THE BELOVED ONE

KECEMBURUAN DANISH



KECEMBURUAN DANISH

0Ayraa menghilang nafas lega karena keadaan Danish baik-baik saja dan hanya tertidur pulas.     
0

"Kak Danish... bangun Kak." panggil Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish.     

Perlahan kedua mata Danish terbuka menatap wajah Ayraa yang sedang ada di hadapannya.     

"Kamu lama sekali pulang? aku menunggu dari tadi." ucap Danish sambil meraih pinggang Ayraa dan memeluknya dengan sangat erat.     

"Iya Kak...aku memang terlambat pulang. Sekarang Kak Danish duduk ya? aku akan menceritakan sesuatu pada Kak Danish." ucap Ayraa seraya membantu Danish untuk duduk bersandar.     

"Mau menceritakan tentang apa? aku jadi penasaran." ucap Danish dengan tersenyum meraih tangan Ayraa dan menggenggamnya.     

"Aku mau membicarakan tentang Dara dan Bara." ucap Ayraa menggantungkan lanjutannya.     

Danish menatap Ayraa tanpa berkedip kemudian terdiam sejenak.     

"Lanjutkan Ayraa." pinta Danish dengan wajah serius.     

"Jadi begini Kak kemarin saat melihatnya Kak Danish sakit aku sangat marah sekali pada d     

Dara. Karena Dara tidak ada disini aku menemui Bara untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang terjadi pada Kak Danish. Aku ceritakan semua pada Bara bagaimana Kak Danish harus kehilangan partner kerja yang telah mencabut hak saham mereka. Saat itu aku mengancam Bara untuk mengembalikan semua itu dalam waktu tiga hari saja, mereka semua harus meminta maaf pada Kak Danish dan harus tetap bekerja sama dengan perusahaan Kak Danish. Dan ternyata hanya dalam satu hari saja Bara sudah menyelesaikan semua apa yang aku minta. Itu semua ternyata berkat Tuan Adiyasa yang sangat sayang sama Kak Danish dengan memberikan hasil keuntungannya sepuluh persen pada mereka. Aku tadi bersama Niluh menengok Dara yang sakit di rumah di sakit karena berusaha bunuh diri setelah di marahi Tuan Adiyasa. Di rumah sakit aku bertemu dengan Tuan Adiyasa sekalian aku mengucapkan terima kasih pada Tuan Adiyasa atas bantuannya pada kita." jelas Ayraa panjang lebar.     

"Jadi mereka semua yang datang ke Dewa untuk meminta kerjasama kembali sekaligus meminta maaf itu karena Tuan Adiyasa? dan Tuan Adiyasa melakukan hal itu karena barang dan Bara melakukannya karena permintaan kamu tanya." ucap Danish memastikan lagi dengan apa yang diceritakan Ayraa.     

"Bukan karena aku saja Kak, tapi Tuan Adiyasa melakukannya karena sangat sayang sama Kak Danish. Kalau Kak Danish tidak percaya bisa tanya sendiri sama Tuan Adiyasa." ucap Ayraa seolah-olah Danish berpikir semua yang terjadi adalah karena atas permintaannya pada Bara.     

Danis kembali terdiam agak lama dengan wajah yang terlihat suram.     

"Ada apa Kak? Kenapa Kak Danish wajahnya seperti itu? apakah Kak Danish kecewa dengan apa yang aku lakukan pada bara?" tanya Ayraa menatap wajah Danish.     

"Dengan kamu melakukan hal seperti itu sama saja kamu telah memberikan harapan pada Bara. Seolah-olah kamu tergantung pada Bara." ucap Danish dengan perasaan cemburu.     

"Tidak Kak, aku tidak memberikan harapan apa-apa pada Bara. Aku melakukannya semata-mata hanya demi Kak Danish. Aku tidak Ingin Kak Danish bersedih hanya karena semua ini." ucap Ayraa dengan jujur.     

"Apa yang di minta Bara setelah melakukan hal itu Ayraa? apa Bara minta berkencan denganmu atau kamu di minta menjadi pacarnya?" tanya Danish dengan kecemburuan yang sangat kentara.     

"Kenapa Kak Danish bicara seperti itu? kenapa Kak Danish tidak percaya sama aku?" Bara tidak minta apapun padaku, tidak seperti yang kak Danish katakan." ucap Ayraa dengan tatapan penuh kecewa karena ternyata Danish telah berpikir buruk tentang Bara yang jelas-jelas sudah membantu untuk menyelesaikan semuanya.     

