THE BELOVED ONE

RASA BERSALAH DARA



RASA BERSALAH DARA

0"Hati-hati di jalan Ayraa, kalau mau.. pakai saja mobilnya Ayraa." ucap Danish saat Ayraa mengambil kunci di atas meja.     
0

Ayraa menganggukan kepalanya seraya mengambil kunci mobil kemudian keluar kamar.     

Tiba di rumah sakit...     

Sambil menghubungi Niluh, Ayraa berjalan masuk ke dalam rumah sakit mencari keberadaan Niluh yang sedang menunggunya.     

"Ayraa!" panggil Niluh bangun dari duduknya setelah melihat kedatangan Ayraa.     

"Ayo kita kesana, Dara sudah dipindahkan ke kamar inap dan keadaannya sudah baik-baik saja." ucap Niluh sambil menggandeng tangan Ayraa dan membawanya ke kamar inap Dara.     

Tiba di kamar Dara, Ayraa melihat Tuan Adiyasa dan Bara yang sedang duduk di samping Dara yang masih terbaring lemah.     

"Ayraa?" panggil Bara yang sangat terkejut melihat kehadiran Ayraa di kamar Dara.     

Dengan segera Bara menggandeng tangan Ayraa dan mengajaknya keluar dari kamar.     

"Kenapa kamu ada di sini? siapa yang memberitahumu kalau Dara ada di rumah sakit ini?" tanya Bara menatap wajah Ayraa dengan tatapan tak percaya.     

"Setelah kamu memberitahu keadaan Dara, aku menghubungi Niluh dan sekarang di sinilah aku." ucap Ayraa tanpa menceritakan apa yang ia bicarakan dengan Niluh.     

"Apa kamu sudah memaafkan Dara, hingga kamu datang ke sini?" tanya Bara menatap penuh wajah Ayraa.     

"Aku sudah memaafkan Dara, untuk itu aku datang ke sini." ucap Ayraa sudah memaafkan Dara karena Bara sudah mengembalikan semua apa yang membuat Danish menjadi bahagia kembali.     

"Syukurlah kalau kamu sudah memaafkan Dara, karena saat ini...Dara sudah menyesali semuanya, hingga dia nekat melukai dirinya sendiri karena penyesalan itu." ucap Bara dengan wajah sedih.     

"Semoga Dara benar-benar menyesalinya dan tidak mengulangi lagi apa yang telah dia lakukan padaku dan Kak Danish." ucap Ayraa dengan serius.     

"Oh ya..terima kasih karena kamu telah memenuhi apa yang telah aku inginkan. Aku tidak mengira dengan wai yang aku berikan tiga hari ternyata dalam satu hari kamu sudah menyelesaikan semua masalah Kak Danish. Dan sekarang keadaan Kak Danish semakin membaik bahkan sudah mempunyai semangat hidup untuk bekerja kembali. Aku ucapkan terima kasih sekali lagi, karena telah mengembalikan kebahagiaannya kak Danish." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh.     

"Sama-sama dan lagi...ini semua bukan aku saja yang melakukannya, tapi dengan bantuan Ayah.. Karena aku Ingin secepatnya menyelesaikan masalah Danish." ucap Bara dengan tatapan tak berkedip menatap wajah Ayraa yang terlihat semakin cantik saat tidak marah padanya.     

"Tapi terus terang, aku penasaran dari tadi bagaimana caranya kamu bisa mengembalikan semua itu dalam waktu satu hari saja. Apa kamu mau menceritakannya?" tanya Ayraa menatap Bara dengan penasaran.     

"Ayah menghubungi mereka dan menawarkan tambahan hasil dari kerjasama itu sepuluh persen yang diambil dari keuntungan Ayah yang ada di perusahaan Danish." jawab Bara dengan jujur.     

"Ya Tuhan, jadi selama mereka bekerjasama dengan perusahaan Kak Danish keuntungan Tuan Adiyasa dikurangi sepuluh persen untuk mereka semua?" tanya Ayraa memastikan apa yang diucapkan Bara.     

"Iya benar... jadi keuntungan ayah tiga puluh lima persen dari perusahaan Danish dikurangi sepuluh persen dan itu di berikan pada mereka. Jadi Ayah hanya menerima dua puluh lima persen saja." ucap Bara menjelaskan semuanya pada Ayraa.     

Kedua mata Ayraa berkaca-kaca mendengar penjelasan Bara tentang kebaikan hati Tuan Adiyasa pada Danish.     

