THE BELOVED ONE

KEMARAHAN AYRAA



KEMARAHAN AYRAA

0"Kak Danish, sebaiknya Kak Danish hari ini tidak perlu pergi ke kantor istirahat saja di rumah." ucap Ayraa yang akan pergi berangkat kuliah.     
0

"Iya... Ayraa, hati-hati di jalan." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Iya Kak, Kak Danish juga... jaga diri di rumah ya? jangan lupa makan siang dan minum obatnya Kak." ucap Ayraa seraya mengecup punggung tangan Danish dan Danish pun membalas mengecup kening Ayraa.     

Ayraa berjalan cepat keluar pintu dan membawa motornya untuk pergi kuliah sekaligus ada tujuan yang lebih penting dari semua itu yaitu minta pertanggungjawaban pada Bara dan Adiyasa mewakili Dara yang sudah pindah.     

Dengan naik motornya Ayraa sudah sampai di tempat kuliah.     

"Ayraa." panggil Bara yang sudah menunggu Ayraa cukup lama.     

Ayraa menoleh ke arah Bara yang sedang memanggilnya.     

"Lama sekali kamu datang? sudah dari tadi aku menunggumu disini." ucap Bara yang sudah di hadapan Ayraa.     

"Sudah berapa menit kamu menunggu disini?" tanya Ayraa dengan tatapan sinis.     

"Hampir setengah jam yang lalu aku menunggu. Memang ada apa? kamu menyuruhku untuk menunggumu?" tanya Bara sedikit was-was melihat wajah Ayraa yang terlihat sinis.     

"Ada yang penting aku bicarakan sama kamu tentang masalah apa yang telah dilakukan Dara pada Kak Danish." ucap Ayraa seraya mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian.     

"Apa masih ada masalah dengan kejadian yang telah dibuat oleh Dara?" tanya Bara dengan mengerutkan keningnya.     

"Masalah yang sangat besar! kamu tahu dampak apa yang terjadi pada Kak Danish? karena ulah saudaramu itu?" ucap Ayraa dengan tatapan mata yang sangat tajam.     

"Aku kurang paham dengan apa yang kamu katakan Ayraa. Dampak apa maksudmu? katakan saja apa yang terjadi, aku akan mendengarkan." ucap Bara yang tidak bisa berbasa-basi.     

"Karena ulah saudaramu itu, Kak Danish kehilangan semua tendernya hingga Kak Danish menjadi stress dan hampir gila." jawab Ayraa dengan gusar.     

"Apaaa!!! kehilangan tendernya? kenapa bisa kehilangan tendernya?" tanya Bara semakin tak mengerti ada hubungan apa kehilangan tender dengan akibat ulah Dara.     

"Karena partner kerja Kak Danish yang sudah deal tendernya terpaksa membatalkan kerja samanya karena tahu kak Danish mengidam positif virus HIV. Dan itu tidak hanya satu orang tapi sepuluh orang yang membatalkannya. Kamu bisa bayangkan bagaimana kecewanya hati Kak Danish? apalagi dari mereka semua mengatakan kalau Kak Danish adalah laki-laki yang tidak bermoral karena positif virus HIV itu, sekarang apa yang bisa kamu katakan padaku!! katakan bagaimana perasaanmu kalau itu terjadi pada dirimu?" ucap Ayraa dengan nafas memburu karena menahan amarahnya.     

Bara tertegun di tempatnya mendengar semua cerita Ayraa. Dan Bara tidak tahu harus berkata apa setelah mendengar itu semua.     

"Kenapa kamu diam saja? kamu tidak bisa menjawabnya bukan?" tanya Ayraa dengan tatapan yang masih penuh dengan kemarahan.     

"Kamu menginginkan aku harus berbuat seperti apa? katakan saja! aku akan melakukannya kalau memang itu bisa mengembalikan semuanya." ucap Bara membalas tatapan Ayraa dengan tatapan sangat dalam.     

"Aku minta kembalikan semua tender yang lepas dari perusahaan Kak Danish. Sepuluh orang yang telah mengatakan Kak Danish laki-laki yang tidak bermoral.. mereka harus kembali bekerjasama dengan Kak Danish dan mereka harus minta maaf pada Kak Danish." ucap Ayraa serius dengan suara penuh tekanan.     