"Aku tidak percaya kalau dia tidak meminta lebih Ayraa." Ucap Danish tidak bisa lagi menahan cemburunya.     

"Kalau Kak Danish tidak percaya padanya tidak apa-apa, tapi seharusnya Kak Danish percaya padaku...kalau Bara tidak minta apapun padaku selain dia meminta untuk menemaninya meminum teh di kantin dengan waktu hanya setengah jam. Dan itu pun kita membicarakan tentang keadaan Kak Danish dan dia meminta maaf atas semua yang telah diperbuat Dara pada kak Danish. Oh ya.. satu pesan lagi buat Kak Danish dari Dara. Dara meminta maaf atas semua kesalahannya pada Kak Danish." ucap Ayraa dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca kemudian meninggalkan Danish sendirian.     

"Ayraa!! tunggu Ayraa!!" panggil Danish dengan berteriak memanggil Ayraa dengan perasaan menyesal karena telah melukai hati Ayraa.     

Dengan cepat Danish bangun dari tempatnya dan mengejar Ayraa yang ternyata menangis di dapur.     

"Ayraa.. Ayraa sayang, maafkan aku..aku minta padamu sayang, seharusnya aku percaya padamu." ucap Danish seraya memeluk Ayraa dari belakang.     

Ayraa masih menangis terisak-isak dalam diam tidak bicara apa-apa pada Danish.     

"Ayraa... bicaralah padaku... aku minta maaf. Maafkan aku Ayraa sayang." ucap Danish seraya melepas pelukannya dan berlutut di hadapan Ayraa.     

Melihat Danish berlutut di hadapannya hati Ayraa melemah dan tidak tega, apalagi mengetahui Danish masih dalam keadaan sakit.     

"Bangunlah Kak Danish, jangan berlutut seperti ini. Aku tidak marah sama Kak Danish." ucap Ayraa seraya mengangkat bahu Danish agar tidak berlutut lagi.     

Tapi Danish tetap bergeming di tempatnya.     

"Katakan... kamu memaafkan aku lebih dulu Ayraa." ucap Danish dengan wajah menengadah menatap wajah Ayraa.     

"Aku sudah memaafkan Kak Danish." ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

"Terima kasih sayang." ucap Danish kemudian bangun dari berlututnya dan memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

"Aku sangat takut kehilanganmu Ayraa, aku takut kamu akan meninggalkan aku jika kamu terlalu dekat dengan laki-laki lain." ucap Danish di ceruk leher Ayraa.     

"Tidak Kak Danish, aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan Kak Danish. Karena aku sangat mencintai Kak Danish sejak pertama bertemu." ucap Ayraa menangkup wajah tampan Danish.     

Tanpa bicara lagi, Danish memeluk Ayraa semakin erat.     

"Terlebih aku Ayraa, aku sangat mencintaimu." ucap Danish dengan tatapan penuh cinta.     

Ayraa tersenyum mengusap lembut wajah Danish.     

"Kita kembali ke dalam kamar ya Kak." ucap Ayraa masih tersenyum kemudian menggenggam tangan Danish dan membawanya masuk ke dalam kamar.     

"Ceritakan lagi padaku tentang yang tadi Ayraa, aku berjanji tidak akan kekanakan dan cemburu lagi." ucap Danish saat Ayraa sudah di tempat tidur bersama dengan dirinya.     

"Tentang apa yang Kak Danish ingin tahu?" tanya Ayraa seraya membelai rambut kepala Danish yang bersandar di pangkuannya.     

"Tentang kamu minum berdua di kantin?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Hanya setengah jam Kak..dan kita lebih banyak berdiam diri. Jadi tidak ada banyak pembicaraan kita...selain Bara minta maaf dan menanyakan keadaan Kak Danish." ucap Ayraa dengan jujur.     

Danish memejamkan matanya berusaha untuk berdamai dengan rasa cemburunya dengan memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

"Kak Danish, apa Kak Danish mau kita ke rumah Tuan Adiyasa untuk mengucapkan terima kasih pada Tuan Adiyasa?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh.     

Danish terdiam sejenak kemudian membalas tatapan Ayraa.     

"Kalau hari Minggu bagaimana Ayraa?" tanya Danish dengan serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.