THE BELOVED ONE

MINUM BERDUA SEBAGAI TEMAN



MINUM BERDUA SEBAGAI TEMAN

0"Aku sudah memaafkanmu Dara, kamu jangan menangis lagi." ucap Ayraa sambil mengusap lembut punggung Dara.     
0

"Tolong sampaikan pada Danish kalau aku sungguh-sungguh minta maaf padanya dan aku sangat menyesal." ucap Dara dengan hati yang diliputi penyesalan.     

"Iya...nanti aku sampaikan pada Kak Danish atas permintaan maaf kamu. Sekarang kamu harus cepat sembuh dan memulai hidup yang baru tanpa ada kebencian pada kita berdua." ucap Ayraa dengan tatapan mata yang bersahabat.     

"Terima kasih Ayraa, aku berjanji padamu tidak akan menyakiti hati kalian berdua lagi." ucap Dara dengan bersungguh-sungguh.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dan tersenyum.     

"Ayraa, kalau aku kembali lagi kuliah di kampus kita.. apa kamu tidak merasa keberatan?" tanya Dara menatap penuh wajah Ayraa.     

"Kenapa aku harus keberatan? aku malah senang kalau kamu kembali lagi di kampus kita. Kita bisa berteman dan bersahabat." ucap Ayraa yang sama sekali belum punya seorang teman atau sahabat selain Niluh.     

"Terima kasih Ayraa, kamu telah menganggapku sebagai seorang sahabat, kamu bisa pegang janjiku kalau aku akan menjaga persahabatan kita dengan sangat baik." ucap Dara merasa bahagia karena ada seorang teman yang benar-benar tulus kepadanya.     

"Kamu tidak perlu berjanji seperti itu... yang terpenting kita berusaha yang terbaik untuk persahabatan kita." ucap Ayraa ikut merasakan kebahagiaan Dara.     

"Hem...Hem... terlihat sangat akrab sekarang ya?" tanya Bara yang tiba-tiba sudah di dalam kamar bersama Niluh tanpa Adiyasa.     

Wajah Dara terlihat memerah dengan candaan Bara.     

Sambil tersenyum Bara menghampiri Dara sambil membawa beberapa makanan untuk Dara dan Ayraa.     

"Ayraa ada beberapa kue di dalam kotak dos itu. Kamu bisa memakannya atau kamu bawa pulang. Aku tidak mau bayi kamu kelaparan." ucap Bara memberikan perhatiannya pada Ayraa.     

"Terima kasih Bar." ucap Ayraa dengan wajahnya yang sedikit memerah.     

Bara tersenyum manis mendengar ucapan terima kasih dari Ayraa.     

"Bara di mana Ayah? apa Ayah belum kesini?" tanya Dara tiba-tiba dengan tatapan sedih karena terlalu sangat menyakiti hati Ayahnya dengan sikapnya yang tidak baik dan pasti sangat mengecewakan hati Ayahnya.     

"Sudah dari tadi pagi... Ayah menjaga kamu." ucap Bara duduk di samping Dara di ikuti Niluh yang berdiri di sampingnya.     

"Lalu... Ayah sekarang ada di mana?" tanya Dara sedikit tenang hatinya setelah mendengar ucapan Bara kalau Ayahnya telah menjaganya.     

"Barusan pulang karena ada pertemuan mendadak dengan salah satu partner kerjanya, kamu jangan kuatir Ayah pasti akan kembali kesini untuk melihatmu." ucap Bara menenangkan hati Dara.     

"Ayraa, apa kamu tidak dicari Danish karena kamu sudah lama di sini?" tanya Bara menguatirkan Ayraa.     

"Aku sudah minta izin pada Kak Danish kalau pergi ke rumah Niluh. Aku masih belum menceritakan tentang hal ini pada Kak Danish, karena takut Kak Danish terbebani lagi. Mungkin nanti saat di rumah aku akan menceritakan semuanya karena sekarang keadaannya sudah baik-baik saja." ucap Ayraa panjang lebar.     

"Kalau begitu bisakah kamu menemaniku untuk minum bersama denganku di kantin?" ucap Bara mengingatkan akan janjinya Ayraa.     

Ayraa terdiam memikirkan antara mau menemani atau tidak..karena sudah janjinya pada Bara akhirnya Ayraa pun menganggukkan kepalanya.     