"Tuan Adiyasa hatinya sangat baik dia selalu perhatian pada Kak Danish dan selalu memberi nasihat-nasihat yang baik pada Kak Danish. Semoga saja Tuan Adiyasa sehat selalu dan panjang umur." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh.     

Bara tersenyum mendengar ucapan Ayraa yang sudah tidak membenci keluarganya lagi.     

"Kita kembali ke dalam dulu." ucap Bara kemudian berjalan masuk kedalam kamar Dara diikuti Ayraa di sampingnya.     

"Bagaimana keadaan Danish Ayraa? apakah Danish sudah baik-baik saja?" tanya Adiyasa saat Ayraa berdiri di sampingnya.     

"Keadaan Kak Danish baik-baik saja sekarang Om. Dan itu semua berkat kebaikan hati Om Adiyasa. Secara pribadi aku mengucapkan terima kasih pada Om yang telah membantu menyelesaikan masalah pada Kak Danish dengan mengorbankan hasil keuntungan Om Adiyasa." ucap Ayraa dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Tidak apa-apa Ayraa, apa yang telah Om lakukan itu adalah hal yang sangat kecil dibandingkan dengan penderitaan yang dialami Danish karena ulah Dara." jawab Adiyasa dengan tulus.     

"Sekarang bagaimana keadaan Dara Om? dan bagaimana bisa terjadi seperti itu?" tanya Ayraa penasaran ingin tahu apa penyebab Dara nekat bunuh diri.     

"Setelah mendengar cerita dari Bara tentang keadaan Danish, Om sangat marah dan menghubungi Dara. Entah apa yang Om ucapkan pada Dara hingga membuat Dara nekat melakukan hal seperti ini. Semoga saja itu adalah rasa penyesalan darai karena telah menyakiti hati orang lain." ucap Adiyasa dengan perasaan sedih dan bersalah.     

"Semoga saja Dara benar-benar menyesalinya ya Om, agar menjadi wanita yang lebih baik lagi." ucap Ayraa apa adanya.     

"Aamiin, Om... mau keluar sebentar ya untuk mencari makan." ucap Adiyasa pamit pada Ayraa saat merasa perutnya telah kelaparan.     

"Ya Om...silakan." ucap Ayraa seraya duduk di tempat duduknya Adiyasa.     

"Kamu bisa menjaga Dara sebentar bukan?aku mau ikut Ayah, aku juga merasakan lapar. Apa kamu mau sesuatu juga Ayraa?" tanya Bara karena tahu Ayraa dalam keadaan hamil.     

Ayraa menggelengkan kepalanya dan tersenyum.     

"Tidak usah Bara, Aku sudah makan di rumah tadi, kamu ajak Niluh saja, karena dia dari pagi belum makan katanya." ucap Ayraa berbohong agar Bara mengajak Niluh sekalian.     

Bara menganggukkan kepalanya kemudian melihat ke arah Niluh yang sedang menatapnya.     

"Ayo Niluh ikut denganku sama ayah, kita cari makan di kantin." ucap Bara pada Niluh kemudian meninggalkan Ayraa berdua dengan Dara.     

Setelah Bara dan Niluh pergi Ayraa yang menjaga Dara yang belum sadar.     

Ayraa menatap wajah Dara yang terlihat pucat dengan kedua matanya yang masih terpejam.     

Tiba-tiba Ayraa dikejutkan dengan suara Dara yang meracau memanggil nama Danish.     

"Danish... Danish... jangan pergi! maafkan aku Danish. Aku mencintaimu dan aku sangat terluka karenamu. Jangan pergi! tetaplah di sini, maafkan aku Danish..maafkan aku." racau Dara berulang-ulang.     

Segera Ayraa meraba kening dan ceruk leher Dara ternyata Dara dalam keadaan demam tinggi.     

"Bangunlah Dara, kamu tenang saja... Kak Danish sudah memaafkan kamu dan tidak akan kemana-mana." ucap Ayraa sambil mengusap wajah Dara yang masih meracau memanggil nama Danish.     

Perlahan kedua mata Dara terbuka dan melihat Ayraa yang ada di hadapannya.     

"Ayraa!" panggil Dara seketika memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

"Maafkan aku Ayraa." ucap Dara menangis dalam pelukan Ayraa.     

"Aku sudah memaafkanmu Dara, kamu jangan menangis lagi." ucap Ayraa sambil mengusap lembut punggung Dara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.