"Kalau aku bisa melakukan hal itu semua? apa kamu akan memaafkan Dara dan kita semua?" tanya Bara dengan tatapan serius.     

Ayraa menganggukan kepalanya dengan pasti.     

"Baiklah...beri aku waktu satu minggu untuk mengembalikan semua tender yang lepas dari perusahaan Danish dan mereka juga akan meminta maaf." ucap Bara dengan bersungguh-sungguh.     

"Tidak!! bukan waktu satu minggu yang kamu perlukan, tapi hanya dengan tiga hari kamu harus bisa menyelesaikan semuanya, aku sudah mengirim pesan padamu dengan data sepuluh orang yang melepas tender itu." ucap Ayraa tanpa memberi waktu yang lama.     

"Baiklah Ayraa, aku akan memenuhi semua keinginanmu itu." ucap Bara menatap penuh wajah Ayraa setelah membaca nama sepuluh orang yang di kirim Ayraa padanya.     

"Aku akan menunggu dalam waktu tiga hari." ucap Ayraa membalas tatapan Bara sekilas kemudian berjalan menjauh meninggalkan Bara yang masih berdiri di tempatnya.     

Setelah Ayraa hilang dari pandangannya, Bara segera menghubungi Ayahnya dan menceritakan semua apa yang terjadi pada Danish seraya mengirim nama sepuluh orang yang telah melepas tender itu.     

"Jadi sepuluh nama yang kamu kirim ini, adalah orang-orang yang melepas tendernya dengan perusahaan Danish?" tanya Adiyasa pada Bara untuk memastikan apa yang dimaksud dengan Bara.     

"Benar Ayah, dan untuk mendapatkan maaf dari Ayraa kita harus mengembalikan tender itu semua... juga orang-orang itu harus meminta maaf pada Dhanis." ucap Bara pada Ayahnya.     

"Berapa hari waktu yang di berikan Ayraa tadi?" tanya Adiyasa dengan mengerutkan keningnya mencari cara bagaimana sepuluh orang itu harus kembali bekerja sama dengan perusahaan Danish.     

"Waktu yang diberikan Ayraa hanya tiga hari saja." Jawab Bara dengan perasaan cemas.     

"Baiklah.. Ayah bisa melakukannya dalam tiga hari dan semuanya akan kembali dalam keadaan yang seperti semula." ucap Adiyasa setelah menemukan jalan keluarnya yaitu dengan memberikan sepuluh persen lagi hasil keuntungannya pada mereka. Dan tambahan itu di ambil dari keuntungan saham milik Adiyasa.     

"Terima kasih Ayah, aku akan membantu Ayah di kantor setelah selesai kuliah ini. Agar cepat selesai masalah ini." ucap Bara yang juga membantu usaha bisnis Ayahnya di luar kuliahnya. Dan itu sudah berlangsung sangat lama.     

"Baiklah Bara, Ayah akan menunggumu." ucap Adiyasa kemudian menutup panggilannya Bara.     

Setelah bicara panjang lebar dengan Ayahnya, Bara beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arah ruang kelasnya di mana Ayraa juga sudah ada di sana.     

Ayraa mengambil napas lega setelah meminta pertanggungjawaban semuanya pada Bara.     

Tidak beberapa lama setelah selesai mengikuti jam mata kuliahnya, Ayraa bergegas bangun dari duduknya dan beranjak pergi meninggalkan ruangannya untuk segera pulang ke rumah.     

"Ayraa tunggu!" panggil Bara sebelum Ayraa berjalan jauh dari ruangannya.     

Ayraa menghentikan langkahnya membalikkan badannya dan melihat Bara yang tengah berlari menghampirinya.     

"Ada apa lagi?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Bara.     

"Boleh aku ikut denganmu sekarang, untuk melihat keadaan Danish." tanya Bara dengan tatapan bersungguh-sungguh.     

"Jangan sekarang karena keadaan Kak Danish masih belum cukup baik. Datanglah kalau kamu sudah selesai dalam tiga hari. Aku akan menunggumu di rumah." ucap Ayraa memberikan janji pada Bara.     

"Baiklah...dalam tiga hari aku berjanji semua masalah Danish akan selesai. Dan... aku akan datang ke rumahmu untuk menikmati satu cangkir teh hangat buatanmu. Bagaimana?" tanya Bara dengan sangat serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.