"Baiklah aku akan menemanimu tapi tidak bisa lama ya... karena aku harus pulang secepatnya. Dara nanti setelah dari kantin aku langsung pulang, jadi tidak mampir ke sini lagi." ucap Ayraa pada Bara dan Dara.     

"Ya tidak apa-apa... terima kasih ya atas waktunya untuk melihat ku." ucap Dara dengan tulus.     

Ayraa tersenyum menganggukan kepalanya.     

"Niluh...jaga Dara sebentar ya, jangan kuatir nanti aku akan mengantarmu pulang." ucap Bara sambil menepuk bahu Niluh.     

Niluh menganggukan kepalanya dengan hati yang sedikit cemburu melihat Bara masih begitu memperhatikan Ayraa.     

"Ayo Ayraa, kita ke kantin sekarang." ucap Bara dengan hati yang dipenuhi kebahagiaan karena hubungan antara dirinya dan Ayraa sudah semakin membaik.     

Tiba di kantin Bara memberikan sebuah kursi untuk Ayraa yang duduk berhadapan dengannya.     

"Kamu pesan apa Ayraa? katakan saja.. hari ini aku membebaskan kamu untuk meminta apapun, agar bayi kamu tidak kelaparan." ucap Bara dengan tersenyum.     

"Aku hanya minum susu saja." ucap Ayraa tidak ingin hal lainnya.     

"Baiklah apa kamu tidak ingin makan sesuatu?" tanya Bara memastikan lagi keinginan Ayraa.     

Ayraa menggelengkan kepalanya sambil melihat ke jam tangannya.     

"Aku hanya minta waktumu setengah jam saja. Aku tidak akan menahanmu lama-lama di sini." ucap Bara sangat tahu apa yang ada di dalam pikiran Ayraa.     

Ayraa terdiam...merasa canggung tidak tahu bicara apa pada Bara.     

"Ayraa.. aku hanya memastikan saja dan semoga apa yang aku takutkan tidaklah benar. Bayi kamu dan kamu sendiri baik-baik saja bukan? maksudku tidak tertular suamimu?" tanya Bara bertanya pada Ayraa karena ikut merasakan kecemasan tentang keadaan Ayraa.     

"Aku dan bayiku sehat-sehat saja dan aku masih negatif juga bayiku. Aku dan kak Danish sudah konsultasi dengan Dokter. Dan Dokter sendiri pun memantau keadaanku dan bayiku... jadi kamu jangan merasa cemas." ucap Ayraa semakin canggung dengan perhatian Bara.     

Bara mengambil nafas lega.     

"Syukurlah kalau kamu dan bayi kamu baik-baik saja....dan aku harap kesehatan Danish juga akan semakin membaik." ucap Bara dengan tulus.     

"Iya... terima kasih atas doamu." ucap Ayraa seraya melihat jam tangannya lagi.     

"Kalau suatu saat kamu membutuhkan sesuatu atau membutuhkan pertolongan, kamu bisa meminta tolong padaku.. aku pasti akan membantumu." ucap Bara dengan sungguh-sungguh.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Ya sudah.. aku hanya ingin mengatakan hal itu saja. Ayo cepat... habiskan minumanmu kurang sepuluh menit lagi, waktu setengah jam cepat berlalu juga ya." ucap Bara tertawa kecil merasa berat berpisah dengan Ayraa.     

Ayraa pun tersenyum melihat Bara yang sekarang sudah bisa mulai tertawa tidak berwajah dingin seperti sebelum-sebelumnya.     

"Aku ucapkan terima kasih sekali lagi ya, atas semua bantuanmu pada Kak Danish." ucap Ayraa kemudian bangun dari duduknya untuk segera kembali pulang.     

"Sama-sama Ayraa, ayo...aku antar ke depan rumah sakit." ucap Bara semakin penuh perhatian pada Ayraa.     

Setelah berpisah dengan Bara di depan rumah sakit Ayraa segera masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya ke arah rumahnya.     

"Kak Danish." panggil Ayraa setelah masuk ke dalam rumah karena tidak mendengar suara apapun.     

Ayraa naik ke lantai atas kemudian masuk ke dalam kamarnya dilihatnya Danish masih terbaring di tempat tidur.     

Dengan cemas Ayraa meraba kening dan ceruk leher Danish merasa cemas kalau Danish mengalami demam lagi.     

Ayraa menghilang nafas lega karena keadaan Danish baik-baik saja dan hanya tertidur pulas.     

"Kak Danish... bangun Kak." panggil Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.