayraa kembali memanggil Danish agar sadar dari kehampaan nya dan kediamannya.     

Namun masih saja tidak ada pergerakan sama sekali dari Danish selain hanya matanya yang terbuka dan menatap lurus kedepan dengan pandangan yang kosong.     

Seketika Ayraa memeluk Danish dengan menangis tersedu-sedu.     

"Kak Danish... jangan seperti ini Kak, sadarlah Kak...Kak Danish harus sabar dan kuat dengan semua ini Kak." ucap Ayraa di sela-sela Isak tangisnya menangkup wajah Danish.     

"Kak Danish." panggil Ayraa terus menerus menatap kedua Danish agar Danish menatap dirinya.     

Walaupun kedua mata Danish mengarah pada kedua matanya Ayraa, tetap saja pandangan itu kosong dan hampa.     

"Kak Danish!! sadar Kak!! jangan membuatku takut Kak." Teriak Ayraa menangis keras karena Danish sama sekali tidak ada pergerakan sama sekali bahkan tubuhnya juga tak bergerak.     

Ayraa berusaha menyadarkan Danish dari keterpakuannya dengan mencium bibir Danish yang biasanya merespon cepat saat Ayraa menciumnya. Tapi saat ini bibir Danish sama sekali tak bergerak bahkan seolah-olah tak merasakan ciumannya Ayraa dan keberadaan Ayraa.     

Ayraa semakin menangis pilu dengan memeluk Danish dan menyandarkan kepalanya di dada Danish.     

Rasa putus asa hampir menguasai hati Ayraa melihat Danish seperti mayat hidup yang sama sekali tidak bergerak dan merespon apapun yang ada disekelilingnya.     

Ayraa mengusap air matanya untuk yang terakhir kali. Ayraa bertekad untuk berdiri kuat menghadapi semua ujian yang menimpanya.     

"Aku tidak akan menyerah Kak Danish, aku akan mengembalikan hidup Kak Danish seperti awal. Aku akan bersabar dan akan menjaga kak Danish dalam keadaan apapun." ucap Ayraa mengusap wajah Danish dengan tatapan penuh cinta.     

"Kak Danish tidak bicara tidak apa-apa tapi dengarkan aku saat aku bicara ya Kak?" ucap Ayraa menautkan keningnya pada kening Danish dengan sangat lama.     

Setelah beberapa saat Ayraa menunggu dan menjaga Danish tanpa ada pergerakan dari Danish sama sekali. Ayraa melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan jam tiga sore waktunya Danish untuk minum obat tiga sebelum makan malam.     

"Kak Danish, minum obat dulu ya? karena sudah waktunya untuk minum agar tubuh Kak Danish tidak melemah." ucap Ayraa seraya mengusap wajah Danish.     

Walaupun tidak ada anggukan kepala atau pergerakan kedua mata Danish Ayraa tetap turun dari tempat tidur untuk mengambil obat dan membantu Danish untuk meminum obatnya karena obat Danish tidak boleh terlewati sedikitpun.     

Dengan hati-hati dan pelan Ayraa meminumkan obat Danish dengan membuka mulut Danish yang terkatup.     

Karena mulut Danish tertutup rapat dan tidak mau menelan obat kapsul yang diberikan Ayraa, terpaksa Ayraa menjadikan kapsul obat itu menjadi serbuk agar bisa tertelan dengan air yang disuapkan pada Danish.     

"Syukurlah akhirnya obat itu tertelan juga walaupun harus menyuapi sedikit-sedikit ke mulut kak Danish." ucap Ayraa mengambil nafas lega.     

"Sekarang aku harus berpikir bagaimana caranya Kak Danish makan, kalau Kak Danish tidak mau menelannya atau mengunyahnya." tanya Ayraa adalah hati seraya berpikir keras mencari cara agar Danish bisa menelan makanannya.     

"Apa aku harus menjadikan bubur saja semua makanannya kak Danish, agar bisa tertelan sedikit demi sedikit?" tanya Ayraa dalam hati sambil berjalan kearah dapur untuk menyiapkan semuanya.     

Tanpa rasa putus asa Ayraa menyiapkan makanan nasi dan sayur menjadi satu untuk dijadikan bubur yang sedikit encer juga menyiapkan jus yang baru agar bisa diminum oleh Danish.     

Dengan menghela napas panjang Ayraa membawa makanan dan minuman Danish ke dalam kamar. Di lihatnya Danish tetap pada posisi berbaring dengan kedua mata menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong dan hampa.     

"Kak Danish, sekarang sudah waktunya kita makan. Kak Danish harus makan dulu ya? agar Kak Danish tidak sakit." ucap Ayraa seraya meletakkan makanan dan minuman yang di samping Danish.     

Dengan penuh perhatian Ayraa menyuapi Danish dengan sangat hati-hati dan sedikit demi sedikit agar makanannya tertelan Danish tanpa Danish tersedak.     

Dengan memakan waktu yang lama makanan dan minuman Danish akhirnya habis juga.     

Setelah mengembalikan gelas dan piring kotor ke dapur, Ayraa mengambil sebaskom air hangat dan handuk kecil untuk membersihkan badan Danish.     

"Sekarang waktunya Kak Danish membersihkan badan ya? agar kak Danish terlihat segar. Aku yang akan membersihkan tubuh kak Danish ya?" ucap Ayraa seraya meletakkan baskomnya di atas meja.     

Dengan sangat telaten Ayraa melepas seluruh pakaian Danish kemudian membersihkannya dengan penuh perasaan sehingga tubuh dan terlihat segar kembali.     

Tanpa di ketahui Ayraa, setitik air mata menetes dari kedua sudut mata Danish.     

Saat melihat tubuh Danish yang tidak berpakaian apa-apa. Tiba-tiba selintas pikiran pada otak Ayraa untuk menguji dan melihat reaksi Danish di saat dirinya melakukan hal yang akan membuat dirinya dan bayinya menjadi tertular penyakit Danish.     

"Mungkin aku harus melakukannya untuk mengetahui reaksi Kak Danish. Semoga kak Danish masih mempunyai kesadaran dalam hatinya walaupun nanti aku tidak benar-benar akan melakukannya, karena aku sangat menyayangi bayi ku." ucap Ayraa dalam hati untuk melakukan rencananya.     

"Kak Danish...kak Danish tahu saat melihat kak Danish telanjang seperti ini aku ingin sekali bercinta dengan kak Danish. Aku selalu tidak bisa menahan hasratku tiap kali melihat kak Danish seperti ini. Kali ini biarkan aku yang aktif untuk memenuhi keinginanku ini ya Kak? Aku ingin melebur jadi satu dengan Kak Danish bersama bayi kita... agar kita bertiga sama-sama mengidap virus HIV. Kita akan bahagia bersama dan melalui kesedihan bersama-sama. Untuk itu...aku tidak memakaikan pengaman pada milik Kak Danish. Aku akan memasukkan milik kak Danish pada milikku yang paling dalam tanpa apapun agar aku dan bayiku bisa merasakan apa yang dirasakan Kak Danish." ucap Ayraa di telinga Danish dengan sangat jelas.     

Walau Ayraa tidak melihat ada pergerakan di kedua mata Danish tapi Ayraa merasakan detak jantung Danish berdetak cukup keras setelah mendengar ucapan Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.